Malam Satu Suro: Perayaan Tradisi Jawa dan Amalan dalam Islam
Malam satu suro atau yang dikenal sebagai tahun baru Islam 1 Muharram jatuh pada tanggal 11 September 2018.
Penulis: Qurrota Ayun
Editor: Fachri Sakti Nugroho
TRIBUNWOW.COM - Malam satu suro atau yang dikenal sebagai tahun baru Islam 1 Muharram jatuh pada tanggal 11 September 2018.
Malam 1 Muharram lekat dengan tradisi yang ada di Indonesia dan amalan-amalan dalam Islam.
Di Indonesia khususnya masyarakat Jawa banyak melakukan kegiatan sebagai perayaan 1 Muharram.
Dilansir TribunWow.com dari TribunTravel.com, Sabtu (1/9/2018), berikut tradisi malam 1 Muharram yang dilakukan masyarakat Jawa.
• Ahmad Dhani: Seluruh Jajaran TNI Tahu bahwa Saya adalah NKRI Harga Mati
1. Tapa Bisu
Tapa Bisu adalah ritual mengunci mulut dan tidak berbicara selama kegiatan ritual berlangsung.
Pada ritual ini, Keraton Yogyakarta bersama masyarakat akan mengelilingi benteng-benteng keraton tanpa berbicara.
2. Tirakatan
Ritual tirakatan biasanya diadakan di Yogyakarta.
Masyarakat yang ikut dalam ritual ini akan berdoa atau menyaksikan pagelaran wayang kulit.
• Potret Kehebohan 9 Seleb Indonesia Nonton Langsung Penutupan Asian Games 2018
3. Kungkum
Ritual kungkum dipercaya mampu meningkatkan tahapan spiritual yang lebih tinggi dalam ajaran Kejawen.
Ritual ini biasa dilakukan dengan berendam di mata air atau sungai besar.
4. Kirab Kebo Bule
Kebo atau kerbau yang digunakan dalam ritual 1 Muharram adalah kebo bule Kyai Slamet.
Dalam ritul ini kebo bule Kyai Slamet dipercaya keramat.
Tradisi dilaksanakan pada malan 1 Muharram oleh Keraton Kasunanan Surakarta.
5. Mencuci Pusaka
Di malam 1 Muharram, benda pusaka akan dicuci.
Pencucian pusaka sering dilakukan di Keraton Yogyakarta dan lingkungan Kejawen.
• Jusuf Kalla: Asian Games ke-18 Ini Kita Raih 3 Kesuksesan
Selain lekat dengan tradisi Jawa, bulan Muharram dipercaya sebagai satu diantara bulan yang dihormati dalam agama Islam.
Pada bulan ini, diharamkan untuk berperang sehingga banyak kemuliaan yang diberikan Allah SWT.
Dikutip dari TribunSumsel.com, Senin (3/9/2018), kebaikan akan diraih oleh kaum muslimin dengan melaksanakan beberapa amalan seperti berikut ini.
1. Berpuasa Sunah Asyura
Selain puasa di Bulan Ramadan, puasa yang paling utama adalah ketika bulan Muharram.
Hal ini sesuai dengan hadist:
“Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa di bulan Allah (yaitu) Muharram. Sedangkan shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam” (H.R. Muslim (11630) dari sahabat Abu Hurairah radhiyallohu anhu).
Anjuran untuk melakukan puasa sunah Asyura adalah tanggal 10 Muharram.
2. Puasa Sunah Tasua
Amalan puasa sunah Tasua dilaksanakan tanggal 9 Muharram.
Hal ini berdasarkan hadist Nabi sebagai berikut:
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma dia berkata : ” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Apabila (usia)ku sampai tahun depan, maka aku akan berpuasa pada (hari) kesembilan” (HR. Muslim).
Namun belum sampai di bulan Muharram tahun berikutnya, Rasulullah sudah meninggal dunia.
3. Menyantuni Anak Yatim
Menyantuni anak yatim sebenarnya tidak harus dilakukan di bulan Muharram.
Namun jika menyantuni anak yatim dilaksanakan di bulan Muharram maka Allah akan mengangkat derajadnya.
Sesuai dengan hadist berikut:
“Siapa yang mengusapkan tangannya pada kepala anak yatim, di hari Asyuro’ (10 Muharram), maka Allah akan mengangkat derajatnya, dengan setiap helai rambut yang diusap satu derajat.”
“Saya dan orang yang menanggung hidup anak yatim seperti dua jari ini ketika di surga.” Beliau berisyarat dengan jari telunjuk dan jari tengah, dan beliau memisahkannya sedikit.” (HR. Bukhari no. 5304). (TribunWow.com/ Qurrota Ayun)