Rachland Nashidik: Sikap Andi Arief Sebenarnya Suara Hati Setiap Kader Demokrat, Dia Tidak Sendirian
Rachland mengatakan sikap Andi Arief terkait pernyataan 'jenderal kardus' dan mahar Rp 500 miliar mewakili suara hati setiap kader Partai Demokrat.
Penulis: Tiffany Marantika Dewi
Editor: Astini Mega Sari
Prabowo yang datang pada kami, bukan sebaliknya. Prabowo yang menyebut nama AHY, bukan kami. Prabowo yang memberi alasan kenapa AHY, bukan kami.
Ketika dia pilih Sandi, kami bertanya:
Elektabilitas Sandi berapa? Kenapa Gerindra dengan Gerindra? Saudara mau menang, tidak?
Elektabilitas AHY jauh di atas Sandi.
Di atas kertas, dia bisa menyumbang elektabilitas Prabowo.
Begitupun, karena konon Prabowo tak bisa melawan PKS dan PAN, kami tak memaksa. Kami bilang: kalau mau menang, cari Cawapres lain dengan elektabilitas cukup dan diterima semua pihak.
Saya harus sampaikan semua tadi agar sejarah mencatat. Kami kini fokus memenangkan Prabowo-Sandi. Sebuah tugas sangat berat, karena syarat-syaratnya tak dipenuhi.
Tapi saya akan bicara lagi bila PKS dan PAN kembali menyerang Andi Arief." tulis Rachand Nashidik.
• Tanggapan Sejumlah Tokoh terkait Pernyataan Mahfud MD di Program ILC

Cuitan Rachlan Nashidik (Capture Twitter Rachlan Nashidik)
Sementara itu, diberitakan sebelumnya dari Kompas.com, Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Andi Arief membeberkan awal mula cuitannya yang membuat heboh sejumlah elite jelang pengumuman cawapres Prabowo Subianto.
Andi saat itu menuding ada tawaran Rp 500 miliar dari Sandiaga Uno kepada Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) untuk posisi cawapres yang kini didapat Sandi.
Andi menyatakan bahwa pernyataannya itu benar adanya.
• Mahfud MD Batal jadi Cawapres Jokowi, Rocky Gerung: Ia Tidak Terhina, yang Terhina Moralitas Publik
Dia mengaku sudah mendapat "restu" dari Partai Demokrat untuk mengungkap kejadian hampir gagalnya koalisi Partai Demokrat dengan Gerindra kala itu.
"Hasil rapat menyarakan, untuk dikemukakan ke publik. Koalisi yang seharusnya ideal dari awal 20 hari berjalan, tapi di dua hari jelang pendaftaran tidak berjalan sebagaimana mestinya, maka masalahnya dikemukakan saja," ujar Andi saat diwawancarai Kompas TV, Senin (13/8/2018).
Andi lantas ditanya alasannya tak membawa masalah itu ke Badan Pengawas Pemilu.
Menurut dia, cara yang diambilnya adala upaya pencegahan jangan sampai terjadi politik uang.