Pilpres 2019
Demokrat Dituding Main Dua Kaki, Sandiaga Uno: Kita Hormati Situasi Dinamika Internal di Partai
Bakal calon wakil presiden Sandiaga Uno angkat bicara soal sikap Partai Demokrat yang diduga bermain dua kaki dalam Pilpres 2019.
Penulis: Vintoko
Editor: Claudia Noventa
TRIBUNWOW.COM - Bakal calon wakil presiden Sandiaga Uno angkat bicara soal sikap Partai Demokrat yang diduga bermain dua kaki dalam Pilpres 2019.
Hal itu diungkapkan Sandiaga Uno dalam tayangan 'Kabar Petang' di tvOne yang tayang, pada Selasa (11/9/2018).
Awalnya, Sandiaga mengapresiasi dukungan yang diberikan Partai Demokrat kepada koalisi Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
• Ramai soal Demokrat 2 Kaki, Andi Arief: Perintah SBY Jelas, Satu Kaki di Pileg dan Satu di Pilpres
Sandiaga mengatakan jika berdasarkan pernyataan Sekjen Demokrat, Hinca Pandjaitan, Demokrat kokoh mendukung koalisi Prabowo-Sandi.
"Saya kemarin jokes sama bang Hinca, memang kakinya dua. Tapi dua-duanya kokoh ada dalam koalisi Prabowo Sandi, kokoh mendukung, mengusung dan memperjuangkan koalisi Prabowo-Sandi," ucap Sandiaga.
Saat ditanya apakah Sandiaga khawatir dengan sikap sejumlah kader Demokrat yang beralih memberi dukungan kepada Joko Widodo (Jokowi), ia membantah hal tersebut.
"Jadi kita apresiasi, kita hormati situasi dinamika internal di Partai Demokrat," tutur Sandiaga.
Menurutnya, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) merupakan negarawan sejati.
"Pak SBY dan AHY negarawan sejati, mereka melihat realita, tentunya esensi dalam berdemokrasi. Tentunya keputusan untuk memilih adalah hak individu masing-masing," kata Sandiaga.
"Saya yakin masyarakat di bawah ini melihat bahwa Demokrat bersama koalisi Prabowo-Sandi kokoh, dan Partai Demokrat ingin memperjuangkan ekonomi, yang lebih stabil ke depan," sambung dia.
• Bantah Demokrat Bermain 2 Kaki, Ferdinand Hutahaean: Jangan Mau Diadu Domba oleh Tim Sebelah
Sandiaga mengungkapkan jika terjadi perbedaan antara kejadian di lapangan dan di kalangan elit politik.
"Jadi saya melihat realita di lapangan bukan apa yang elit perbincangkan. Justru ada diskoneksi, apa yang terjadi di lapangan, di masyarakat, dengan apa yang diperbincangkan temen-temen elit," ungkap dia.
Dirinya optimistis jika Partai Demokrat tetap berkomitmen untuk mendukung koalisi Prabowo-Sandi di Pilpres 2019.
"Kami yakin komitmen Pak SBY dan Mas AHY sudah tertuang dalam kesepakatan kita dalam pengusungan kemarin," pungkas dia.
Sebelumnya diberitakan Tribunnews, DPP Partai Demokrat akan memberikan dispensasi khusus kepada pengurus partainya di Papua termasuk Lukas Enembe yang memberikan dukungan kepada pasangan Jokowi-Ma'ruf.
Alasannya dukungan tersebut diberikan karena kader Demokrat di Papua menginginkan partai mendukung Jokowi-Maruf.
"Salah satunya Papua, kami sedang pikirkan memang karea di sana karena kader-kader kami mayoritas waktu melakukan Rakorda (rapat kordinasi daerah). memang menginginkan berkoalisi dengan pak Jokowi," kata Ketua Bidang Advokasi dan Hukum Demokrat, di Jalan Kuningan Timur VII, Setiabudi, Jakarta Selatan, Minggu, (9/9//2018).
Menurut Ferdinand kader Demokrat di Papua mayoritas menginginkan partainya mendukung Jokowi.
Dari 100 persen, sekitar 92 persennya menginginkan bergabung dengan koalisi pemerintah.
• Ramai Disebut Politik Dua Kaki, Sejumlah Kader Demokrat Kompak Unggah Gambar Superman
"Jadi kami memaklumi apa yang disampaikan pak Lukas Enembe. tetapi memang penyampaiannya yang mungkin terlalu bersemangat, itu pun kami sudah koordinasi supaya memilih kalimat-kalimat yang tidak seolah bertentangan dengan DPP," katanya.
Karena itu, Demokrat menurut Ferdinand tidak akan memberikan sanksi kepada Lukas Enembe yang menjabat Gubernur Papua dan Ketua Demokrat Papua, karena bertentangan dengan keputusan partai, memberikan dukungan kepada Jokowi.
Partainya menurut Ferdinand tidak mau mengorbankan para calegnya di Papua tidak dipiliha masyarakat karena berbeda dukungan pada Pilpres.
"Tidak ada sanksi, tidak ada sanksi, kan saya sudah jelakan barusan, barusan saya jelaskan bahwa memang ada daerah yang akan kami berikan dispensasi khusus," katanya. (TribunWow.com/Rekarinta Vintoko)