Gejolak Rupiah
Rupiah dan IHSG Melemah, Analis Sarankan Pemerintah Cabut Subsidi Energi
Kepala Riset MNC Sekuritas, Edwin Sebayang menyarankan pemerintah untuk mencabut subsidi BBM dan listrik, atau dengan kata lain menaikkan harga.
Penulis: Qurrota Ayun
Editor: Lailatun Niqmah
Hingga Rabu (5/9/2018), data Bloomberg menyebutkan nilai tukar rupiah berada di level Rp 14.933 per dolar AS.
Dikutip dari bi.go.id, hingga Rabu (5/9/2018), nilai tukar rupiah mencapai Rp 14.927 per dolar AS berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor).
Sedangkan kurs transaksi Bank Indonesia menunjukkan Rp 15.002 per dolar AS untuk kurs jual dan Rp 14.852 untuk kurs beli.
Hingga Rabu (5/9/2018) aksi jual di pasar saham domestik masih belum berhenti.
Hampir seluruh indeks sektoral turun lebih dari 4 persen.
Hanya indeks sektor perkebunan yang turun 3,24 persen.
Penurunan terbesar terjadi di sektor industri dasar mencapai 5,45 persen.
Sampai Rabu siang, terdapat beberapa saham LQ45 yang turun dengan presentase dua digit.
Di antaranya, saham Matahari Department Store Tbk (LPPF) turun 12,01 persen, saham PT Indika Energy Tbk (INDY) turun 11,40 persen, dan saham PT Sentul City Tbk (BKSL) turun 10,53 persen.
Volume transaksi saham mencapai 7,41 miliar lembar saham dengan nilai transaksi sebesar Rp 4,87 triliun.
Sebelumnya pada pembukaan sesi II saham PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) menjadi satu-satunya saham LQ45 yang menguat.
Penurunan saham TPIA sebelumnya 1,49 persen menguat menjadi 0,99 persen. (TribunWow.com/ Qurrota Ayun)