Kabar Ibu Kota
Akan Undang Setneg, Polri, dan Perbakin, BURT: Masalah Peluru Nyasar Perlu Dibahas Secara Mendalam
Ketua BURT DPR RI nyatakan akan mengundang setneg, polri dan perbakin terkait peristiwa peluru nyasar yang mengenai beberapa ruangan Anggota DPR RI.
Penulis: Ananda Putri Octaviani
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Ketua Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) DPR RI Anthon Sihombing akan mengundang Sekretariat Negara (Setneg), Polri, dan Persatuan Menembak Sasaran dan Berburu Indonesia (Perbakin) terkait peristiwa peluru nyasar yang mengenai beberapa ruangan Anggota DPR RI baru-baru ini.
"Kami akan secepatnya mengundang Polri, Perbakin, dan Setneg. Kalau tidak tanggal 23 atau 24 Oktober mendatang. Karena Setneg merupakan pengelola Gelora Bung Karno (GBK), sehingga masalah peluru tersebut perlu dibahas bersama-sama secara mendalam,” ujar Anthon saat Forum Dialektika Demokrasi di Media Center DPR RI, Senayan Jakarta, Kamis (18/10/2018), seperti yang TribunWow.com lansir dari dpr.go.id.
Selain itu, Anthon juga menyatakan akan mengundang Kapolri Tito Karnavian.
Ini dikarenakan Kompleks Parlemen merupakan salah satu yang termasuk dalam objek vital nasional (obvitnas).
Sesuai Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 63 Tahun 2004 dan UU Nomor 2 Tahun 2002 tentang Polri, dijelaskan bahwa pengamanan obvitnas dilakukan oleh Polri.
"Polri juga harus ikut menjaga objek vital ini sama levelnya dengan Istana. Jadi kalau ada wacana pakai anti peluru ya biasa-biasa saja. Gedung-gedung kementerian dan lembaga itu banyak pakai anti peluru. Kami kan pejabat negara juga," tambahnya.
Sementara itu, diberitakan Kompas.com, Wakil Presiden Jusuf Kalla menganggap usulan untuk memasang kaca anti peluru di gedung DPR merupakan hal yang berlebihan.
"Wah itu berlebihan. Yang harus diawasi tempat latihan Perbakin itu," ujar Kalla di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa (16/10/2018).
• Fadli Zon: Tadi Saya Periksa Ruangan Saya Tidak Ada Peluru Nyasar
Kalla mengatakan, pemasangan kaca anti peluru untuk gedung DPR tidaklah murah.
Menurut Kalla, solusi dari kajian peluru nyasar ke gedung DPR yang terjadi lebih dari sekali yakni peningkatan pengawasan lapangan tembak yang berada di sekitar gedung DPR.
"Di rumah saya saja cuma satu kamar saja yang anti peluru, kamar saya yang lainnya tidak. Itu karena mahal," kata Kalla.
"Apalagi keseluruhan (gedung DPR dilapisi kaca anti peluru). Bagaimana bisa jadi, tidak ada di dunia ini seperti itu," sambung Wapres.
Diberitahukan sebelumnya, dua ruangan anggota DPR di Gedung Nusantara I, Kompleks, Senayan, Jakarta, dikabarkan terkena peluru nyasar, Senin (15/10/2018).
Dua peluru mengenai ruangan anggota Fraksi Partai Gerindra, Wenny Warouw, di lantai 16 dan ruangan anggota Fraksi Partai Golkar, Bambang Heri Purnama, di lantai 13.
Pada pukul 16.20 WIB, sejumlah anggota DPR berdatangan ke lantai 13 untuk memantau ruangan.
Sementara beberapa personel dari Tim Inafis Polri juga tampak masuk ke dalam ruangan dengan membawa peralatan identifikasi.
Menyusul kabar tersebut, Juru Bicara Polri Irjen Setyo Wasisto dalam konferensi pers yang dilakukannya bersama Ketua DPR Bambang Soesatyo mengatakan itu adalah peluru nyasar dari tempat latihan menembak Perbakin, dilansir TribunWow.com dari Facebook live Tribunnews.com, Senin (15/10/2081).
"Tadi setelah mendapat laporan, maka saya langsung datang ke TKP, melakukan olah TKP, dan dari hasil pemeriksaan, dIketahui bahwa kedua peluru itu merupakan peluru nyasar lapangan tembak (yang terletak) di depan (gedung DPR)," kata Setyo Wasisto.
Setyo menjelaskan bahwa peluru yang digunakan adalah peluru kaliber 9m, dengan jarak jangkau yang cukup jauh, yang akan diteliti lebih jauh.
"Pelaku insiden itu, salah satu anggota Perbakin dari Tangerang Selatan, identitasnya sudah ada dan akan dilakukan tindakan hukum ke Polda Metro," tambahnya.
Diinformasikan, kejadian ini tidak memiliki korban jiwa.
• Unggah Dokumen Hasil Rapat DPR, Jansen Sitindaon Sebut Inalum Belum Bayar Divestasi Saham Freeport
Kembali Terjadi
Dua hari berselang, insiden peluru nyasar ini kembali terjadi pada Rabu (17/10/2018).
Kepala Bidang Balistik Metalurgi Forensik Puslabfor Mabes Polri Kombes Ulung Kanjaya menduga, peluru yang ditemukan pada Rabu ini di Gedung DPR RI merupakan peluru yang berasal dari tembakan yang sama pada Senin lalu.
"Iya, sama (peluru dari tembakan hari Senin)," kata Ulung ketika dihubungi, Rabu (17/10/2018) yang dikutip dari Kompas.com.
• Unilever Sebut PT Sariwangi yang Pailit Bukan Anak Perusahaannya, Teh Sariwangi Masih Bisa Dinikmati
Tanggapan Gubernur DKI Jakarta
Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, pihaknya bakal mengkaji perubahan tata ruang terkait lokasi Lapangan Tembak Senayan.
"Kami akan cek secara tata ruang seperti apa, karena 2019 besok adalah tahun di mana kami melakukan revisi atas rencana tata ruang dan rencana wilayah (RTRW), dan pada saat itulah kami bisa melakukan perubahan-perubahan," kata Anies, di Jakarta Selatan, dikutip kompas.com.
Dalam Perda Nomor 1 Tahun 2014 tentang Rencana Detil Tata Ruang dan Peraturan Zonasi, Lapangan Tembak Senayan termasuk zona H2 atau zona taman kota/lingkungan.
Anies mengatakan, keamanan jadi pertimbangan penting bagi tempat-tempat yang memiliki risiko tinggi seperti Lapangan Tembak.
"Dan bukan lokasi baru ya, artinya lokasi sudah lama," kata Anies. (TribunWow.com/Ananda Putri Octaviani)