Gejolak Rupiah
Rupiah Melemah, Misbakhun Sebut Fondasi Ekonomi serta Situasi Politik Kini dan 1998 Sangat Berbeda
Politikus partai Golkar, Misbakhun memberikan komentar terkait melemahnya nilai tukar rupiah pada dolar yang mencapai Rp 15 ribu, Rabu (5/9/2018).
Penulis: Tiffany Marantika Dewi
Editor: Astini Mega Sari
Mereka pun tidak ada tawaran pada gagasan dan ide baru. Ujung kritiknya hanya untuk kekuasaan.
• Rupiah Melemah, Dahlan Iskan Beri Tanggapan
Isu depresiasi rupiah saat ini adalah isu yg akan terus mereka gelorakan. Mereka tidak akan bicara bagaimana tingkat harga pangan yg stabil, bahkan deflasi, tarif pajak untuk UMK yg hanya 0,5 persen, dana desa yg makin meningkat untuk pembangunan infrastruktur desa.
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) sejak 2016 naik dari 36.000.000 menjadi 54.000.000 sehingga rakyat bisa mengkonsumsikan penghasilan mereka untuk kebutuhan dasar hidup mereka.
Negara mengurangi haknya dalam mendapatkan pajak. Demi rakyat. Ini isu yg berpihak pada rakyat.
Semua topik kritik soal depresiasi rupiah selalu membandingkan dg situasi 1998.
Padahal keadaan fondasi ekonomi dan situasi poltiknya sudah sangat berbeda. Aneh kalau ada anak bangsa membangun pesisme akan datangnya krisis supaya penguasa jatuh.
Tolok ukur kenaikan harga kebutuhan pokok adalah inflasi.
Sejak 2015 sampai 2018 inflasi bergerak di kisaran 3,3% sampai 3,5% saja.
Pertumbuhan ekonomi bergerak dari 4,9% sampai 5,2%. Daya beli terjaga karena inflasi terkendali walaupun ada gejolak harga temporer.
Indeks Pembangunan Manusia (IMP) meningkat dari 68 ke 71. Kerja pemerintah dalam upaya meningkatkan kualitas manusia melalui pendidikan dan kesehatan mulai terlihat hasilnya. Ini sebuah bukti kinerja bahwa pemerintah bekerja sungguh-sungguh.
Ini angka yg bersifat kuantitatif. Perdebatan soal ketahanan pangan dan tingkat perbandingan harga yg selama ini diperdebatkan.
Angka berbicara dan menjadi bukti argumentasi. Silahkan dibaca dan disimak dengan baik. Itu data dan faktanya.
Isu yg terus digoreng adalah kenaikan harga pangan. Begitu diberikan data dan fakta soal inflasi yg rendah.
Bahkan data bulanan kenaikan harga sempat mengalami deflasi mereka menolak data tsb. Diberikan grafik perbandingan masih ditolak juga. Ngototnya tanpa data. Ngasal," tulisnya.
• Jokowi: Kunci Hadapi Rupiah Merosot adalah Investasi dan Ekspor
Sementara itu, diberitakan dari Kompas.com, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution juga mengaku heran dengan sejumlah pihak yang membandingkan kondisi pelemahan rupiah saat ini dengan krisis ekonomi tahun 1998.