Pilpres 2019
Sudjiwo Tedjo: Setelah Dwi Fungsi Jurnalis, Kini Masuk Pula Era Dwi Fungsi Guru Besar
Pekerja Seni, Sudjiwo Tedjo memberikan sindiran pada fungsi dari guru besar.
Penulis: Tiffany Marantika Dewi
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Pekerja Seni, Sudjiwo Tedjo memberikan sindiran pada fungsi dari guru besar.
Hal itu dikatakan Sudjiwo Tedjo melalui Twitter miliknya, @Sudjiwotedjo, Selasa (28/8/2018).
Sudjiwo mengatakan, kemungkinan adanya dwi fungsi guru besar ini berkaitan dengan politik.
"Setelah ada kemungkinan Dwi Fungsi Jurnalis, hari2 ini ada kemungkinan kita masuk pula ke era Dwi Fungsi Guru Besar.
Heuheuheu .. ini bagus. Definisi politik antara lain memanglah “Seni Kemungkinan”.
Yg penting ayok semua kita rukun. Ajakan rukun ini klise. Tp cinta pun klise C*k," tulis Sudjiwo Tedjo.
• Indonesia Rawan Terpecah-belah, Gatot Nurmantyo: Peristiwa Syria Itu Bisa Terjadi di Sini

Sudjiwo Tedjo menanyakan jika kabar tersebut benar, maka acara yang dipandu oleh Najwa, yakni Mata Najwa harus tutup hingga Pilpres 2019 mendatang.
@sudjiwotedjo: Dengan segala cinta, dan dengan segala hormat, jika berita ini betul, Mata Najwa harus tutup sampai Pilpres 2019 selesai bila Najwa Shibab jadi timses salah satu capres apalagi ketua timses.
Selain Najwa, seluruh wartawan/wati jg hrs mundur jk jd timses serupa.

Postingan Sudjiwo Tedjo (Capture/Twitter)
Dikutip dari MetroTV, selain nama Najwa Shihab, nama Erick Thohir juga muncul sebagai kandidat ketua timses Jokowi.
Hal itu disampaikan oleh Wakil Sekretaris Koalisi Indonesia Kerja (KIK) Ahmad Rofiq, Minggu (26/8/2018) di Kantor DPP Perindo, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat.
• Beri Sindiran ke BIN, Andi Arief Unggah Foto Demo Tuntutan Turunkan SBY saat Masih Jadi Presiden
Sementara itu, diberitakan sebelumnya, para Sekretaris Jenderal (Sekjen) partai pengusung pasangan bakal capres dan calon wakil presiden cawapres Jokowi-Ma'ruf Amin telah menyerahkan daftar anggota tim sukses ke Kantor Komisi Pemilihan Umum ( KPU), Menteng, Jakarta Pusat, Senin (20/8/2018).
Mereka menyerahkan nama susunan anggota tim kampanye ke KPU tanpa menyerahkan nama ketua tim kampanye nasional (TKN) Jokowi-Maruf Amin.
Mereka menyerahkan nama susunan anggota tim kampanye ke KPU tanpa menyerahkan nama ketua tim kampanye nasional (TKN) Jokowi-Maruf Amin.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan Hasto Kristyanto menyebutkan, pihaknya belum menyerahkan nama ketua TKN karena Jokowi masih sibuk mengemban tugas negara.
Oleh sebab itu, sampai saat ini nama ketua TKN masih dipertimbangkan.
"Beliau lebih mengutamakan bangsa dan negara sehingga untuk susunan tim kampanye yang kami serahkan hari ini belum memasukkan posisi Ketua TKN," kata Hasto di kantor KPU, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (20/8/2018), dilansir TribunWow.com dari Kompas.com.
• Kemenhub Tindaklanjuti Insiden PAS Neno, Suryo Prabowo Unggah Video Serupa yang Dilakukan Susi
Hasto menuturkan, tim kampanye maupun juru kampanye masih bisa direvisi hingga satu hari jelang pelaksanaan kampanye, atau 22 September 2018 mendatang.
Hal ini sesuai dengan aturan yang tercantum dalam Undang-undang nomor 7 tahun 2017 tentang Pemilu.
Hasto Kristiyanto mengatakan, selama belum adanya ketua tim pemenangan, TKN akan dipimpin oleh Wakil Ketua Tim Pemenangan yaitu para Sekretaris Jenderal Partai yang memiliki kursi di parlemen.
Mereka adalah Arsul Sani, Lodewijk Paulus, Abdul Kadir Karding, Johnny Plate, dan Hery Lontung Siregar.(TribunWow.com/Tiffany Marantika)