Breaking News:

Rupiah Anjlok, Andi Arief: Perbedaan Memasuki Krisis 2008 dan saat Ini adalah soal Doa

Menurut Andi Arief, saat terjadi krisis 2008 semua rakyat berdoa agar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bisa membawa Indonesia keluar dari krisis.

Penulis: Qurrota Ayun
Editor: Astini Mega Sari
Tribunnews
Waserkjen Demokrat, Andi Arief 

Gubernur BI, Perry Warjiyo menuturkan komitmen BI untuk menjaga stabilitas ekonomi sangat kuat, terutama stabilitas nilai tukar rupiah.

Oleh sebab itu, BI meningkatkan intervensi di pasar forex.

Penurunan peso Argentina pada Kamis (30/8/2018) yang jatuh pada rekor terendah terhadap dolar AS memicu kekhawatiran baru dari aset pasar negara berkembang di kalangan investor internasional.

Rupiah Tembus Rp 14.800, Dekati Tingkat Krisis Asia Tahun 1998

Hal ini karena bank sentral Argentina menaikkan suku bunga utama sebesar 1500 basis poin menjadi 60 persen.

Mata uang rupiah telah jatuh sejak awal tahun 2018 di tengah ketegangan perdagangan antara AS dengan China.

Krisis yang melanda Turki juga turut berpengaruh pada penurunan nilai tukar rupiah.

Indonesia dinilai rentan terhadap aksi jual yang besar saat terjadi tekanan di pasar global.

Apalagi defisit transaksi berjalan negara pada saat ini melebar menjadi USD 8 miliar pada kuartal kedua tahun ini.

Meski demikian, Perry menegaskan bahwa kondisi ekonomi masih kuat dan bisa bertahan.

BI juga terus mewaspadai apa yang terjadi pada negara lain, termasuk Turki dan Argentina. (TribunWow.com/ Qurrota Ayun)

Tags:
Andi AriefRupiahTwitter
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved