Idul Adha 2018
Mahfud MD Salat Idul Adha di Stadion Kridosono Yogyakarta
Mantan Ketua Mahkama Konstitusi Mahfud MD melaksanakan salah Idul Adha di Stadion Kridosono Yogyakarta, Rabu (22/8/2018).
Penulis: Wulan Kurnia Putri
Editor: Claudia Noventa
TRIBUNWOW.COM - Mantan Ketua Mahkama Konstitusi, Mahfud MD, bersama keluarganya melaksanakan salat Idul Adha di Stadion Kridosono Yogyakarta, Rabu (22/8/2018).
Ratusan warga Yogyakarta juga berdatangan untuk melaksanakan salat Idul Adha berjamaah.
Salat Idul Adha dimulai pukul 07.40 WIB.
• Sudjiwo Tedjo: Kalian Tidak Bisa Adu Domba Aku dengan Mahfud MD

Dalam kesempatan tersebut Mahfud didapuk menjadi khatib.
Mahfud menyampaikan kutbah bertema 'Berqurban Untuk Memanusiakan Manusia Indonesia Yang Sejahtera'.
Ia mengajak para jemaah untuk menjadikan momen Idul Adha sebagai momen mendekatkan diri kepad Allah.
Mahfud juga menceritakan betapa beratnya hati Nabi Ibrahim dan keluarganya saat menerima perintah dari Allah untuk menyembeli anaknya, Ismail.
• Rayakan Idul Adha, Gus Mus Buat Puisi Berjudul Kurban

Namun, karena ketaqwaannya kepada Allah, Nabi Ibrahim pun tetap melaksanakan perintah tersebut.
Mahfud juga menyampaikan soal, ketahanan iman dalam menghadapi ujian juga sangat penting karena situasi bangsa Indonesia saat ini sedang dihadapkan pada banyak musibah seperti merosotnya nilai rupiah, gempa bumi di NTB, maraknya pelanggaran hukum hingga kejahatan narkoba.
Selain itu, Mahfud juga mengatakan jika perjalanan keluarga Nabi Ibrahim mengajarkan kepada kita bahwa apa pun yang kita inginkan di dalam hidup ini pasti diraih dengan perjuangan melalui kerja keras.
• Tips Memasak Sate Kambing, Mudah, Praktis dan Tidak Prengus
Mahfud juga mengajak para jemaah untuk mengambil makna simbolik lain dari penyembelihan hewan kurban yakni bertekad membuang sifat-siat biatang ternak yang masih melekat pada diri kita.
Di antara sifat-sifat hewan ternak yang harus dibuang adalah sifat angkuh, sewenang-wenang, sifat tidak peduli terhadap persatuan, sifat hedonis, sifat buas, dan selalu mengutamakan diri sendiri.
Ia menyebut, sifat-sifat tersebut mendorong timbulnya otoriterisme, ketidakadilan, korupsi, hingga perusakan alam. (TribunWow.com/Wulan Kurnia Putri)