Pilpres 2019
Tanggapi Pernyataan Ali Ngabalin, Dosen UI: 2019 Ganti Presiden Disamakan Makar Sangat Menggelikan
Dosen Komunikasi Massa Universitas Indonesia, Ade Armando memberikan sanggahan terhadap pernyataan Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP)
Penulis: Gigih Prayitno
Editor: Claudia Noventa
Saya ingin meminta teman-teman sesama pendukung Jokowi untuk tidak terjebak menjadi fasis!
Jokowi adalah representasi pemimpin yang demokratis, toleran, mencintai rakyat, bersahabat, menghormati HAM.
Karena itu kita jangan mencoreng citranya dengan pernyataan-pernyataan fasis seperti yang dilontarkan Ali," tambahnya
Ade Armando juga menerangkan bahwa Jokowi adalah representasi pemimpin yang demokratis, toleran, mencintai rakyat, bersahabat dan menghormati HAM.
Sampai berita ini diturunkan, tulisan Facebook Ade Armando tersebut mendapat 3.579 komentar dan lebih dari 54,4 ribu share.

Sebelumnya, seperti yang diberitakan oleh Tribunnews, Staf Ahli Kedeputian IV Kantor Staf Kepresidenan, Ali Mochtar Ngabalin menilai gerakan 2019GantiPresiden merupakan gerakan makar yang harus dihentikan.
"Makar itu, makar harus dihentikan seluruh aktivitasnya, harus di-backup," ujar Ngabalin saat dihubungi, Jakarta, Senin (27/8/2018).
• Berkunjung ke Pekanbaru, Sandiaga Uno Mendapat Sambutan dari Permak Bodi
Menurut Ngabalin, #2019GantiPresiden memiliki arti pada 1 Januari 2019, maka Presiden Indonesia yang saat ini diduduki Joko Widodo harus diganti.
• Sindir Cak Imin, Alissa Wahid Minta Gus Dur Tak Dijadikan Alat Jualan Suara
"Artinya itu tindakan makar, dengan begitu sementara yang kita tahu dalam regulasi 17 April Pemilu presiden yang baru. Karena itu, seluruh aktivitas dan deklarasi yang terkait pergantian presiden harus dihentikan karena itu gerakan gerombolan pengacau keamanan negara," papar Ngabalin.(TribunWow.com/Gigih Prayitno)