Kabar Tokoh
Faldo Maldini Sebut Retorika 'Tempe Setipis ATM' Sama Baiknya Seperti 'Kerja Kerja Kerja'
Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) Faldo Maldini mengatakan retorika yang sering menjadi sebutan bagi para kontestan di pemilihan presiden (pilpres
Penulis: Tiffany Marantika Dewi
Editor: Lailatun Niqmah
Sayang sekali, orang politik yang mencoba menggugat retorika, tentu tidak ada gunanya. Harusnya, gugat substansinya. "Tempe setipis kartu atm" hrs dipatahkan dengan pernyataan "produksi kedelai kita tidak bermasalah, tempe setebal mesin ATM bisa bikin kok"
Dulu, Haji Agus Salim naik panggung disambut dengan "Mbeek Mbeek" seperti suara kambing. Ketika di podium, dia hanya berkata "Saya kira, saya sedang bicara dengan manusia". Retorikanya jauh lebih sempurna, bukan?.
Minimnya kemampuan beretorika membuat caci maki begitu mudah terucap.
Beretorika bukan pekerjaan mudah memang, butuh proses. Dia adalah (data+logika+imajinasi) Seni= Retorika. Bukan sekedar kata-kata.
"Penguasa yg minim retorika meruakan gejala lemah sahwat berpikir.
Mereka selalu butuh viagra utk menciptakan kekuatan artifisial" ini contoh saja, mengadaptasi gaya salah satu pemikir asal Slovenia, Slavoj Zizek. Anda tidak perlu menguji kebenaran kata2nya.
Ada contoh lain retorika, "Jangan tanyakan apa yang negara berikan kepadamu, tp tanyakan apa yang kamu berikan kepada negaramu!" JFK.
Klw yg berpikir transaksional pst tidak akan setuju. Tp kalau didalami retorikanya, ini soal partispasi publik.
Politik adalah pekerjaan akademik. Itu menjadi bagian yang buram dari pikiran kita semua," kicau Faldo Maldini.
• Dapat Nasihat dari Pedagang, Sandiaga: Tugas Kita Bukan Hanya Mendengar, Tapi Juga Mencari Solusi
Sebelumnya, istilah tempe setipis atm pertama kali diungkapkan oleh calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 02, Sandiaga Uno.
Ia juga sempat meminta ucapannya itu agar tidak berkembang unutk menjadi bahan olokan.
Sandiaga mengatakan, ia menyampaikan hal itu setelah berbincang dengan warga di Duren Sawit, Jakarta.
"Yang saya sampaikan itu adalah suara dari rakyat. Itu dari Bu Yuli dan rekannya di Duren Sawit. Itu exactly. Word by word yang disampaikan mereka," kata Sandiaga saat ditemui di kawasan Glodok, Jakarta, Selasa (11/9/2018) yang dikutip dari Kompas.com.