Pemilu 2019
Indeks Bawaslu 176 Kota Rawan 'Money Politic', Fadli Zon: Seharusnya Bisa Dideteksi dan Disadarkan
"Cuaca kehendak alam lebih mudah dibaca tapi sulit untuk dicegah, namun ini politik uang seharusnya bisa," ujar Fadli Zon.
Penulis: Roifah Dzatu Azma
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon mengatakan terkait politik uang menjelang pemilu legislatif dan pemilihan presiden (pilpres) 2019, seharusnya sejak awal bisa terdeteksi.
Dilansir TribunWow.com dari Twitter DPR RI, @DPR_RI, Kamis (27/9/2018), Fadli mengatakan politik uang tidak seperti cuaca.
Bila cuaca bisa terdeteksi namun sulit untuk dicegah, sebaliknya dengan politik uang.
Ia menilai politik uang bisa teredeteksi dan ditegakkan hukum.
• Ferdinand Hutahaean Komentari Lukisan di Acara Deklarasi Dukungan Keluarga Gus Dur pada Jokowi-Maruf
"Cuaca kehendak alam lebih mudah dibaca tapi sulit untuk dicegah, namun ini politik uang seharusnya bisa, di deteksi, diberikan penyadaran, kan ada 176 kabupaten kota (yang terdeteksi rawan politik uang) itu kemudian ditegakkan hukum," ujar Fadli Zon.
Fadli kemudian menilai, namun penegak hukum harus memaklumi sampai di mana batas politik uang itu.
"Tapi kita harus memaklumi sampai di mana batas-batasnya ketika orang mengeluarkan konsumsi, transportasi, apakah itu masuk kategori atau tidak, jadi harus jelas masalahnya, terutama kepada para caleg, kepada panitia pilpres tim, dan lain sebagainya," kata Fadli.
Sementara itu, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) merilis Indeks Kerawanan Pemilu (IKP) 2019 pada Selasa (25/9/2018), dilansir TribunWow.com dari Kompas.com, Selasa (25/9/2018).
Di antara hal yang dipetakan dari indeks tersebut, yakni terkait politik uang.
• Shia LaBeouf Kepergok Jalan Bareng Mantan Kekasih Robert Pattinson di London
Berdasarkan IKP 2019, sebanyak 176 daerah kabupaten atau kota masuk dalam kategori rawan tinggi politik uang.
Sementara sisanya sebanyak 338 daerah masuk kategori rawan sedang.
Ketua Bawaslu Abhan mengatakan masih rawannya pemilu 2019 oleh politik uang disebabkan oleh sejumlah faktor.
Pertama, kenaikan ambang batas parlemen dari 3,5 persen dari jumlah suara sah di pemilu 2014 menjadi 4 persen di pemilu 2019.
"Tentu ini membuat kontestasi begitu ketat," ujarnya di Hotel Bidakara, Jakarta, Selasa (25/9/2018).
• Sisi Tersembunyi Tiap Zodiak, Ada yang Susah Move On, Cek Punyamu!
Kedua, karena sistem proporsional terbuka masih dijalankan di dalam sistem pemilu.