Gempa Bumi
Tanggapi Penanganan Bencana oleh Pemerintah, Ferdinand Hutahaean: Koordinasinya Membuat Kepala Sakit
Ferdinand Hutahaean angkat bicara terkait penanganan yang dilakukan pemerintah dalam mengatasi dampak gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah.
Penulis: Qurrota Ayun
Editor: Fachri Sakti Nugroho
TRIBUNWOW.COM - Kadiv Advokasi dan Bantuan Hukum DPP Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean angkat bicara terkait penanganan yang dilakukan oleh pemerintah dalam mengatasi dampak gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah.
Hal tersebut disampaikan Ferdinand melalui laman Twitternya @LawanPoLitikJW, Senin (1/10/2018).
Ferdinand menuturkan dirinya telah menahan diri untuk tidak menyalahkan pemerintah dalam kondisi bencana.
Namun melihat carut marut pengamanan dan koordinasi, Ferdinand menyebut membuat kepalanya sakit.
Ferdinand juga menanyakan keberadaan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Puan Maharani.
• Setkab Sebut Jokowi Tak Melihat Aksi Penjarahan, Politisi Demokrat: Jangan Disangkal Nanti Blunder
Dalam penanganan korban bencana ini, Ferdinand menyebut Jokowi tidak mampu memimpin.
"Saya mencoba menahan diri untuk tidak menyalahkan pemerintah di kondisi bencana ini. Tapi melihat carut marut penamgamannya dan kordinasinya membuat kepala sakit.
Kemana Menko Puan? Mengapa jadi Medagri dan Wiranto yang bicara? Tapi bicaranya malah blunder?
Kasihan @jokowi tak mampu memimpin," tulis Ferdinand dalam akun Twitternya.

Sementara diberitakan dari TribunJakarta, Senin (1/10/2018) Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamana, Wiranto memberikan arahan untuk menangani gempa yang terjadi di Sulawesi tengah.
Wiranto meminta lima hal diprioritaskan dalam menanganai bencana gempa.
Pertama, jajaran diminta pemakaman korban meninggal dilakukan secara layak setelah diketahui identitasnya.
Kedua, memaksimalkan pencarian korban gempa terutama di puing-puing bangunan yang hancur akibat gempa.
Ketiga, bantuan logistik dibelanjakan dari Makassar dan diangkut dengan pesawat Hercules.
• De Gea dan Manchester United Ucapkan Bela Sungkawa untuk Korban Gempa dan Tsunami di Sulteng
Keempat, Wiranto meminta menteri sosial segera membangun dapur umum pada 10 lokasi pengungsian.
Terakhir, Wiranto meminta pemulihan komunikasi pada daerah yang terdampak gempa dan tsunami.
Diketahui, kondisi listrik di daerah yang terkena dampak bencana mati total.
Untuk melakukan komunikasi, telepon selular hanya berfungsi di lokasi tertentu.
Selain itu, akses jalan menuju Palu masih sangat terbatas.
Korban Gempa dan Tsunami
BNPB sebelumnya telah merilis data korban meninggal yang tertimpa reruntuhan bangunan akibat gempa dan tsunami yang melanda Kota Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah.
Jumlah korban tewas akibat gempa bumi dan tsunami hingga Minggu (30/9/2018) pukul 13.00 WIB mencapai 832 orang.
Korban meninggal di Kota Palu berjumlah 821, sedangakan Kabupaten Donggala berjumlah 11 orang.
• Sulawesi Tengah Berduka, Dahnil Anzar Simanjuntak Usul Pertemuan IMF-WB 2018 di Bali Dibatalkan
Korban yang meninggal dunia juga telah dimakamkan setelah dilakukan identifikkasi melalui DVI, deteksi wajah, dan sidik jari dan data tersebut disimpan oleh Polda Palu.
Untuk korban luka berat, tercatat mencapai 540 orang dan kini tengah dirawat di rumah sakit.
Untuk total pengungsi berjumlah 16.732 jiwa yang tersebar di 24 titik pengungsian.
Diperkirakan jumlah korban akan terus bertambah karena masih banyak korban yang belum terindentifikasi.
Korban lain diduga masih tertimbun bangunan runtuh dan juga sebab lain karena belum terjangkau oleh Tim SAR.
"Ratusan wartawan nasional dan internasional meliput konferensi pers update 30 September 2018, pk.13.00 WIB oleh Kapusdatinmas BNPB @Sutopo_PN , berikut materinya dan updatenya 832 org MD," tulis @BNPB_Indonesia.
• Hotel Roa-roa di Palu Runtuh, 7 Atlet Paralayang Belum Diketahui Nasibnya, Berikut Fakta-faktanya
Diberitakan sebelumnya, gempa berkekuatan 7,7 SR mengguncang wilayah Sulawesi Tengah tepatnya 27 km Timur Laut Donggala, Jumat (28/9/2018) sekitar pukul 17.02 WIB.
Dikutip dari akun Twitter BMKG @infoBMKG, gempa 7,7 SR terjadi di kedalaman 10 kilometer, dan berpusat di 0,18 LS dan 119,85 BT.
Gempa yang mengguncang wilayah Sulawesi Tengah dirasakan beberapa kali karena adanya gempa susulan.
"#Gempa Mag:7.7, 28-Sep-18 17:02:44 WIB, Lok:0.18 LS,119.85 BT (27 km TimurLaut DONGGALA-SULTENG), Kedalaman:10 Km, Potensi tsunami utk dtrskn pd msyrkt #BMKG," tulis BMKG dalam Twitternya, Jumat (28/9/2018).
• BNPB: Perlu Alat Pendeteksi Tsunami yang Lebih Canggih
(TribunWow.com/Qurrota Ayun)