Coba Pijat Tradisional saat ke Bali, Turis Australia Kaget Lihat Punggung dan Rasakan Hasilnya
Ini adalah kisah warga Australia bernama Candise Raison dan suaminya, Matthew, saat berlibur ke Bali.
Editor: Claudia Noventa
Esoknya, punggung Matthew penuh dengan tanda garis merah.
Baik Candice dan Matthew sempat syok melihat tanda merah di punggung ini.
Tapi, karena Matthew malah merasa tubuhnya enak dan segar, mereka berdua kemudian hanya tertawa saja melihat tanda kerokan ini.
"Kami semua tertawa sampai menangis," ujar Candice.
• 7 Fashion Hangout Keren ala Tasya Kamila, Cocok Banget untuk Weekend
Candice pun mengaku terkejut, karena hasil kerokan ini justru memberikan kejutan buat mereka.
Matthew, sebelumnya mengalami sakit punggung yang kerap kambuh dalam 3 tahun terakhir.
Tapi, setelah kerokan, sakit punggung itu ternyata tak lagi muncul.
"Dia tak pernah lagi mengeluhkan sakit punggungnya lagi setelah itu!," kata Candice.
Candice juga menceritakan, kekhawatirannya semula bila tanda merah itu adalah bekas luka, tidak terjadi.
Seperti halnya kerokan, tanda merah itu berangsur-angsur hilang dalam 5 hari.
"Dia (Matthew) sepertinya akan mencoba lagi, karena dia begitu menikmati hasilnya," ujar Candice.
Kerokan sebetulnya bukan teknik terapi yang hanya ada di Indonesia.
Di China, terapi semacam ini disebut gua sha.
• Link Live Streaming Opening Ceremony Asian Para Games 2018, Deretan Artis Kondang Bakal Tampil
Sebuah terapi yang memanfaatkan sisi koin atau sendok yang kemudian digosok secara pararel di punggung atau dada.
Sementara di Vietnam dan Kamboja, kerokan dikenal dengan sebutan cao gio.