Breaking News:

Pembunuhan Jamal Khashoggi

Sempat Bicara dengan Khashoggi, Penasihat Putra Mahkota Saudi Perintahkan Pembunuhan Via Skype

Sebuah laporan merebak bahwa penasihat Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) memerintahkan pembunuhan Jamal Khashoggi.

Editor: Astini Mega Sari
theaustralian.com.au
Jamal Khashoggi 

TRIBUNWOW.COM - Sebuah laporan merebak bahwa penasihat Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) memerintahkan pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi.

Kabar tersebut diembuskan Reuters, Selasa (23/10/2018), dengan mengutip sumber dari dua pejabat anonim intelijen Saudi.

Saud al-Qahtani, penasihat bidang media MBS, memerintahkan pembunuhan yang terjadi di gedung Konsulat Saudi di Istanbul, Turki, via Skype.

Berdasar penuturan sumber tersebut, Khashoggi datang ke konsulat pada 2 Oktober sekitar pukul 13.00 waktu setempat untuk mengurus dokumen pernikahan.

Jamal Khashoggi Hilang Tanpa Jejak, Ini Dugaan Kriminolog dan Ahli Forensik Turki

Sumber keamanan Turki menjelaskan, di dalam gedung Khashoggi langsung dikelilingi 15 pelaku yang datang menggunakan dua penerbangan beberapa jam sebelumnya.

Kontributor media Amerika Serikat (AS) The Washington Post itu langsung digelandang ke ruangan di mana Qahtani sudah menunggu melalui saluran Skype.

Qahtani mulai mengeluarkan makian ke Khashoggi yang langsung dibalas juga dengan hinaan.

Menurut sumber intelijen, Qahtani memerintahkan Khashoggi dilenyapkan.

Penasihat Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman, Saud al-Qahtani
Penasihat Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman, Saud al-Qahtani (Al Jazeera)

"Bawakan saya kepala orang itu," kata Qahtani seperti ditirukan sumber.

Tidak diketahui apakah dia menonton seluruh proses pembunuhan tersebut.

Pejabat intelijen anonim Saudi menuturkan, operasi tersebut sangat ceroboh dan gagal.

Imbas Kasus Pembunuhan Khashoggi, Ini Daftar Kerugian yang Dialami Arab Saudi

Rekaman panggilan Skype itu dilaporkan berada di tangan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

Adapun Erdogan pada Minggu (21/10/2018) menyatakan, dia bakal membeberkan soal temuan penyelidik Turki dalam pidato mingguan Selasa.

Tiga teman Khashoggi kepada Reuters mengungkap, Qahtani sempat menelepon Khashoggi beberapa bulan setelah dipindah ke Washington tahun lalu.

Penasihat berusia 40 tahun itu membujuk Khashoggi agar bersedia kembali ke Riyadh.

Dia sempat menjanjikan si jurnalis bakal menerima pekerjaan sebagai konsultan kerajaan.

Selain itu, Qahtani juga menyatakan Khashoggi masih sangat dihormati di Saudi.

Namun, meski permintaan itu disampaikan secara halus, Khashoggi menolaknya.

Teman itu mengaku Khashoggi tak percaya kepada Qahtani.

Jamal Khashoggi
Jamal Khashoggi (Al Jazeera)

Dibunuh di Konsulat Saudi di Turki, Inilah Sosok Jamal Khashoggi

"Jamal berkata kepada 'apa dia pikir saya bakal kembali supaya dia bisa menjebloskan saya ke penjara?'," ujarnya.

Pejabat anonim Saudi mengemukakan, Qahtani memang sempat menelepon Khashoggi.

Jadi penyergapan di Istanbul merupakan langkah lain untuk membawanya pulang.

Qahtani dilaporkan telah dipecat Raja Salman beserta empat pejabat lainnya pekan lalu.

Dia ditahan dan sempat mengaku tak percaya.

Kasus Khashoggi telah menyita perhatian dunia, di mana negara Barat termasuk AS meminta penjelasan Saudi atas kematiannya.

Khashoggi, yang notabene mantan penasihat pemerintah, melarikan diri dari Saudi dan tinggal di Amerika Serikat (AS) sejak September 2017.

Dalam ulasannya di The Post, jurnalis berumur 60 tahun itu acap mengkritik kebijakan Putra Mahkota Pangeran Mohammed bin Salman maupun keterlibatan Saudi di Yaman.

Buntut Kasus Khashoggi, Investor Asing Lakukan Aksi Jual di Bursa Arab Saudi

Penculikan Perdana Menteri Lebanon

Selain memerintahkan pembunuhan Khashoggi, Qahtani dikabarkan juga mengorkestrasi penculikan Perdana Menteri Lebanon Saad al-Hariri 2017 lalu.

Saudi sangat marah karena menganggap Hariri telah gagal membendung pengaruh Iran dan sekutu dekatnya, Hezbollah, di Lebanon.

Riyadh menilai, PM berumur 48 tahun itu gagal menyampaikan pesan kepada penasihat Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei untuk menghentikan intervensi di Lebanon dan Yaman.

Saad al-Hariri
Saad al-Hariri (Capture/Youtube Al Jazeera English)

Hariri mengklaim dia sudah melaksanakannya. Namun, seorang informan yang disusupkan ke pemerintahan Hariri melaporkan bahwa dia belum melakukannya.

Saudi kemudian memancing Hariri agar bersedia datang dan bertemu MBS.

Tuding Arab Saudi soal Kematian Khashoggi, Trump: Jelas Ada Penipuan dan Kebohongan

Ketika sampai pada 3 November 2017, tidak ada penyambutan resmi.

Hariri menerima telepon bahwa pertemuan dengan MBS bakal dilaksanakan keesokan harinya di sebuah bangunan milik kerajaan.

Tatkala Hariri sampai, dia malah dibawa ke sebuah ruangan di mana Qahtani telah menunggu bersama tim keamanan kerajaan.

PM yang berkuasa sejak Desember 2016 itu disiksa dan diperintahkan mengundurkan diri dan disiarkan langsung di depan televisi.

Sumber menjelaskan, Hariri baru dibebaskan setelah Presiden Perancis Emmanuel Macron mendesak saat melakukan kunjungan kenegaraan.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Penasihat Putra Mahkota Saudi Perintahkan Bunuh Khashoggi via Skype

Sumber: Kompas.com
Tags:
Pembunuhan Jamal KhashoggiJamal KhashoggiPangeran Mohammed bin Salman (MBS)Arab SaudiSaud al-Qahtani
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved