Breaking News:

Kabar Tokoh

Tanggapi Sindiran Andi Arief Soal Biaya IMF, Gerindra: Mungkin Pak Luhut Tidak Paham

Partai Gerindra tampak turut memberikan tanggapan atas sindiran Andi Arief kepada Menko Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan terkait IMF-WB.

Penulis: Ananda Putri Octaviani
Editor: Wulan Kurnia Putri
Tribunnews.com/Apfia Tioconny Billy
Menko Maritim, Luhut Binsar Pandjaitan saat ditemui di kantor Kementerian Kemaritiman, Jakarta Pusat, Selasa (9/1/2018). 

TRIBUNWOW.COM - Partai Gerindra tampak turut memberikan tanggapan atas sindiran Andi Arief kepada Menko Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, terkait biaya pertemuan IMF-World Bank yang digelar pada 8-14 Oktober 2018.

Dilansir TribunWow.com, hal tersebut disampaikan Partai Gerindra melalui laman Twitter terverifikasinya, @Gerindra, Selasa (9/10/2018).

Mulanya, Andi Arief tampak menyebutkan bahwa Luhut Binsar Pandjaitan hanya mendongeng dan memberikan alasan yang berubah-ubah.

"Pak Luhut mendongeng.

Alasan hampir 1 T pertemuan Rentenir Bali untuk hidupi perekonomian Bali paska letusan Gunung Agung.

Setiap hari alasan berubah sesuai tekanan masyarakat," tulis Andi Arief.

Unggahan Andi Arief itu pun diretweet oleh akun Partai Gerindra.

Partai Gerindra tampak menanggapi tweet Andi Arief itu dengan menyebutkan bahwa Luhut Binsar Pandjaitan mungkin tidak paham jika IMF-World Bank tidak memberikan dampak positif bagi Indonesia.

"Mungkin Pak Luhut tidak paham, sekalipun menjadi tuan rumah, Indonesia sama sekali tidak mendapatkan dampak positif yang strategis secara langsung," tulis Gerindra.

Sementara itu, diberitakan Kompas.com, Luhut Binsar Pandjaitan selaku Ketua Panitia Nasional Pertemuan IMF-World Bank memberikan penjelasan mengenai rincian dana yang digunakan.

Diketahui, pemerintah mengalokasikan dana Rp 855,6 miliar dari APBN 2018.

Sementara dana estimasi untuk penyelenggaraan pertemuan sebesar Rp 566 miliar.

"Saya sebagai Ketua, sampai hari ini kami gunakan kira-kira Rp 566 miliar. Jumlah yang sudah kami bayarkan Rp 192,1 miliar," kata Luhut, Senin (8/10/2018).

Luhut menyebut, Rp 566 miliar itu murni untuk acara yang dikeluarkan Indonesia sebagai tuan rumah.

Sementara biaya hotel tidak menjadi tanggungan Indonesia.

"Mereka kan bayar (hotel) sendiri. Kalau ada yang bilang kita bayarin, enggak ada dibayarin," sambung Luhut.

Di sisi lain, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) mengatakan jika pemerintah turut mengucurkan dana sebesar Rp 4,9 triliun untuk pembangunan infrastruktur di Bali.

Dana itu digunakan untuk membangun underpass Ngurah Rai, Pelabuhan Benoa, Patung Garuda Wisnu Kencana, serta Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarbagita Suwung.

Diketahui, Pertemuan IMF-WB di Bali sempat menjadi kontroversi lantaran besaran biaya yang digelontorkan pemerintah untuk acara tersebut di tengah bancana yang kini melanda Lombok, Palu, dan Donggala.

Sejumlah tokoh pun menyebut apabila pemerintah hanya menghamburkan uang hingga meminta pemerintah membatalkan pertemuan tersebut.

Menanggapi kritikan-kritikan yang masuk, Presiden Jokowi pun akhirnya buka suara.

Melalui setkab.go.id, Jokowi menyatakan bahwa peserta pertemuan IMF-World Bank 2018 membiayai dirinya sendiri untuk hadir dalam pertemuan tersebut, seperti kebutuhan hotel hingga makan.

“Hotel bayar sendiri, makan bayar sendiri,” ucap Jokowi saat ditemui usai menyampaikan orasi ilmiah di Universitas Sumatera Utara (USU), Medan, Sumut, Senin (8/10/2018) pagi.

Sementara itu, mengenai anggaran yang dinilai cukup besar oleh sejumlah pihak, Jokowi mengungkapkan anggaran tersebut digunakan untuk memperluas appron di Bandara Ngurah Rai, Denpasar, Bali.

Anggaran juga dipakai untuk membuat terowongan, dan persimpangan yang ada di Bali sehingga nantinya tidak terjadi kemacetan lalu lintas.

“Artinya, itu juga akan kita gunakan terus, terowongan dan appron untuk parkir bandara akan kita gunakan terus, bukan sesuatu yang hilang,” tambah Jokowi.

Menurut Jokowi, ada banyak negara yang berminat pada pertemuan itu.

Jokowi mengungkapkan, jika banyak yang berebut mengikuti pertemuan itu, pasti sebagai tuan rumah, akan memiliki dampak yang baik untuk Indonesia.

 Sindir Tim Sukses Prabowo soal IMF, Ruhut Sitompul: Jangan Ajari Ikan Berenang

“Annual Meeting sebesar itu 15.000 (orang) yang datang jadi rebutan semua negara, karena meeting seperti itu pasti memiliki dampak.

Paling tidak memberikan citra yang baik terhadap negara yang dipakai untuk pertemuan itu,” jelasnya.

Jokowi berharap, agenda IMF-World Bank Annual Meeting tahun 2018 tersebut memperkuat promosi untuk tempat wisata yang ada di Indonesia.

“Saya kira tujuannya ke sana,” kata Jokowi.

Diketahui, Per Minggu (7/10/2018), total peserta yang mendaftar sudah melebihi target, dari 22 ribu menjadi 34 ribu orang.

Sementara itu, dikutip laman resmi Bank Indonesia (BI), IMF-World Bank Annual Meetings (AM 2018) digelar di Bali pada 8-14 Oktober 2018.

Pertemuan ini merupakan pertemuan terbesar dunia dalam bidang ekonomi dan keuangan, yang menghadirkan Gubernur Bank Sentral dan Menteri Keuangan dari 189 negara anggota.

Tak hanya itu, sektor privat, para akademisi, Non Goverment Association (NGO), serta media juga akan hadir pada pertemuan ini.

Dalam pertemuan tersebut, turut diselenggarakan pula beberapa event lain, misalnya seminar, investment forum, Focus Group Discussion (FGD), workshop, dan cultural events.

Pertemuan ini diharapkan akan memberikan manfaat bagi Indonesia.

Khususnya dalam peningkatan cadangan devisa, perdagangan dan investasi, pariwisata. (TribunWow.com/Ananda Putri Octaviani)

Tags:
Andi AriefIMFPartai GerindraLuhut Binsar Pandjaitan
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved