Breaking News:

Sebut Dirinya Beda Kelompok dengan Rocky Gerung, Budiman Sudjatmiko: Dia Cuma Menghirup Debu Buku

Politikus PDIP Budiman Sudjatmiko memberikan tanggapan mengenai dirinya dan Rocky Gerung yang dulunya sama-sama aktivis.

Penulis: Tiffany Marantika Dewi
Editor: Astini Mega Sari
kolase/tribunwow
Budiman Sudjatmiko dan Rocky Gerung 

TRIBUNWOW.COM - Politikus PDIP Budiman Sudjatmiko memberikan tanggapan mengenai dirinya dan Rocky Gerung yang dulunya sama-sama aktivis.

Hal ini dikemukakan Budiman Sudjatmiko melalui Twitter milikinya, @budimansudjatmiko, Senin (27/8/2018).

Mulanya, penggiat sosial media Chico Hakim menuliskan kicauan tentang aktivis yang melawan orde baru (orba) seperti Budiman Sudjatmiko.

Lalu, Chico membandingkan bagaimana perlawanan masa dulu dengan masa sekarang.

"Saya ingat ketika aktivis seperti @budimandjatmiko melawan Orba.

Yang mereka teriakkan diantaranya, "turunkan soeharto", "cabut 5 UU Politik" & “Cabut Dwifungsi ABRI". Substantif.

Tidak ada kata "dungu, planga-plongo, test dna ibu Presiden" seperti aktivis hashtag yang Destruktif," tulis Chico Hakim.

Unggah Video Deklarasi 2019 Ganti Presiden di Surabaya, Fadli Zon: Polisi Pasung Demokrasi

Budiman pun menanggapi kicauan tersebut dengan menyebutkan nama Rocky Gerung.

Budiman mengatakan jika ada perbedaan antara dirinya dan Rocky yang sama-sama menjadi aktivis.

Menurutnya, perbedaannya, kelompok Budiman menghirup debu dari buku dan gas air mata bersamaan.

Sementara Rocky dan kelompoknya hanya menghirup debu buku.

"Karena kelompok kami dgn kelompoknya Rocky mengambil tradisi berbeda.

Debu dr buku maupun gas air mata sama2 kami hirup dgn seimbang.

Sementara dia dkk cuma menghirup debu buku shg saat skrg jd pariah tanpa fasilitas, dia dkk limbung teori & busung nalar.

Update Peringkat Sementara Asian Games 2018, Indonesia Raih 12 Medali Emas

Tweet Budiman Sudjatmiko
Tweet Budiman Sudjatmiko (Capture Twitter @BudimanSudjatmiko)

Semakin sering Rocky menghina orang, akan kurendahkan Rocky di mata orang2.

Sebenarnya tak kurendahkan sih. Cuma mau membantingnya dr ketinggian yg bukan haknya.

Mengembalikannya pd tempat sebenarnya..ke sebuah pojokan yg gak terlalu penting

Aku tak ada masalah dgn Rocky. Dia tak pernah mulai menyerangku.

Dia pernah menyerangku saat aku DULUAN menyerang dia. Tp knp aku DULUAN menyerangnya? Krn dia menghina niat baik orang2..melecehkan kecerdasan orang2..Hobi lamaku muncul: menyerang jagoan palsu!

Jadi makian Rocky pd orang2 itu cuma derit suara dr sisa2 berfikir analog yg dijepit roda2 algoritma.

Pd moment itu dia coba melawan & gagal secara menyedihkan," tulis Budiman Sudjatmiko.

Kedatangan Neno Warisman di Riau Ditolak, Fadli Zon Buatkan Puisi Berjudul Lagu Cinta untuk Neno

Kicauan Budiman ini pun dibalas oleh Wakil Ketua DPR, Fahri Hamzah.

@FahriHamzah: "Ck ck ck."

