Komentari Bullying yang Diterima Atlet, Psikiater: Gak Cuma Haus Kemenangan Tapi Peduli Prosesnya
Dokter Psikiater, Jiemi Ardian memberikan komentar terkait bullying yang diterima atlet ketika kalah dalam pertandingan.
Penulis: Tiffany Marantika Dewi
Editor: Lailatun Niqmah
Beberapa atlet top dunia mengaku melakukan latihan-latihan mental tertentu untuk mengatasi hambatan itu.
Cara yang dilakukan bermacam-macam, tapi tujuannya sama, yaitu mengatur keseimbangan jiwa (mental) dan raga supaya mencapai prestasi prima.
Dengan keseimbangan itu apa yang sanggup mereka lakukan pada saat latihan juga bisa dilakukan pada saat bertanding.
• Gempa Lombok adalah Bencana yang Paling Banyak Diserang Berita Hoaks
Untuk mencapai hal tersebut, tentu dibutuhkan latihan, misalnya autogenen (latihan rileks untuk diri sendiri), zen, biofeedback, atau yoga.
Sebab di luar faktor fisik, aspek mental bisa mempengaruhi teknik yang berperan penting dalam olahraga.
Hans Eberspacher, seorang psikolog, menyatakan, “Agar atlet mencapai prestasi yang optimal, dia harus menyelaraskan apa yang dipikirkan dengan yang dilakukannya.”
Kalau itu berhasil, atlet akan mengalami apa yang disebut flow, suatu keadaan di mana orang berkonsentrasi penuh pada apa yang sedang dia lakukan.
Dengan demikian atlet mampu mengendalikan gerakan dan menguasai situasi. (TribunWow.com/Tiffany Marantika)