Breaking News:

Gempa Bumi

Kesaksian Pramugari Garuda Indonesia yang Terjebak di Hotel saat Terjadi Gempa dan Tsunami di Palu

Seorang pramugari Garuda Indonesia, Tria Aditia Utari menceritakan kesaksiannya saat terjebak bencana gempa di Palu, Sulawesi Tengah.

Penulis: Hestin Nurindah
Editor: Astini Mega Sari
Capture/Youtube/Najwa Shihab
Pramugari Garuda Indonesia, Tria Aditia Utari saat hadir di acara Mata Najwa yang ditayangkan pada Rabu (3/10/2018). 

TRIBUNWOW.COM - Seorang pramugari Garuda Indonesia, Tria Aditia Utari menceritakan kesaksiannya saat terjebak bencana gempa di Palu, Sulawesi Tengah pada Jumat (28/10/2018).

Tria menceritakan kesaksiannya dalam program acara Mata Najwa yang ditayangkan pada Rabu (3/10/2018).

Tria menceritakan bahwa dirinya masih berada di Hotel Mercure saat gempa dan tsunami Palu terjadi.

Daftar Bantuan Asing untuk Korban Gempa dan Tsunami Palu-Donggala Sulawesi Tengah

"Saya ada di lantai 3 saat itu. Kami baru sampai pukul lima sore untuk bersih-bersih. Habis bersih-bersih itu, saya duduk di atas kasur, lalu guncangan keras itu terjadi," cerita Tria.

Tria mengatakan bahwa dirinya langsung merasakan gempa yang berkekuatan 7,4 SR tersebut.

Pramugari tersebut langsung jongkok dan mencari perlindungan saat gempa tersebut berlangsung.

Tria mengatakan bahwa goncangan gempa tersebut tidak hanya bergoyang ke kanan-kiri, namun terasa seperti atas-bawah.

"Bukan ke kanan dan ke kiri (goyangannya) tapi juga ke atas dan ke bawah juga goyang. Karena nggak bisa mengangkat diri, kita menunggu hingga gempanya mereda," kata Tria.

Bersama dengan temannya, Tria langsung keluar melalui pintu hotel.

Beredar Video Penjarahan Bantuan untuk Korban Bencana Gempa Palu, Relawan Sampai Menangis Memohon

Tria dan temannya bertemu dengan 3 orang yang juga berusaha menyelamatkan diri.

Tiga orang tersebut terdiri dari 2 bapak-bapak dan satu wanita paruh baya.

Atap hotel sudah mulai roboh saat mereka menyelamatkan diri.

Saat itu, pintu darurat gedung tak bisa dibuka meski telah didobrak paksa.

Seorang bapak-bapak menawarkan agar mereka melompat dari jendela yang ada di kamarnya.

Menurut Tria, jendela tersebut cukup tinggi dari dasar lantai di bawahnya.

"Kita panik, jendela ini tinggi banget, apa iya kita harus melompat. Bapak itu bilang, 'nggak ada jalan lain, harus lompat kita'," tutur Tria.

Mereka melihat batang besi di bawah jendela tersebut dan berjalan menyusurinya secara bergantian.

Satelit Tunjukkan Foto Perbedaan Wilayah Palu sebelum dan setelah Terjadi Bencana Gempa Tsunami

Saat giliran ibu-ibu yang bersama mereka turun, gempa kembali terjadi dan menyebabkan ibu tersebut jatuh.

Kepala ibu itu terbentur lantai dan berdarah.

Namun, untungnya ia masih kuat untuk berjalan dan menyelamatkan diri bersama mereka.

Tria berniat untuk lanjut menyelamatkan diri dengan turun melalui tangga yang terbuat dari seng.

Di tengah perjalanannya, seorang petugas Brimob meneriakinya agar kembali karena tsunami datang menghampiri mereka.

"Nggak lama gemuruh tsunami itu datang. Gemuruhnya keras tapi waktu menabrak gedung itu, airnya tenang," tutur Tria.

Tria sempat merasa takut dan berpikir bahwa bencana tersebut akan sama seperti tsunami Aceh pada tahun 2014 silam.

Tria mengatakan bahwa dirinya mengalami beberapa luka di bagian tubuhnya.

Kementerian ESDM Angkat Bicara soal Berita Hoaks Pasca Gempa: Tidak Benar Palu akan Tenggelam

Selengkapnya dapat disaksikan dalam video berikut.

(*)

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Gempa BumiGempa dan tsunami PaluGempa di Sulawesi Tengah
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved