Pesawat Lion Air Jatuh
Viral Video Pengendara Menuntun Motornya di Depan Rumah Duka Korban Kecelakaan Lion Air di Sidoarjo
Video suasana di depan rumah duka korban jatuhnya Lion Air PK-LQP JT 610, Jannatun Cintya Dewi menjadi iral dan diperbincangkan di media sosial.
Penulis: Ananda Putri Octaviani
Editor: Astini Mega Sari
TRIBUNWOW.COM - Video suasana di depan rumah duka korban jatuhnya Lion Air PK-LQP JT 610, Jannatun Cintya Dewi yang terletak di Dusun Prumpon, Desa Suruh, Kecamatan Sukodono, Sidoarjo menjadi viral di media sosial.
Diketahui video tersebut diunggah Bahana Patria di laman Facebook miliknya pada Kamis (1/11/2018).
Selama 17 jam diunggah, video ini sudah memiliki lebih dari 19 ribu like, 2,4 ribu comment, dan telah dibagikan sebanyak lebih dari 10 ribu kali.
Video ini bahkan sudah dilihat lebih dari 461 ribu kali.
• Kotak Hitam Ditemukan, Pakar Sebut Analisa Black Box Bisa Makan Waktu hingga Maksimal 1 Tahun
Pada video yang viral itu, tampak barisan pengendara yang mendorong sepeda motornya ketika melintas di depan rumah duka.
Para pengendara itu berbaris dan beriringan menuntun sepeda motor mereka melewati sejumlah karangan bunga untuk Jannatun Cintya Dewi.
Berdasarkan keterangan yang menyertai unggahan video tersebut, Bahana Patria menuliskan bahwa apa yang dilakukan pengendara adalah sebuah bentuk penghormatan sekaligus menunjukkan empati atas duka yang dialami pemilik rumah.
Sang pemilik akun juga menuliskan, saat itu ia mengaku kaget melihat kejadian tersebut.
Dijelaskan Bahana Patria, tradisi turun dari kendaraan ketika melintas di rumah duka merupakan tradisi di Kecamatan Sukodono, Kabupaten Sidoarjo.
Melihat ini, ia mengaku bangga pada Indonesia yang masih menjaga nilai luhur dan budayanya.
• Tak Bawa STNK, 3 Anggota Polisi di Situbondo Ditilang oleh Sesama Polisi
"'Kenapa semua orang menuntun sepeda motornya ya?' tanya saya kepada teman.
'Itu sebagai penghormatan sekaligus menunjukkan empati atas duka dari pemilik rumah,' jawab teman saya.
Saya sendiri kaget melihat kejadian tersebut. Padahal waktu itu sedang jam orang berangkat kerja.
Dan saya melihat keheningan dalam pagi yang ramai.
Mereka seolah merapal doa-doa yang ditujukan kepada pemilik rumah agar diberi kesabaran dalam menerima cobaan.
Di tempat itulah di Desa suruh, kecamatan Sukodono, Sidoarjo, seorang korban musibah Lion air Jannatun Shintya Dewi tinggal.
Perempuan usia 24 tahun tersebut merupakan korban pertama yang berhasil diidentifikasi untuk kemudian diserahkan ke keluarganya.
'Masih ada Indonesia rupanya,' pikir saya bangga.
Walau ada yg menebak Indonesia akan hancur beberapa tahun mendatang.
Nilai-nilai luhur yg dilatarbelakangai keyakinan atas budaya menunjukkan rasa simpati dan empati memang sudah luntur di banyak tempat, malah ada juga yg terang-terangan berpindah kebudayaan ke bangsa lain.
Namun di beberapa daerah nilai-nilai itu masih kokoh terjaga.
Semoga nilai, norma, yg selama ini membangun Indonesia menjadi bangsa yg bermartabat akan selalu terjaga.
Indonesia belum punah,"
• Usai Temukan Kotak Hitam, Tim SAR Temukan Banyak Jenazah Dekat Puing-puing Pesawat
• Kisah Capt Aziz Hamid, Pernah Terbangkan Pesawat dengan Hydraulics yang Jebol
Diketahui, Jannatun Cintya Dewi merupakan salah satu korban kecelakaan pesawat Lion Air PK-LQP JT 610 yang berhasil diidentifikasi untuk pertama kalinya.
Dikutip dari Kompas TV Live, Jannatun Cintya Dewi (24) warga Sidoarjo, Jawa Timur, merupakan anak dari Bambang Supriyadi sebagai suami dan Surtiyem sebagai isteri.
Hal itu diungkapkan Kepala Pusat Inafis Mabes Polri, Brigadir Jenderal Polisi Hudi Suryanto dalam konferensi pers dalam konferensi pers di Rumah Sakit Polri Jakarta, Rabu (31/10/2018).
"Dari 24 kantong yang kami terima, ada satu kantong, tepatnya kantong bernomor reg 00 lion tanjung priok/0010/xxx/201," ujar dia.
Hudi Suryanto mengatakan, identifikasi jenazah Jannatun didapat dari potongan-potongan tubuh yang terdiri dari tangan kanan dengan lima jari lengkap.
"Di dalamnya ternyata ditemukan di antara body part atau bagian-bagian tubuh yang ada di kantong itu. Ditemukan tangan kanan dengan lima jari lengkap," terang Hudi Suryanto.
Tim DVI lantas mencocokan sidik jari potongan tubuh itu dengan data tunggal e-KTP, hingga data-data yang ada, seperti dari pihak keluarga hingga ijazah korban.
"Nama lengkapnya Jannatun Cintya Dewi, lahir Sidoarjo 12 September 1994 perempuan, agama Islam, alamat Dusun Prumpon, RT 1 RW 1, Sukodono, Jawa Timur," jelas Hudi Hudi Suryanto.
(TribunWow.com/ Ananda Putri Octaviani)