Kisah Penjaga NKRI di Perbatasan Aruk, Jarang Bertemu Keluarga hingga Perangi Penyelundupan Narkoba
Petugas kepolisian Bripka Thomas Gultom dan Brigadir Sevis Simanjuntak menceritakan suka duka menjadi polisi penjaga perbatasan NKRI.
Penulis: Mutmainah Rahmastuti
Editor: Astini Mega Sari
TRIBUNWOW.COM - Keamanan di daerah perbatasan Indonesia tak lepas dari usaha dan pengorbanan petugas kepolisian penjaga perbatasan.
Dilansir dari Kompas TV, Bripka Thomas Gultom dan Brigadir Sevis Simanjuntak menceritakan suka duka menjadi polisi penjaga perbatasan Indonesia - Malaysia saat diwawancarai tim Gelar Perkara.
Bripka Thomas Gultom bertugas di Polsek Sajingan Besar, Aruk, Kalimantan Barat, selama sembilan tahun.
Thomas mengakatan bahwa selama dia bertugas diperbatasan banyak kasus kriminalitas yang ia jumpai seperti penyelundupan narkotika dan perdagangan manusia.
• Fotonya Disandingkan dengan Tom Cruise, Ini Tanggapan Prabowo Subianto
"Dulu penegakan hukum agak kurang karena selesai begitu saja tanpa adanya peradilan hukum, namun semenjak ditugaskan disini, sudah banyak kasus hukum yang kami tangani," ujar Thomas.
Saat ditanya oleh tim Gelar Perkara mengenai suka duka saat menjadi penjaga perbatasan, Thomas mengungkapkan jika lebih banyak duka yang ia rasakan.
Thomas menuturkan bahwa waktu yang ia tempuh untuk menuju ke perbatasan bisa mencapai sembilan jam karena kondisi jalan yang rusak parah.
Ia juga mengungkapkan kendala dalam melakukan pengamanan di perbatasan yakni, kurangnya alat untuk mendeteksi adanya barang terlarang yang dibawa masuk melalui perbatasan di Aruk.
Thomas bertugas di perbatasan ditemani oleh istri dan anaknya.
Neliyana, istri Thomas, menuturkan bahwa harga bahan pokok di perbatasan sangat mahal.
Tak hanya itu, untuk berkomunikasi ia hanya bisa menggunakan telepon karena sinyal internet belum masuk di Aruk.
• 6 Fakta Pengembalian Uang Rp 700 Juta dari Golkar ke KPK, Disarankan Setnov hingga Sikap Airlangga
Berbeda dari Thomas, Brigadir Sevis Simanjuntak pergi ke daerah perbatasan tanpa didampingi keluarganya.
Dalam menjaga perbatasan petugas kepolisian bekerjasama dengan pihak TNI.
"Titik yang sering dipantau adalah perusahaan yang berbatasan langsung dengan malaysia," kata Sevis.
Sevis menjelaskan banyak Warga Negara Indonesia (WNI) yang bekerja di wilayah Malaysia tanpa menggunakan paspor maupun visa kunjungan.
Saat ditanya mengenai suka duka menjadi penjaga perbatasan, Sevis mengatakan sukanya dalam menjadi petugas perbatasan adalah kondisi daerahnya yang lebih tenang.
Akan tetapi, Sevis mengatakan jika sembako di wilayah perbatasan sangat sulit didapat dan harganya sangat mahal.
Sevis juga menambahkan jika ia jarang memiliki waktu untuk pulang untuk menemui keluarganya.
(TribunWow.com/Mutmainah Rahmastuti)