Pesawat Lion Air Jatuh
Pengakuan Laura Lazarus Mantan Pramugari Lion Air yang Tak Dapat Kompensasi setelah Alami Kecelakaan
Laura Lazarus, mantan pramugari Lion Air membagikan ceritanya saat mengalami kecelakann ketika dirinya masih bekerja sebagai pramugari.
Penulis: Ekarista Rahmawati P
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
TRIBUNWOW.COM - Laura Lazarus, mantan pramugari Lion Air membagikan ceritanya saat mengalami kecelakann ketika dirinya masih bekerja sebagai pramugari Lion Air.
Menjadi tamu di acara Indonesian Lawyer Club (ILC), Selasa (30/10/2018) Laura mengatakan ia dua kali mengalami kecelakaan serius saat bertugas.
Kecelakaan paling parah adalah ketika pesawat Lion Air MD-82 dengan penerbangan 538 PK-LMN tergelincir saat mendarat di Bandara Adi Sumarmo, Solo pada 30 November 2004 silam.
• Jatuhnya Pesawat Lion Air JT 610 Jadi Kecelakaan Terparah Kedua dalam Sejarah Penerbangan Indonesia
Pesawat melaju menabrak pagar hingga keluar dari runway dan terperosok ke pemakaman umum.
Sebanyak 26 orang tewas dan 55 lainnya terluka dalam kejadian ini.
Dalam insiden itu Laura mengaku wajahnya hancur dan beberapa tulangnya patah.
"Saya mengalami luka sangat parah muka saya hancur dengan keadaan pipi saya ini terbacok, tulang pipi remuk," katanya.
"Ini jauh lebih baik karena saya telah mengalami banyak sekali operasi. Tangan saya copot, pinggang saya patah dan kaki saya patah," lanjut Laura.
"Seperti Pak Karni liat saya juga masih jalan pakai tongkat," tambahnya.
Laura mengatakan bahwa Lion Air hanya memberi pertanggungjawaban usai ia mengalami kecelakaan hingga tahun 2007.
"Lion Air menanggung ketika awal-awal kejadian kecelakaan, 8 bulanan awal mereka tanggung. Lepas (tanggung jawab) itu dari tahun 2007 sudah tidak ada lagi pertanggungjawaban," ungkapnya.
Karni Ilyas, pembawa acara ILC juga menanyakan tentang asuransi, uang jasa dan uang kompensasi yang diterima Laura.
• Keluarga Pilot Lion Air JT610 Bhavye Suneja Terbang ke Jakarta dari India
Namun Laura mengaku dirinya tak mendapatkan uang santunan apapun setelah kecelakaan yang mengubah hidupnya tersebut.
"Waktu itu saya mengalami kecelakaan usia 19 tahun, sampai tahun 2006 gaji saya diberhentikan. Tahun 2007 udah tidak ada kabar lagi. 2008 saya coba hubungi dan sampai sekarang saya tidak dapat kabar," katanya
"Jadi tidak ada santunan atau asuransi?" tanya Karni.