Pembunuhan Jamal Khashoggi
Raja Salman dan Putra Mahkota Bertemu Anak Jamal Khashoggi, Sejumlah Tokoh Mengecam dan Marah
Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman dan Raja Salman telah dikabarkan mengundang ke istana anak wartawan senior Jamal Khashoggi.
Penulis: Roifah Dzatu Azma
Editor: Wulan Kurnia Putri
TRIBUNWOW.COM - Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman dan Raja Salman telah dikabarkan mengundang ke istana anak wartawan senior Jamal Khashoggi, Salah Khashoggi untuk mengucapkan bela sungkawa, pada Selasa (23/10/2018).
Dilansir TribunWow.com dari aljazeera.com, Rabu (24/10/2018), banyak dari pengguna akun Twitter di Saudi yang mengunggah foto Mohammed bin Salman (Mbs) dan Salah berjabat tangan.
Mereka menyoroti ketidakpantasan atas apa yang dilakukan Mbs mengingat Saudilah yang menjadi dalang pembunuhan Jamal Khashoggi.
Seorang penulis asal Arab Saudi, Manal al-Sharif mengunggah foto Salah dan Mbs dengan memberikan keterangan sangat sedih dan merasa marah.
"Mereka membawanya ke istana untuk menerima belasungkawa.
Raut wajahnya. Foto ini membuat saya ingin berteriak dan muntah," tulis Manal al-Sharif dalam akun Twitternya, @manal_alsharif, Rabu (23/10/2018).
Tanggapan juga datang dari Fadi Al-Qadi, seorang advokat dan komentator hak asasi manusia Timur Tengah.
Sebelumnya ia menyinggung fakta bahwa sebenarnya Salah telah berada di bawah larangan bepergian sejak ayahnya mulai menulis secara kritis tentang pangeran di kolom untuk The Washington Post.
Dengan mengunggah video jabat tangan Salah dengan Salman dan Mohammed bin Salman, ia menuliskan tindakan itu sebagi hal yang kejam.
• Satu Keluarga Ditemukan Tewas dengan Luka Tembak di Villa Griya Kebon Sirih Palembang
"Dan ini videonya. Salah (# JamalKhashoggi putra, dilarang bepergian) harus berjabat tangan dengan siapa yang diyakini sebagai pembunuh ayahnya. Kejam. Kejam. Ruthless," tulis Fadi Al-Qadi pada akun Twitternya @fqadi, Selasa, (23/10/2018).
Penyair asal Amerika Serikat Saeed Jones, juga mengunggah pendapatnya mengenai pertemuan itu dalam akun Twitternya @theferocity, Rabu (24/10/2018).
"Saya sudah memikirkan foto-foto ini sepanjang hari.
Cinta untuk keluarga Khashoggi. Tidak ada keluarga yang harus menanggung tontonan mengerikan seperti ini," tulisnya.
Ahli strategi dari Partai Republik Ana Navarro juga mengaku sedih dan marah atas unggahan foto tersebut pada akun Twitternya @ananavarro, Selasa, (23/10/2018).
"Jika Arab Saudi berpikir merilis foto ini dengan putra # amalKhashoggi , entah bagaimana membantu membersihkan citra mereka dan menunjukkan mereka sebagai welas asih, mereka salah.
Itu hanya menunjukkan apa yang mengerikan, bocah-bocah yang menjijikkan, yang melakukan sandiwara apa pun," tulisnya dalam bahas inggris.
Dewan Pemahaman Arab-Inggris, Chris Doyle mengatakan kepada Al Jazeera, pertemuan antara anggota keluarga Khashoggi dan kepemimpinan Saudi dirancang untuk membantu reputasi kerajaan Arab Saudi.
"Mereka terlihat murah hati terhadap keluarga, tetapi kami melihat gambar di sini yang berbicara 1.000 kata. Benar-benar menceritakan kisah kesakitan Salah, putra Jamal Khashoggi, dalam pertemuan Raja Salman - dan terutama putra mahkota," kata Doyle.
"Saya pikir banyak orang yang melihat ini di media sosial mengatakan, Anda tahu, ini adalah wajah seorang putra yang menjabat tangan orang yang membunuh ayahnya.
Ini adalah contoh lain dalam situasi ini di mana beberapa orang Saudi gagal menenangkan perang."
Sebelumnya Pihak berwenang Saudi mengatakan mereka telah menangkap 18 tersangka dan memecat para pejabat senior, tetapi putra mahkota itu sejauh ini lolos dari jeratan.
Dia telah berulang kali membantah terlibat dalam pembunuhan itu.
• Sejumlah Negara Bekukan Ekspor Senjata ke Saudi Pasca Kasus Khashoggi,Trump Tunjukkan Sikap Berbeda
Menteri Energi Saudi Khalid al-Falih juga mengatakan tragedi ini menjadikan negaranya di posisi yang sulit.
"Tidak ada seorang pun di kerajaan itu yang bisa membenarkan atau menjelaskannya. Dari pimpinan ke bawah, kami sangat kecewa dengan apa yang telah terjadi," kata Falih.
Diberitakan sebelumnya oleh Daily Mail, Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, dalam konferensi pers, Selasa (23/10/2018), mengatakan bahwa Jamal Khashoggi dibunuh secara keji oleh kelompok Saudi.
Menurutnya, pembunuhan keji itu telah direncanakan sebelumnya.
Presiden Turki berusia 64 tahun ini mengatakan bahwa rencana itu bermula saat Saudi mengirimkan beberapa pegawai negara ke Istanbul.
Sistem pengawasan di kantor konsulat Saudi di Istanbul juga dinonaktifkan dengan sengaja.
"Hal pertama yang Saudi lakukan adalah menghapus hard disk dari sistem kamera. Ini pembunuhan politik," kata Erdogan.
Namun, dalam pidato yang disampaikannya dalam konferensi pers tersebut Erdogan tidak menyebut nama Pangeran MBS sama sekali.
"Arab Saudi telah mengambil langkah penting untuk mengakui pembunuhan itu. Sampai sekarang, kami mengharapkan Saudi secara terbuka mengungkap pelaku dan membawa mereka ke pengadilan," kata Erdogan.
"Semua bukti yang terkumpul menunjukkan bahwa Jamal Khashoggi adalah korban pembunuhan keji. Menutupi pembunuhan keji itu sama dengan melukai hati nurani manusia," tambahnya.
• Eskalator Tiba-tiba Berjalan Sangat Cepat, 30 Orang Alami Luka-luka dan 1 Kaki Korban Diamputasi
Erdogan juga mengatakan bahwa tiga mata-mata telah tiba di Istanbul sehari sebelum pembunuhan Khashoggi direncanakan.
Keesokan harinya, sebanyak 15 orang tak dikenal datang ke kantor konsulat.
Beberapa jam usai pernyataan Erdogan, beberapa potongan tubuh ditemukan di halaman rumah jenderal konsulat Saudi di Istanbul dan telah diidentifikasi sebagai mayat Jamal Khashoggi.
Namun, masih belum terkonfirmasi berapa banyak potongan tubuh yang telah ditemukan.
Menurut laporan lain yang masuk ke Daily Mail, bagian tubuh lain Khashoggi juga ditemukan di sebuah sumur. (TribunWow.com/ Roifah Dzatu Azmah)