Breaking News:

Idul Adha 2018

Keraton Kasunanan Surakarta Kirab Dua Gunungan Raksasa dalam Garebek Besar, Ini Maknanya

Acara tersebut dilaksanakan pada Rabu (22/8/2018) sekitar pukul 10.30 WIB hingga 12.30 WIB.

Penulis: Laila N
Editor: Astini Mega Sari
TribunWow.com/Lailatun Niqmah
Kirab gunungan Garebek Besar Keraton Kasunanan Surakarta dan Pangageng Parentah Keraton KGPH. Dipokusumo 

TRIBUNWOW.COM - Keraton Kasunanan Surakarta menggelar acara Garebek Besar dalam rangka memperingati hari Idul Adha.

Acara tersebut dilaksanakan pada Rabu (22/8/2018) sekitar pukul 10.30 WIB hingga 12.30 WIB.

Prosesi dimulai dengan iring-iringan kirab yang terdiri dari barisan perajurit, hingga para abdi dalem keluar.

Dua gunungan raksasa yang dibawa merupakan simbol laki-laki dan perempuan.

Kedua gunungan tersebut dibawa ke kompleks Masjid Agung Surakarta untuk didoakan.

Bertepatan dengan Idul Adha, Jokowi Ajak Masyarakat Bantu Korban Gempa Lombok

Gununga jaler (laki-laki) yang terdiri dari sayur, palawija, akan dibagikan di Masjid Agung.

Ratusan warga tampak telah menanti ngalab berkah dari gunungan.

Setelah selesai didoakan, para warga langsung berebut isi dari gunungan.

Sementara itu, gunungan estri (perempuan) dibawa kembali di keraton.

Ratusan orang yang ada di depan Kori Kamandungan juga telah menanti dan langsung berebut isi gunungan sehingga menyisakan kerangka gunungan saja.

Menurut Pangageng Parentah Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat KGPH Dipokusumo, Garebek Besar merupakan wujud dari rasa syukur keraton.

Diketahui, selain Garebek Besar, keraton juga menggelar Garebek Pasa (Idul Fitri), dan Garebek Maulud (lahirnya Nabi Muhammad).

Abu Janda: Saya Bisa Eksis karena Menangkis Buzzer Anti Pemerintah

"Ini adalah perwujudan bagaimana seorang raja menjalankan sebuah tradisi berdasarkan nilai-nilai keislaman," ujar Dipokusumo saat ditemui TribunWow.com setelah acara Garebek di Sasono Putro.

Dipokusumo menambahkan, nilai-nilai yang dianut di keraton adalah nilai-nilai yang sesuai dengan keislaman, dan juga tetap mempertahankan nilai-nilai Jawa.

Dipo menjelaskan gunungan yang ada di kirab memiliki arti dan makna tersendiri.

"Gunungan laki-laki dan perempuan itu sebagai makna kesuburan. Gunungan tersebut memiliki makna 3 hal, seperti tanaman atau tumbuh-tumbuhan yang berasal dari dalam tanah, itu maknanya supaya orang tahu bagaimana asal-usulnya."

"Kedua, tanaman yang ada di atas tanah, seperti semangka, itu maknanya manusia tahu kehidupan yang dilaksanakan sekarang seperti apa."

"Ketiga, buah-buahan yang berbuah di atas, seperti pepaya, hal itu bertujuan supaya orang mengerti tentang apa yang akan digayuh atau apa yang akan dituju untuk masa depannya nanti," ungkap Dipo.

Bentuk gunungan sendiri melambangkan hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia, dan manusia dengan alam.

Prabowo-Sandiaga Dinilai Perlu Membuat Gebrakan Besar untuk Menyusul Elektabilitas Jokowi-Ma

Selain dua gunungan raksasa, juga ada 1.000 gunungan kecil dan 25 wadah yang isinya 40 'takir'.

"Kenapa diwadahi takir, itu maknanya taqwa dan dzikir, nah isi makanan ini adalah berkah yang diberikan oleh keraton, agar didoakan, dan bermanfaat bagi masyarakat" sambungnya.

Sebelum acara Garebek Besar, pihak Keraton Surakarta telah terlebih dahulu melangsungkan acara jamasan, seperti Jamasan Nyai Setomi, Senin (20/7/2018).

Acara tersebut digelar di kompleks Sitihinggil Keraton Surakarta.

Jamasan ini adalah acara adat mencuci atau membersihkan pusaka-pusaka keraton yang akan digunakan untuk acara Garebek Besar. (TribunWow.com/Lailatun Niqmah)

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Idul AdhaKeraton SurakartaKota SoloSurakarta
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved