Komentari Pengangkatan Nicke Widyawati, Said Didu: Pertamina Bukan Hanya Butuh Profesional
Said Didu memberikan komentar terkait PT. Pertamina yang telah mengangkat direktur utama (dirut) baru yakni Nicke Widyawati
Penulis: Tiffany Marantika Dewi
Editor: Astini Mega Sari
TRIBUNWOW.COM - Mantan Staf Khusus Menteri ESDM yang juga pengamat BUMN, Said Didu memberikan komentar terkait PT. Pertamina yang telah mengangkat direktur utama (dirut) baru, yakni Nicke Widyawati.
Hal ini diungkapkan Said Didu saat menjadi narasumber dalam acara Hot Economy, Berita Satu, Kamis (30/8/2018).
Said mengatakan jika dirinya juga mengenal Nicke Widyawati sebagai seorang yang profesional.
Namun, menurutnya, Pertamina bukan hanya butuh seseorang yang profesional.
"Saya kenal ibu Nicke, dia seorang profesional, saya kenal sejak masih di bawah, tapi saya katakan, Pertamina bukan hanya butuh profesional," ujar Said.
Hal ini dikarenakan ada perubahan indikator dari pemerintah untuk dianggap memiliki prestasi.
"Saya mengalami betul penggantian direksi Pertamina itu bukan karena tidak berprestasi, karena berubahnya indikator yang dianggap prestasi oleh pemerintah, sehingga orang seakan-akan tidak berprestasi," tambahnya.
• Soal Gerakan 2019 Ganti Presiden, Maruf Amin Enggan Beri Komentar
"Contohnya, awal-awal, pemerintah ini menyatakan akan membesarkan Pertamina ini sebagai Petronas global dunia, terus harus berubah menjadi penyedia energi nasional dengan penugasan yang sangat berat, kemudian dianggaplah direksinya gagal."
"Terus pada saat Dirut mempertahankan bahwa Pertamina tidak boleh diberikan penugasan yang melanggar UU, maka ia diberhentikan," ujar mantan stafsus ESDM ini.
Said Didu juga memberikan harapannya pada Nicke yang menjabat Dirut Pertamina saat-saat di tahun politik.
"Saya berharap bu Nicke di tahun politik ini betul-betul menjaga, karena seakan-akan yang dikemukakan itu hanya kaset-kusut bagi saya, karena direksi sejak tahun 2005 mengatakan segera membangun kilang, tapi belum pernah terjadi pembangunan kilang sampai sekarang," ujar Said Didu.
Selain itu, masalah lain yang harus ditangani Nicke adalah persoalan keuangan dari Pertamina yang berat, juga intervensi dari luar yang kemungkinan diterima oleh Pertamina.
• Alasan Prabowo Mau Diajak Berpelukan Bersama Jokowi dan Hanifan di Asian Games 2018
Lihat video lengkpanya berikut ini:
Sementara itu, diberitakan dari Kompas.com, setelah mengalami kekosongan selama lima bulan, PT Pertamina (Persero) akhirnya memiliki dirut baru.
Nicke Widyawati yang sebelumnya dipilih sebagai pelaksana tugas (Plt) dirut ditunjuk menjadi bos baru Pertamina menggantikan Elia Massa Manik.
Penetapan Nicke sebagai Dirut Pertamina yang baru tertuang dalam Salinan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: SK - 232/MBU/08/2018, tanggal 29 Agustus 2018, tentang Pengalihan Tugas, Pemberhentian dan Pengangkatan Anggota-anggota Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pertamina.
"Pagi ini telah diserahkan RUPS Menteri BUMN mengenai pengangkatan pengalihan jabatan di Pertamina, Pertamina itu Ibu Nicke Widyawati ditetapkan sebagai Dirut Pertamina," kata Deputi Bidang Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno dalam jumpa pers di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (29/8/2018).
• Jusuf Kalla Harap Tak Ada Lagi Caci Maki di Pilpres 2019
Nicke Widyawati ditunjuk menjadi Plt Dirut Pertamina mulai 20 April 2018 setelah dirut sebelumnya Elia Massa Manik diberhentikan pada awal 2018.
Wanita kelahiran Tasikmalaya 50 tahun silam ini sebelumnya menjabat sebagai Direktur SDM Pertamina dan juga merangkap sebagai Plt Direktur Logistik, Supply Chain, dan Infrastruktur Pertamina pada 2017.
Selama kurang lebih lima bulan menjadi Plt Dirut Pertamina, Nicke bertanggung jawab dalam beberapa program Pertamina, salah satunya menyiapkan ketersediaan BBM selama Puasa dan Lebaran 2018.
Pengalamannya yang cukup lama di Pertamina seolah menjadi modal bagi Nicke untuk bisa mengisi jabatan sebagai bos baru Pertamina.
Kendati dipilih oleh Jokowi, Nicke juga telah memenuhi persyaratan untuk menjadi dirut sebuah BUMN.
"Untuk menjadi Dirut BUMN itu ada beberapa hal yang harus dipenuhi, pertama lolos independent audit atau assessment dari assessor. Jadi sehebat apa pun dia, itu tidak menjadi dasar. Ada batasan dan angka-angka yang harus dipenuhi," ujar Deputi Bidang Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (29/8/2018).
• Universitas Atma Jaya Adakan Seminar Bahas Pengelolaan BUMN Tambang dan Migas demi Kemakmuran Rakyat
Setelah lolos itu, lanjut Fajar, baru dilihat rekam jejak kandidat dirut.
Terakhir, evaluasi kinerja calon dirut pada posisi yang diemban sebelumnya.
Fajar menambahkan, para calon dirut BUMN termasuk Pertamina tidak mengajukan diri atas nama pribadi.
Namun, calon tersebut diambil berdasarkan talent pool yang dibentuk oleh Kementerian BUMN.
"Ini bukan mencalonkan diri tapi dari Kementerian BUMN itu punya talent pool. Jadi untuk seluruhnya kita sekarang sudah punya 50 per perusahaan jadi sekitar 500-an orang. Kemudian dipilih berdasarkan itu," ujar dia. (TribunWow.com/Tiffany Marantika)