Pilpres 2019
Bajunya di Deklarasi Damai Disebut Atribut Kampanye, Ferdinand Hutahaean: Baca Aturan Baru Ngetweet
Ferdinand Hutahaean jawab pertanyaan pegiat sosial media Dede Budhyarto yang mempertanyakan atribut partai juga tampak dibawa oleh Partai Demokrat.
Penulis: Ananda Putri Octaviani
Editor: Claudia Noventa
TRIBUNWOW,COM - Kadiv Advokasi dan Bantuan Hukum DPP Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean, jawab pertanyaan pegiat media sosial, Dede Budhyarto.
Dilansir TribunWow.com, Ferdinand Hutahaean menjawab pertanyaan itu melalui laman Twitter miliknya, @LawanPoLitikJW, yang diunggah Minggu (23/9/2018) sore.
Awalnya, pegiat media sosial bernama Dede Budhyarto dengan akunnya, @kangdede78, mempertanyakan soal pelarangan membawa atau memakai atribut partai dalam Deklarasi Kampanye Damai, Minggu pagi.
• Jokowi Instruksikan Menteri LHK Menunda Pelepasan Kawasan Hutan untuk Perkebunan Kelapa Sawit
Pertanyaannya itu ditujukan untuk Ferdinand yang diketahui menggunakan baju partai.
"Di #KampanyeDama1 Dilarang membawa/memakai atribut partai, trus...itu pake apa yah bro @LawanPoLitikJW?
#BaperSejakAwal," tulis Dede.


Menjawab pertanyaan tersebut, Ferdinand pun langsung meminta Dede untuk membaca aturan tersebut dulu.
Ia bahkan menjelaskan aturan yang dimaksud.
"Don*** lu De. Itu bendera yg dibagi KPU, bukan yg kami bawa. Lu baca aturan br ngetwit biar ga dun** De.
Aturan KPU tdk membolehkan membawa atribut. Peserta boleh menggunakan baju partai tapi dari 100 orang setidaknya 34 orang pake baju budaya nasional," kicaunya.

• Penyelidikan Asia Sentinel di Hong Kong Selesai, Kini Partai Demokrat Kirim Tim ke Amerika Serikat
Dalam unggahan lainnya, Ferdinand Hutahaean bahkan memberikan foto berisi tangkap gambar chat Whatsapp yang memperlihatkan pesan berisi peraturan dalam pelaksanaan kegiatan deklarasi kampanye damai tersebut.
"Nih baca aturannya De. Boleh pake baju partai, tapi tidak boleh bawa atribut partai," tulisnya.
Berikut isi tulisan dalam tangkap gambar yang diunggah Ferdinand.
"FWD: Dari KPU via Bu AN (masuk jam 1 dini hari):
Assalamu'alaikum wr.wb.
Selamat dini hari, salam sejahtera..
Yth.
Bpk/Ibu LO Paslon Presiden/Wakil Presiden dan LO partai politik
Menyampaikan update rules keg karnaval jalan kaki Deklarasi Kampanye Damai, sebagai berikut:
1. Peserta jalan kaki untuk masing2 rombongan berjumlah paling banyak 100 org;
2. Dalam setiap rombongan tsb, paling sedikit harus ada 34 org yg mengenakan pakaian adat/tradisional. Sisanya dapat mengenakan pakaian identitas pastai/paslon;
3. Seluruh peserta karnaval jalan kaki tidak diperkenankan membawa alat peraga kampanye, karena sdh difasilitasi oleh KPU.
Demikian, atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terima kasih."

• Menang China Open 2018, Anthony Ginting Dapat Surat dari Penggemarnya di Negeri Tirai Bambu
Diberitakan sebelumnya, Ferdinand Hutahaean menyatakan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ketua Umum Partai Amanat Nasional ( PAN) Zulkifli Hasan walk out dari acara deklarasi kampanye damai Pemilu 2019.
Dilansir TribunWow.com, Ferdinand melalui video yang diunggahnya di laman Twitter @LawanPoLitikJW, Minggu (23/9/2018) pagi, menyebutkan, hal tersebut sebagai bentuk protes keras kepada Komisi Pemilihan Umum ( KPU).
"Salam, selamat pagi. Pagi ini kami kecewa betul dengan deklarasi kampanye damai yang dilakukan oleh KPU, di mana KPU sebelumnya menyerahkan edaran kepada kami, seluruh partai, dan juga kepada calon presiden untuk tidak membawa alat peraga karena disediakan oleh KPU," jelas Ferdinand.
Namun, ujarnya, fakta di lapangan ternyata partai-partai pendukung Joko Widodo-Ma'ruf Amin membawa alat peraga kampanye sendiri.
Selain itu, Ferdinand juga mempertanyakan kehadiran relawan Jokowi-Ma'ruf di lokasi.
"Dan yang paling membuat kami kecewa adalah ketika rombongan mobil karnaval yang ditumpangi oleh pak SBY, pak Zulkifli Hasan, Edi Suparno sekjen PAN, Agus Yudhoyono, Ibas, dan saya sendiri secara tidak menyenangkan didekati dan didesak oleh rombongan pendukung pak Jokowi yang membawa bendera projo berteriak-teriak menyatakan dukungannya kepada capres yang mereka dukung," ujarnya.
Menurut Ferdinand, hal tersebut sangat menggangu.
Bagi Ferdinand, deklarasi kampanye damai ini bukan ajang untuk berkampanye.
"Kami kecewa betul, kami tidak membawa alat peraga kampanye, demikian juga capres kami pak Prabowo tidak membawa karena kami mengikuti aturan," ungkap Ferdinand.
• Mardani Ali Sera Ungkap 3 Strategi Utama TKN Prabowo-Sandiaga: Umat, Milenial, Emak-Emak
Ferdinand menyatakan kekecewaannya kepada kubu Jokowi-Ma'ruf Amin yang menurutnya tidak mengikuti aturan yang dibuat oleh KPU.
"Ini pak SBY dan pak Zulkifli hasan telah kembali lebih dulu meninggalkan acara karena beliau berdua merasa tidak nyaman untuk meneruskan deklarasi kampanye damai tersebut. Kami menyatakan protes atas situasi ini kepada KPU," pungkasnya.
(TribunWow.com/Ananda Putri Octaviani)