Breaking News:

Gempa Bumi

Setelah Diidentifikasi, 832 Korban Meninggal Dunia akibat Gempa Palu Dimakamkan secara Massal

Untuk menghindari timbulnya penyakit, korban meninggal dunia mulai dimakamkan secara massal hari ini, Minggu (30/9/2018 ).

Penulis: Ekarista Rahmawati P
Editor: Claudia Noventa
Instagram @bnpb_indonesia
Kondisi daerah Balaroa dan sekitar Sungai Manonda, Palu Barat setelah gempa 

TRIBUNWOW.COM - Korban meninggal dunia akibat gempa 7,4 SR di Kota Palu dan Donggala, Jumat (28/9/2018), mencapai 832 orang.

Lewat unggahan Facebook Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Minggu (30/9/2018), mengabarkan bahwa ada 821 orang meninggal yang berasal dari Kota Palu dan 11 orang korban berasal dari Donggala.

Penyebab korban meninggal dunia terutama karena tertimbun reruntuhan bangunan yang roboh akibat gempa dan tsunami.

Kini semua korban meninggal telah dimakamkan secara layak usai dilakukan identifikasi.

Update Kabar Terkini Gempa dan Tsunami Palu-Donggala, Kondisi Logistik hingga Upaya Penanganan

Untuk menghindari timbulnya penyakit, korban meninggal dunia mulai dimakamkan secara massal, Minggu.

Sementara itu identifikasi mayat dilakukan melalui DVI, face recognition dan sidik jari, data korban ada di DVI Polda Palu .

Korban yang terluka berat ada 540 orang yang dirawat di rumah sakit.

Sementara ada 16.732 pengungsi yang tersebar di 24 titik.

Diperkirakan jumlah korban akan terus bertambah karena masih banyak korban yang belum teridentifikasi.

Korban jiwa diduga masih tertimbun bangunan runtuh dan daerahnya belum dijangkau oleh Tim SAR.

Gubernur Sulawesi Tengah, Longki Djanggola, juga telah menetapkan masa tanggap darurat terhadap gempa dan tsunami di Palu.

Hal tersebut diungkapkan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho.

Menkes Pastikan akan Maksimal Memberikan Pelayanan Kesehatan bagi Korban Bencana di Sulawesi Tengah

Masa tanggap darurat ditetapkan selama 14 hari, sejak 28 September 2018 hingga 11 Oktober 2018.

"Gubernur telah menunjuk Danrem Konrem 132/Tadulako sebagai komandan tanggap darurat penanganan bencana gempa bumi dan tsunami di Sulawesi Tengah," kata Sutopo dalam jumpa pers di Kantor BNPB, Jakarta, Minggu (30/9/2018), seperti dilansir TribunWow.com dari Kompas.com.

Sutopo mengatakan, dengan ditetapkan status tanggap darurat, maka pemerintah daerah dan nasional memiliki kemudahan akses untuk pengerahan personel, logistik, peralatan, termasuk penggunaan anggaran untuk memenuhi kebutuhan dalam penanganan darurat di Sulawesi Tengah.

Posko induk tanggap darurat juga ditempatkan di Makorem 132/Tadulako, Kota Palu.

Menurut Sutopo, ada empat kabupaten/kota yang terdampak gempa dan tsunami, yaitu Kota Palu, Kabupaten Donggala, Kabupaten Sigi, dan Kabupaten Parigi Moutong.

"Mendagri telah mengeluarkan surat kawat, memerintahkan buptai dan wali kota di empat kabupaten/kota tadi segera menetapkan status tanggap darurat agar ada kemudahan akses sehingga penanganan bisa dilakukan cepat," kata Sutopo.

Ngaku Dapat Banyak Tawaran jadi Anggota DPR dan MPR, Deddy Corbuzier: Gue Pasti Korupsi

Sebelumnya diberitakan gempa berkekuatan 7,4 SR mengguncang wilayah Sulawesi Tengah, Jumat (28/9/2018).

Gempa terjadi di kedalaman 10 kilometer, dan berpusat di 0,18 LS dan 119,85 BT.

Gempa yang mengguncang wilayah Sulawesi Tengah dirasakan beberapa kali karena adanya gempa susulan.

BMKG sempat merilis potensi tsunami namun kemudian mencabut peringatan dini tersebut beberapa menit kemudian.

Gempa juga menyebabkan gelombang tsunami yang terjadi di Pantai Palu dengan ketinggian 0,5 sampai 1,5 meter.

Sementara ketinggian gelombang di Pantai Donggala kurang dari 50 sentimeter, dan Pantai Mamuju dengan ketinggian 6 sentimeter.

Tsunami diperkirakan sampai ke daratan pada pukul 17.22 WIB atau 18.22 WITA.

(TribunWow.com/Ekarista R.P)

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Gempa BumiPaluSulawesi Tengah (Sulteng)
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved