Gejolak Rupiah
Sindir IMF-World Bank Tak Beri Efek Positif untuk Rupiah, Fadli Zon: Kumpul-kumpul Itu Mubazir
Fadli Zon berpendapat bahwa pertemuan IMF-WB tidak memberi efek positif bagi penguatan rupiah dan bahkan menyebutnya sebagai kumpul-kumpul mubazir.
Penulis: Ifa Nabila
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon, berpendapat bahwa Pertemuan Tahunan International Monetary Fund (IMF)-World Bank (WB) tidak memberi efek positif bagi penguatan rupiah.
Bahkan ia menyebut bahwa pertemuan tersebut hanyalah mubazir saja.
"Pertemuan IMF/WB tak beri efek positif bagi penguatan rupiah. Jadi kumpul-kumpul pertemuan itu mubazir saja." tulisnya melalui akun Twitter @fadlizon pada Sabtu (13/10/2018).
• Harga Premium Batal Naik, Dahnil Anzar: Langkah Jokowi Sudah Tepat, Masyarakat Sedang Sulit

Sementara itu diberitakan Kontan.co.id, rupiah masih stabil berada di Rp 15.000,00 Jumat pagi (12/10/2018).
Di perdagangan antar bank Jumat pagi, kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) menunjukkan, nilai tukar rupiah di Rp 15.194 per dollar AS.
Kemudian Bank Indonesia (BI) mencatat, rupiah menguat ketimbang posisi sebelumnya di Rp 15.253.
Di pasar spot Jumat pagi, kurs tukar turun ke Rp 15.198.
• IMF Berpendapat Pelemahan Rupiah Terhadap Dollar AS Tak Perlu Dikhawatirkan Secara Berlebih
Pekan ini, rupiah diprediksi bertenaga menjelang akhir pekan.
Rupiah mengalami penguatan 0,25% ke level Rp 15.197 per dollar Amerika Serikat (AS) di pasar spot.
Bahkan penguatannya termasuk yang paling bagus di pasar Asia.
Meski demikian, rupiah tetap melemah tipis 0,09% selama sepekan.
Sama halnya dengan pasar spot, rupiah juga menguat 0,39% menjadi Rp 15.194 per dollar AS dalam data kurs tengah versi Bank Indonesia (BI).
Dalam sepekan, rupiah terapresiasi tipis sebesar 0,08%.
• Kwik Kian Gie Prediksi Rupiah Melemah Terus dalam 5 Tahun Mendatang, Tak Peduli Siapa Presidennya
Satu di antara beberapa penyebab menurunnya nilai rupiah adalah bursa Amerika Serikat (AS) yang sempat anjlok sejak Rabu (10/10/2018) sehingga berdampak pada mata uang regional Asia.
Selan itu, adanya aksi jual dalam bursa seperti di Hong Kong, Taiwan termasuk Indonesia berdampak pada nilai tukar masing-masing negara.