Rupiah Melemah, Ferdinand Hutahaean: Akhirnya Rakyat yang Korban
Ferdinand Hutahaean berpendapat jika pemerintah makin tak punya cara dalam mengatasi pelemahan nilai tukar rupiah.
Penulis: Qurrota Ayun
Editor: Fachri Sakti Nugroho
TRIBUNWOW.COM - Ketua Divisi Humas dan Advokasi Hukum DPP Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean memberikan tanggapan atas melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Dilansir TribunWow.com dari laman Twitter Ferdinand Hutahaean pada Jumat (24/8/2018), ia berkomentar jika pemerintah makin tak punya cara dalam mengatasi pelemahan nilai tukar rupiah.
Terkait hal ini, Ferdinand menambahkan jika rakyat yang akhirnya menjadi korban dari dampak melemahnya rupiah.
Hal ini tertulis dalam akun @LawanPoLitikJKW: "Waduh..!! Pemerintah makin tak punya cara mengatasi pelemahan rupiah, akhirnya rakyat yg korban."
• Usai Tonton Laga Indonesia Vs Uni Emirat Arab, Darius Sinathrya: Wasit Jahanam

Dalam unggahan tersebut, Ferdinan menanggapi postingan akun @TranceX9 yang menyebutkan jika strategi konvensional Bank Indonesia (BI) untuk meningkatkan nilai rupiah gagal total.
Setelah dinilai gagal, pemerintah mengeluarkan aturan agresif yang dinilai merampas hak warganya.
Menurut akun tersebut, rakyat menjadi subjek yang paling mudah untuk dikorbankan demi kejayaan negara.
@TranceX9: Setelah strategi konvensional BI utk meningkatkan nilai rupiah gagal total, muncullah aturan pemerintah yg sgt agresif mengebiri hak warganya. Bagaimanapun rakyat adalah subyek yg paling mudah utk “dikorbankan” pemerintah demi kejayaan negara..."
Dalam unggahan akun @TranceX9 tersebut berkaitan dengan berita dari kompas.com yang berisi penerapan aturan pembawaan uang kertas asing oleh BI.
• Tak Diizinkan Mengisi Diskusi dengan Rocky Gerung, Ratna Sarumpaet: Rezim Panik

Diberitakan dari Kontan.co.id pada Jumat (24/8/2018), nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot kembali melemah hingga mencapai Rp 14.649 per dolar AS.
Tanpa adanya sentimen positif dari dalam negeri, rupiah pada pekan depan diprediksi bisa menembus ke angka Rp 14.700 per dolar AS.
Analis Pasar Uang Bank Mandiri Reny Eka Putri menjelaskan jika pada saat ini gerakan mata uang rupiah dikendalikan oleh kondisi ekonomi global.
Reny menilai, pada pekan depan mata uang rupiah masih rentan terhadap faktor eksternal.
Apalagi jika perang dagang antara China dengan AS masih terus berlangsung.
• Sandiaga Uno Minta Presiden Jokowi Tak Buat Pernyataan yang Bisa Membuat Gaduh
Analis Asia Tradepoint Futures, Andri Hardianto juga sependapat dengan Reny.
Menurutnya pelemahan mata uang rupiah masih bisa terus berlanjut hingga pekan depan.
Andri memprediksi jika mata uang rupiah akan bergerak pada kisaran Rp 14.600 hingga Rp 14.700 per dolar AS pada pekan depan.
Meskipun mata uang rupiah masih berpotensi melemah, Reny memprediksi rupiah akan bergerak pada kisaran Rp 14.620 sampai Rp 14.680 per dolar AS selama pekan depan.
Kurs tengah rupiah di Bank Indonesia pada hari ini, Jumat (24/8/2018) berada di posisi Rp 14.655 per dolar AS, dimana kurs tersebut melemah sebesar 0,24 persen dari posisi kemarin, Kamis (23/8/2018) yakni Rp 14.620 per dolar AS.
Terkait dengan hal ini, Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo menghimbau untuk tidak melihat pelemahan nilai tukar dari nilainya saja.
Karena pelemahan mata uang juga terjadi di negara-negara seluruh dunia.
Perry menjelaskan, pelemahan nilai tukar rupiah masih lebih rendah jika dibandingkan dengan negara lain.
"Oleh karena itu, bandingkan dengan yang lain (negara lain). Pelemahan nilai tukar rupiah lebih rendah dari negara lain," ujar Perry. (TribunWow.com/Qurrota Ayun)