Fahri Hamzah Sebut KPK adalah Beban Bangsa dan Sekelompok Penipu
Wakil Ketua DPR RI menyindir Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) adalah beban bangsa dan sekelompok orang penipu.
Penulis: Ekarista Rahmawati P
Editor: Fachri Sakti Nugroho
TRIBUNWOW.COM - Wakil Ketua DPR RI menyindir Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai beban bangsa dan sekelompok orang penipu.
Hal tersebut diungkapkan Fahri lewat cuitannya, Selasa (4/9/2018) saat dirinya berada dalam penerbangan Jakarta-Lombok.
"KPK adalah beban bangsa ini, sebuah lembaga dan sekelompok orang yang menipu negeri ini.
Tapi, akan ada akhir. Entah kapan, yang penting saya sudah sampaikan dan yang penting bapak sudah saya ingatkan. Agar tak ada sesal nanti.
Flight Jakarta - Lombok,
4/9/2018.
Fahri Hamzah," kicau Fahri.
• Rupiah Melemah, Dahlan Iskan Beri Tanggapan

Fahri dalam cuitan sebelumnya, menuliskan sebuah surat terbuka yang ditujukan untuk Presiden Joko Widodo.
Surat terbuka tersebut dia tuliskan dalam cuitannya dengan tagar #KursKepastian.
Fahri menegaskan bahwa KPK merupakan lembaga yang penuh drama dan sengketa.
"Waktu itu, telah muncul beberapa kali sengketa antara penegak hukum, bermula dari saling curiga dan dilanjutkan oleh saling sangka bahkan berakhir dengan saling serang. Ada #CicakBauaya1, ada #CicakBuaya2 dan seterusnya. Konflik dibiarkan jadi sengketa terbuka.
Untuk mengingatkan bapak, bahwa di awal pemerintahan bapak konflik berlanjut. KPK mengintervensi pemilihan kabinet. KPK mencoret Nama2 (merah kuning hijau)yang sampai sekarang mereka permainkan. Lalu terjadilah konflik terbuka kembali. #KursKepastian
BACA JUGA: Fahri Hamzah Buat Surat Terbuka ke Jokowi soal Tuduhan Korupsi dan Nilai Tukar yang Semakin Letih
Sekedar mengingatkan bapak, KPK secara sembrono mentersangkakan seseorang yang telah bApak kirim ke DPR sebagai calon Kapolri dan lalu dalam uji kelayakan DPR meloloskan yang bersangkutan. Dan lalu yang bersangkutan melakukan praperadilan. Ia menang. #KursKepastian
Seseorang, yang telah lolos eksekutif, lokos legislatif dan lolos yudikatif gagal dilantik menjadi Kapolri hanya karena opini. Negara kalah! Bapak kalah dan kita semua kalah! Tapi, begitu orang yang sama menjadi kepala BIN, kita semua terdiam dan KPK pura2 tidak tahu perkara.
Kita semua mulai melihat permainan dan kita semua menjadi pemain sandiwara. Kita para elit Indonesia melihat secara telanjang bahwa hukum mulai berkelana memasuki wilayah politlik,”rupanya permainan mulai keluar arena”, itu bisikan hati saya saat itu. #KursKepastian
Dan itulah yang terjadi, sejak itu, kita menyaksikan sengketa terbuka, pimpinan KPK menjadi tersangka dan aib-nya terbuka. Menggalang kesaksian palsu dan memalsukan dokumen keluarga. Dan semua mereka masih bermasalah. Sampai sekarang status hukum mereka tidak jelas.
Gedung KPK kembali menjadi tempat penggalangan politik, ada gelora karena wadah pegawai KPK berpolitik. Mereka menuntut bermacam hal bahkan mereka menuntut agar pimpinan Dilawan. Pimpinan transisi pilihan bapak dilawan. Tegang! Kata pak Ruki kepada saya. #KursKepastian
Lalu terpilihlah pimpinan yang sekarang di bawah pertarungan yang telah meninggalkan sisa-sisa perang dan perdamaian. Pimpinan KPK yang baru adalah hasil dari negosiasi politik lama. Tapi penyidik KPK permanen sampai ada yang diserang. Novel baswedan menjadi pahlawan baru.
Siapa yang menyerang Novel? Mengapa bapak tidak memberi jawaban? Siapa yang berperan dan siapa yang menjadi dalang? Entahlah, tapi Sadarkah bapak presiden. Bahwa semua ini adalah sumber ketidakpastian? Sadarkah bapak bahwa kita mengirim sinyal kekacauan kepada dunia ?
Sementara itu, DPR mengajukan evaluasi. Lalu kita kembali mengadakan rapat konsultasi. Ada 3 kali setahu saya. Khusus untuk membahas masa depan Kepastian hukum. Waktu itu revisi UU KPK hampir disepakati tetapi selalu dibatalkan diujung. #KursKepastian
Habis sudah upaya DPR untuk mengingatkan bapak bahwa sebagai lembaga pengawas tertinggi di negeri ini, DPR menemukan sesuatu yang harus kita baca. Melalui pansus Angket KPK hampir saja semua terbuka tapi akhirnya semua dihentikan. Tergesa-gesa dan Entah oleh apa.
Dalam pansus Angker KPK semua hampir terbuka. DPR hampir saja menemukan segala sumber masalah dan segala sumber ketidakpastian hukum yang dibuat KPK. Tapi rupanya, KPK punya mekanisme Melawan balik. Semua terkena. Dan semua kembali ke semula. #KursKepastian
Maka, semua keinginan DPR untuk mengingatkan presiden dari masa ke masa terus mendapat hambatan KPK. Revisi UU KPK agar bisa diawasi, pansus angket KPK, audit oleh BPK semua ditahan atas ancaman dan ketidaksetujuan KPK. #KursKepastian," tulis Fahri Hamzah.
• Ridwan Kamil Nyatakan Dukung Jokowi di Pilpres 2019
"Bapak presiden mengatakan kepada dunia “marilah datang ke negeri kami Dan berinvestasi ”, pada saat yang sama di media mereka melihat ada banyak pencuri ditangkapi. Bukankah artinya negara ini tidak aman menitipkan investasi? #KursKepastian
Demikianlah yg terjadi bapak presiden. Dan hari ini, di kota malang, kota yang indah berseri. Arek2 malang yang pemberani, KPK menangkap hampir semua anggota DPRD kota itu, Kecuali yang bolos karena dianggap tidak ikut merugikan negara. (Bolos ternyata bagus sekali).
Bapak presiden @jokowi,
Inilah hari2 bapak. Di negeri yang bapak pimpin. Tapi rasanya dalam hukum bapak tidak memimpin kami. Dan dalam ekonomi pasar mulai nampak tidak sudi. Entahlah, semoga bapak masih punya waktu untuk memperbaiki negeri ini.
Saya selalu cemas, apabila kita tetap todak mengerti dan ini tidak bapak mengerti sesungguhnya kita sedang bunuh diri. Semua sedang mengantri gerakan bunuh diri pak. Saya tidak mau mengantri. Saya akan lawan semua ini. Bila perlu sendiri. #KursKepastian," tambahnya.
(TribunWow.com/Ekarista R.P)