Gempa di Lombok
Beredar Kabar Dasar Laut NTB Terbelah, Humas BNPB: Hoax
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengklarifikasi beredarnya kabar hoax tentang terbelahnya dasar laut NTB.
Penulis: Ekarista Rahmawati P
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengklarifikasi beredarnya kabar hoax tentang terbelahnya dasar laut Nusa Tenggara Barat (NTB).
Dalam unggahan Twitternya, Kamis (23/8/2018), Sutopo mengunggah tangkapan layar berisi dua info hoax.
Info hoax pertama menyebut bahwa dasar laut di Mandalika NTB terbelah cukup besar hingga ribuan meter ke arah pulau Jawa.
Sementara info lainnya menyebut akan terjadi Mega tsunami karena gempa susulan sebesar 8.0 SR.
• Ali Ngabalin Tanggapi Hasil Survei Elektabilitas Capres-Cawapres LSI Denny JA
Dua info tersebut telah dinyatakan hoax oleh BNPB.
"Ini Hoax. Jika menerima hal ini abaikan. Tanyakan ke BMKG sebagai institusi berwenang menangani peringatan gempa di Indonesia.
Mengapa hoax begitu marak saat bencana? Di saat orang menderita tertimpa bencana, masih saja disebarkan berita-berita bohong dan menyesatkan," tulis Sutopo dalam cuitan klarifikasinya, Kamis (23/8/2018).
• Jalani Sidang Perdana sebagai Tersangka, Zumi Zola Didakwa Terima Uang hingga Rp 44 Miliar
Sebelumnya Sutopo juga mengunggah screenshot informasi hoax lainnya yang menyebut bahwa PLN memasang perangkat deteksi dini gempa.
Sutopo mengimbau agar masyarakat mengabaikan berita hoax tersebut dan tak ikut menyebarkannya.
"Ini Hoax. Abaikan saja. Jangan ikut menyebarkan.
Sehubungan dgn isu adanya sensor gempa di Sambelia, bahwa PLN tidak pernah membuat pernyataan tersebut. Kondisi yang sebenarnya adalah saat terjadi gempa, sistem bekerja otomatis untuk mematikan perangkat listrik untuk keamanan," tulis Sutopo dalam unggahan Twitternya, Kamis (23/8/2018).
• Fadel Muhammad Sebut Golkar Terpecah karena Jokowi Pilih Maruf, Begini Tanggapan Yorrys Raweyai
Sebelumnya Sutopo mengunggah sebuah surat resmi yang dikeluarkan Ketua Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Agus Riyanto.
Dalam surat tersebut terdapat klarifikasi terkait beredarnya postingan di media sosial tentang 'ada apa dengan tanggal 26?' dan 'ada apa dengan hari Minggu?' yang melampirkan deretan kejadian gempa bumi yang terjadi pada hari Minggu dan tanggal 26.
Ada empat poin yang disebutkan BMKG dalam surat tersebut.
"1. Setiap harinya gempabumi selalu terjadi di seluruh belahan dunia, namun tidak semua gempabumi tersebut dirasakan.
2. Sampai saat ini belum ada negara dengan teknologi apapun yang mampu memprediksi kapan, dimana dan berapa kekuatan gempabumi yang AKAN TERJADI secara tepat hari dan tanggalnya.
3. Tidak semua gempabumi besar terjadi pada tanggal 26 dan pada hari minggu.
4. BMKG merupakan satu-satunya instansi resmi di Indonesia yang menginformasikan kejadian gempabumi dan tsunami," tulis BMKG dalam surat resmi yang dibuat tertanggal 22 Agustus 2018.
Masyarakat NTB dan sekitarnya pun diminta untuk tidak panik, tetap tenang, selalu waspada dan tidak mempercayai berita yang tidak benar.
BMKG juga mengimbau masyarakat untuk selalu berkoordinasi dan melihat informasi terkini terkait gempabumi melalui web resmi BMKG www. bmkg.go.id aplikasi infoBMKG dan media sosial BMKG.
• Sudjiwo Tedjo: Pemain Badminton Cedera Tetap Berjuang Semampunya Itu Konsekuensi, Hebatnya di Mana?
"Harap diperhatikan. Jangan percaya dengan informasi-informasi yang menyesatkan tentang gempa. Saat ada bencana pasti banyak beredar hoax. Selalu cek recek. Jangan asal disebarkan kembali. Untuk urusan gempa percayakan pada BMKG. @infoBMKG," tulis Sutopo dalam keterangan unggahanya, Rabu (23/8/2018).
(TribunWow.com/Ekarista R.P)