Pembunuhan Jamal Khashoggi
Benarkah Spekulasi yang Menyebutkan Hilangnya Jasad Jamal Khashoggi karena Disiram Cairan Asam?
Nasib jurnalis Washington Post Jamal Khashoggi masih belum diketahui pasca dikabarkan menghilang setelah kunjungannya ke Konsulat Arab Saudi di Turki.
Penulis: Ananda Putri Octaviani
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
TRIBUNWOW.COM - Nasib jurnalis Washington Post asal Arab Saudi Jamal Khashoggi masih belum diketahui pasca dikabarkan menghilang setelah kunjungannya ke Konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki pada 2 Oktober lalu.
Kabar hilangnya Khashoggi ini lalu memunculkan berbagai spekulasi.
Satu diantaranya adalah spekulasi yang menyebutkan bahwa Khashoggi di mutilasi sebanyak 15 bagian dan kemudian disiram cairan asam yang bereaksi cepat untuk menghilangkan potongan tubuhnya itu.
Hal ini lantas memunculkan sebuah pertanyaan terkait apakah cairan semacam itu benar adanya.
• Tunangan Jamal Khashoggi, Hatice Cengiz: Saya Tetap Yakin bahwa Dia Masih Hidup
Dilansir TribunWow.com dari Kompas.com, saorang ahli kimia Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Agus Haryono, memberikan pendapatnya.
Menurut Agus, secara umum, agak sulit menghilangkan seluruh bagian tubuh manusia dengan cairan kimia.
"Jika menggunakan cairan kimia asam kuat, maka diperlukan ruangan dan perlengkapan khusus," ungkap Agus, Jumat (19/10/2018).
"Karena cairan asam kuat ini bersifat korosif dan dapat merusak peralatan atau logam yang ada di sekitarnya," sambungnya.
Agus juga berpendapat, cairan asam kuat ini mampu membakar jaringan kulit dan jaringan di bawahnya.
Oleh karena itu, tidak mungkin dilakukan tanpa peralatan atau ruangan khusus karena akan berbahaya bagi yang melakukannya.
Agus menjelaskan bahwa cairan asam dengan kekuatan seperti itu dikenal dengan nama hidrogen fluorida (HF) anhidrat.
"Asam jenis hidrogen fluorida (HF) anhidrat dapat melarutkan silikat dan oksida logam menjadi silikat terlarut," ujar Agus melalui surat eletronik.
"Oleh karena itu, tulang manusia juga bisa dilarutkan. Namun, tentu membutuhkan banyak cairan hidrogen fluorida (untuk melenyapkan tubuh manusia)," imbuhnya.
• Kebingungan Donald Trump Sikapi Kasus Jamal Khashoggi, Tak Ingin Kehilangan Dana Penjualan Senjata
Selain berbahaya ketika berbentuk cairan, HF berbentuk gas juga sangat beracun bagi manusia.
"HF sendiri sangat beracun dan korosif. Orang yang menghirup gas HF bisa terganggu sistem pernapasan atau parunya," kata Agus.
"Jika terkena kulit, bisa terbakar. Oleh karena itu, tidak terbayang.... karena perlu orang yang sangat terlatih dan ruangan atau fasilitas khusus untuk memusnahkan bagian tubuh manusia dengan cairan ini," tutupnya.
Diberitakan sebelumnya, nasib Jamal Khashoggi, masih belum menemukan titik terang meski sudah lebih dari dua minggu ia dikabarkan menghilang setelah mengunjungi kedutaan besar (kedubes) Arab Saudi di Istanbul, Turki.
Dilansir TribunWow.com dari BBC.com, Senin (22/10/2018), Pemerintah Turki menyakini bahwa Jamal Khashoggi dibunuh oleh tim intelijen Arab Saudi di dalam gedung dan mengatakan mereka memiliki bukti atas pembunuhan tersebut.
Pemerintah Turki mengklaim, mereka memiliki bukti berupa rekaman audio yang mengerikan terkait pembunuhan itu.
Sementara itu, pada awalnya, Arab Saudi menyatakan ketidakbenaran kabar tersebut dan mengklaim bahwa Jamal Khashoggi telah meninggalkan Kedubes tak lama setelah kedatangannya ke sana.
Namun, baru-baru ini Arab Saudi akhirnya mengakui bahwa jurnalis itu telah meninggal.
Jaksa penuntut umum berpendapat, kematian Jamal Khashoggi ini berasal dari perkelahian yang terjadi antara Khashoggi dan orang-orang yang bertemu dengannya di Kedubes itu. (TribunWow.com/Ananda Putri Octaviani)