Pesawat Lion Air Jatuh
Jatuhnya Pesawat Lion Air JT 610 Jadi Kecelakaan Terparah Kedua dalam Sejarah Penerbangan Indonesia
Kecelakaan pesawat Lion Air JT 610, Senin (29/10/2018) kemarin menjadi kecelakaan terparah kedua sepanjang sejarah penerbangan Indonesia.
Penulis: Ananda Putri Octaviani
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
Sementara, total loss terakhir yang dialami Lion Air adalah penerbangan JT 904 pada 13 April 2013.
B737-800 jatuh sebelum sampai ke runway (undershot) saat hendak mendarat di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Denpasar, Bali.

Pesawat dengan registrasi PK-LKS yang baru dioperasikan kurang dari enam minggu oleh Lion Air itu jatuh ke laut dekat landasar dengan kondisi fuselage (badan pesawat) terbelah.
Sebanyak 46 penumpang mengalami luka-luka, 4 di antaranya cedera serius.
Sebelum peristiwa JT 610, kecelakaan pesawat terparah yang pernah dialami Lion Air terjadi pada 30 November 2004.
Kala itu, Pesawat MD-80 registrasi PK-LMN dengan nomor penerbangan JT 538 mengalami overrun, atau meluncur ke luar landasan di bandara Adi Soemarmo, Solo.
Pesawat itu melaju dengan kecepatan tinggi, menyebrang landasaran, dan kemudian menabrak tiang beton yang mendukung bagian dari instrument landing system.
Sebanyak 23 penumpang dan 2 kru meninggal dunia dalam kecelakaan tersebut.
Sementara 138 penumpang lainnya mengalami luka-luka.
Update Terakhir Lion Air JT 610
Mengutip Kompas.com, Rabu (31/10/2018), Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan, pencarian badan pesawat Lion Air mulai menemui titik terang.
Titik lokasi yang diduga merupakan fuselage atau bagian badan utama pesawat Lion Air JT 610 yang jatuh di Tanjung Karawang sudah terdeteksi.
Hadi mengatakan, ada dugaan bahwa tubuh para korban masih terjebak di dalam bagian pesawat tersebut.
"Pagi hari ini saya mendapatkan penjelasan dari Kabasarnas tentang titik terang adanya dugaan kuat adalah bagian dari fuselage 610 itu sudah ditentukan koordinatnya," kata Hadi di Dermaga JICT 2 Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (31/10/2018).
Hadi mengatakan, titik tersebut masih berupa dugaan.
Ia belum bisa menyampaikan titik koordinat pastinya.
Ia juga belum bisa memastikan apakah benda yang terdeteksi itu benar badan pesawat atau bukan.
Diberitakan TribunnewsBogor.com, hingga Rabu (31/10/2018) siang sudah ditemukan 49 kantong jenazah.
17 jenazah saat ini sudah berhasil diidentifikasi.
(TribunWow.com/ Ananda Putri Octaviani)