French Open 2018
Gagal Rebut Juara French Open 2018, Kevin/Marcus Tak Menyesal Kalah dari Pasangan Junior Tiongkok
Pasangan ganda putra Indonesia Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon belum berhasil meraih gelar juara di final French Open 2018.
Penulis: Hestin Nurindah
Editor: Claudia Noventa
TRIBUNWOW.COM - Pasangan ganda putra Indonesia Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon belum berhasil meraih gelar juara di final French Open 2018, Minggu (29/10/2018).
Kevin/Marcus dikalahkan oleh pasangan muda asal Tiongkok, Han Chenkai/Zhou Haodong.
Kevin/Marcus ditaklukan Han/Zhou melalui permainan rubber game dengan skor 21-23, 21-8, dan 17-21.
Pertandingan kedua pasangan ini berjalan sengit dan alot.
• Liliyana Natsir Ucapkan Terima Kasih, French Open 2018 jadi Turnamen Eropa Terakhir sebelum Pensiun
Dilansir TribunWow.com dari laman resmi Badminton Indonesia, pada Senin (29/10/2018), Han/Zhou memiliki tipe permainan cepat.
Pasangan yang masih berusia 20 tahun itu terus menekan pertahanan Kevin/Marcus.
Di game pertama Han/Zhou berhasil menyelesaikan permainan dan merebut poin.
Tak mau mengalah, Kevin/Marcus akhirnya berhasil menyamakan kedudukan di game kedua dengan skor 21-11.
Di game terakhir, Kevin/Marcus banyak kehilangan poin karena kesalahan sendiri.
Kevin/Marcus mengatakan mereka tetap bersyukur dengan hasil yang telah mereka peroleh.
"Kami tetap bersyukur dengan hasil ini, dua minggu berturut-turut kami mencapai babak final. Mungkin tenaga kami juga terkuras," kata Marcus dikutip dari Badminton Indonesia.
• Barcelona Sukses Permalukan Real Madrid di Camp Nou, Valverde Berharap Lopetegui Tak Dipecat

Marcus menyebut ia dan Kevin kurang beruntung dan merasa seharusnya mereka bisa menang di game pertama.
"Seharusnya kami bisa menang di game pertama, kami kurang beruntung. Pada game ketiga saya banyak melakukan kesalahan sendiri. Tenaga kami terkuras banyak karena shuttlecock nya berat, tidak seperti di Denmark, di sini lebih banyak menggunakan tenaga," tambahnya.
Kevin mengakui keunggulan pasangan Tiongkok yang bermain cepat dan tidak gampang dimatikan.
"Lawan bermain cepat dan tidak gampang dimatikan. Sebagai evaluasi, kami harus lebih tenang, tidak boleh panik kalau lagi tertekan, harus lebih pintar mengatur permainan," kata Kevin.