Breaking News:

Kabar Tokoh

Akhiri Masa Jabatan 2 Periode sebagai Gubernur, TGB Menuliskan Pesan yang Berisi 3 Catatan Penting

Masa jabatan Guberur Nusa Tenggara Barat (NTB) Tuan Guru Bajang (TGB) Zainul Majdi akan berakhir pada 17 September esok.

Editor: Fachri Sakti Nugroho
Grafis Tribunwow/Kurnia Aji Setyawan
Muhammad Zainul Majdi / Tuan Guru Bajang 

TRIBUNWOW.COM - Masa jabatan Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Tuan Guru Bajang (TGB) Zainul Majdi akan berakhir pada 17 September esok.

TGB menuntaskan 10 tahun masa kepemimpinannya menjadi Gubernur NTB selama dua periode 2008-2018.

Dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi, TGB memanjatkan syukur telah menuntaskan amanat sebagai gubernur secara paripurna. 

Kemenhub akan Luncurkan Aplikasi Jasa Angkutan Online Berbasis Aplikasi

Ia pun memberi tiga catatan penting dari hasil evaluasinya selama ini. Berikut catatan TGB seperti yang diterima redaksi Tribunnews.com.

Pertama, saya terpilih sebagai gubernur pada usia muda yaitu 36 tahun. Kira-kira mungkin di usia tersebut seorang perwira TNI atau perwira kepolisian sedang berpangkat mayor atau komisaris polisi. Bahkan sebelumnya saat menduduki posisi sebagai Anggota DPR RI, usia saya baru 32 tahun. 

Setelah menyelesaikan masa jabatan 10 tahun di NTB, ternyata Alhamdulilah masih juga termasuk muda. Saat ini Alhamdulilah telah ada lebih banyak generasi muda yang berhasil menduduki jabatan-jabatan publik yang dipilih baik di eksekutif maupun legislatif.

Bahkan saat ini ada partai-partai politik yang dipimpin oleh generasi baru dengan pemikiran-pemikiran segar seperti PKPI dan PSI. Saya yakin dengan seiring waktu, akan lebih banyak lagi generasi muda yang akan menjadi pimpinan-pimpinan partai politik.

Memulai berkarya dan mengabdi bagi nusa-bangsa yang dimulai di usia muda dan produktif akan menambah rentang waktu pengabdian kita jika diiringi dengan niat bersih dan konsistensi untuk mengabdi kepada masyarakat.

Kedua, menjadi pejabat publik yang dipilih rakyat baik bupati, walikota, gubernur, hingga presiden dan wakil presiden termasuk anggota lembaga kedewanan itu tidak ada sekolahnya. Tidak ada sekolah gubernur atau bupati. Tidak ada juga sekolah anggota DPR. 

Oleh karena itu, sinergitas antara elected public officialdengan birokrasi menjadi sangat penting. Pemimpin politik menghidupkan menghidupkan ideologi dan menyemaikan pemikiran-pemikiran besar, lalu struktur birokrasi lah yang menjalankannya.

Di sinilah letak peran kepemimpinan dan komunikasinya yang demokratis dan efektif menjadi kunci utama. Praktek tata kelola pemerintahan efektif yang dijalankan pemerintah NTB bersama pemerintah pusat telah berjalan sangat baik.

Insya Allah apa yang telah dijalankan di NTB dapat menjadi bahan masukan dan pembelajaran bagi pelaku-pelaku politik pemerintahan saat ini dan masa depan. 

Dalam konteks nasional, membangun pemerintahan efektif dan demokratis telah dicontohkan oleh para pemimpin kita termasuk Presiden Joko Widodo.

Ketiga dan terakhir, sebagaimana yang selalu disampaikan oleh Bapak Presiden Joko Widodo bahwa Indonesia dianugerahi dengan keberagaman baik secara budaya ataupun secara kewilayahan.

Padatnya keragaman, tingginya perbedaan, disertai dengan pesebaran penduduk di puluhan ribu pulau merupakan berkah sekaligus tantangan bagi Indonesia. Padat dan tingginya keberagaman seringkali membuat kita terjebak dalam situasi konflik. Disinilah pentingnya pemikiran moderasi. 

Halaman
12
Sumber: Tribunnews.com
Tags:
TGB Zainul MajdiNusa Tenggara Barat (NTB)Catatan TGB
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved