Kabar Tokoh
Tanggapi Sindiran Andi Arief Soal Biaya IMF, Gerindra: Mungkin Pak Luhut Tidak Paham
Partai Gerindra tampak turut memberikan tanggapan atas sindiran Andi Arief kepada Menko Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan terkait IMF-WB.
Penulis: Ananda Putri Octaviani
Editor: Wulan Kurnia Putri
"Mereka kan bayar (hotel) sendiri. Kalau ada yang bilang kita bayarin, enggak ada dibayarin," sambung Luhut.
Di sisi lain, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) mengatakan jika pemerintah turut mengucurkan dana sebesar Rp 4,9 triliun untuk pembangunan infrastruktur di Bali.
Dana itu digunakan untuk membangun underpass Ngurah Rai, Pelabuhan Benoa, Patung Garuda Wisnu Kencana, serta Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarbagita Suwung.
Diketahui, Pertemuan IMF-WB di Bali sempat menjadi kontroversi lantaran besaran biaya yang digelontorkan pemerintah untuk acara tersebut di tengah bancana yang kini melanda Lombok, Palu, dan Donggala.
Sejumlah tokoh pun menyebut apabila pemerintah hanya menghamburkan uang hingga meminta pemerintah membatalkan pertemuan tersebut.
Menanggapi kritikan-kritikan yang masuk, Presiden Jokowi pun akhirnya buka suara.
Melalui setkab.go.id, Jokowi menyatakan bahwa peserta pertemuan IMF-World Bank 2018 membiayai dirinya sendiri untuk hadir dalam pertemuan tersebut, seperti kebutuhan hotel hingga makan.
“Hotel bayar sendiri, makan bayar sendiri,” ucap Jokowi saat ditemui usai menyampaikan orasi ilmiah di Universitas Sumatera Utara (USU), Medan, Sumut, Senin (8/10/2018) pagi.
Sementara itu, mengenai anggaran yang dinilai cukup besar oleh sejumlah pihak, Jokowi mengungkapkan anggaran tersebut digunakan untuk memperluas appron di Bandara Ngurah Rai, Denpasar, Bali.
Anggaran juga dipakai untuk membuat terowongan, dan persimpangan yang ada di Bali sehingga nantinya tidak terjadi kemacetan lalu lintas.
“Artinya, itu juga akan kita gunakan terus, terowongan dan appron untuk parkir bandara akan kita gunakan terus, bukan sesuatu yang hilang,” tambah Jokowi.
Menurut Jokowi, ada banyak negara yang berminat pada pertemuan itu.
Jokowi mengungkapkan, jika banyak yang berebut mengikuti pertemuan itu, pasti sebagai tuan rumah, akan memiliki dampak yang baik untuk Indonesia.
• Sindir Tim Sukses Prabowo soal IMF, Ruhut Sitompul: Jangan Ajari Ikan Berenang
“Annual Meeting sebesar itu 15.000 (orang) yang datang jadi rebutan semua negara, karena meeting seperti itu pasti memiliki dampak.
Paling tidak memberikan citra yang baik terhadap negara yang dipakai untuk pertemuan itu,” jelasnya.