@BudimanSudjatmiko: "Saya lbh tahu ttg dia..25 tahun. Saat kelompokmu.masih menganggap kami lbh sebagai musuhmu dr pd thdp Orde Baru."

@FahriHamzah: "Kapan kita boleh menyerang karakter orang daripada ide2nya? @rockygerung."

Atas tweet berbalas tersebut, Rocky Gerung pun turut berkomentar melalui Twitter @rockygerung.

"Di ujung zaman, si anak revolusi ternyata cuma anak-anak," jawab Rocky Gerung pada tweet Budiman dan Fahri Hamzah.

Tweet Fahri yang dibalas Rocky Gerung
Tweet Fahri yang dibalas Rocky Gerung (Capture Twitter)

Teddy Gusnaidi: Polisi Berhak Melarang dan Menindak Kegiatan yang Bisa Menimbulkan Perpecahan

Sementara itu, diberitakan sebeulmnya dari Kompas.com, Rocky Gerung yang kini juga menjadi pengamat politik ini sering dianggap menimbulkan kontroversi.

Seperti beberapa waktu lalu, Sabtu (25/8/2018), ia bersama Ratna Sarumpaet dilarang memberikan diskusi di Kepulauan Bangka Belitung.

Kepala Bidang Humas Polda Kepulauan Bangka Belitung, AKBP Abdul Munim mengatakan, ada potensi konflik sehingga polisi mengambil langkah pencegahan yang bertujuan menjaga stabilitas keamanan.

"Polisi tugasnya hanya pengamanan wilayah supaya tetap kondusif. Media kan tahu sebelumnya ada beberapa kelompok yang menolak adanya Ratna Sarumpaet dan Gerung dalam diskusi itu," kata Abdul Munim, Minggu (26/8/2018).

Dia mengungkapkan, polisi tidak memberikan Surat Tanda Terima Pemberitahuan (STTP) guna menjaga Kamtibmas.

Riset Alvara: Jokowi-Maruf Unggul di Jawa, Prabowo-Sandiaga di Sumatera

"Kami harus mencegah konflik dari kedua kelompok tersebut. Kalau polisi melakukan pembiaran, dan kedua kelompok bertemu, lalu jika terjadi konflik, siapa yang akan disalahkan? Makanya ini bersifat pencegahan," ujarnya.

Menurut Abdul, jika sudah waktunya, silakan kedua kelompok melaksanakan kampanye sesuai jadwal dari KPU.

"Masyarakat jangan terprovokasi karena polisi tetap berkomitmen menjaga pemilu ini berjalan dengan baik," pesannya.

Abdul menjelaskan, pada 2019 nanti, sesuai UU Pemilu, perhelatan demokrasi itu bernama pemilihan presiden, bukan pergantian presiden.

Pilihan boleh beda, tetapi kerukunan dan kedamaian tetap harus dijaga.

Siapapun yang terpilih, seluruh masyarakat Indonesia harus mendukung dengan mengisi pembangunan melalui kegiatan positif.

Tanggapi Insiden yang Dialami Neno Warisman, Mardani Ali Sera: Aparat Keamanan Hilang Kepercayaan

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, diskusi yang digagas Gerakan Selamatkan Indonesia (GSI) Bangka Belitung dengan narasumber Ratna Sarumpaet, Rocky Gerung dan Ahmadi Sofyan (Caleg Gerindra) pada Sabtu (25/8/2018) batal dilaksanakan.

Ketua GSI Babel, Muhammad Amin mengatakan, selain diskusi yang bakal dihadiri 200 peserta, pelantikan pengurus GSI tingkat kabupaten/kota juga dibatalkan.

Pengurus GSI Babel hanya menggelar rapat terbatas dengan Ratna Sarumpaet yang sudah terlanjur tiba di Pangkal Pinang. (TribunWow.com/Tiffany Marantika)

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Rocky GerungBudiman SudjatmikoPartai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP)
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved