Ganti Pilihan di saat-saat Terakhir, Rocky Gerung Sebut Jokowi Tak Bisa Pertahankan Integritasnya
Rocky Gerung memaparkan bahwa tindakan Jokowi batal menjadikan Mahfud sebagai cawapres di saat-saat terakhir merupakan tindakan tidak berintegritas.
Penulis: Ekarista Rahmawati P
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Pengamat politik Rocky Gerung menilai peristiwa politik penentuan calon wakil presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk Pilpres 2019 merupakan sebuah tindakan imoral dalam panggung politik.
Sebab menurut penuturan Mahfud, Jokowi sebelumnya telah memilih Mahfud MD sebagai wakilnya dalam Pilpres 2019.
Tetapi Presiden RI itu mengubah keputusan hanya karena tekanan dari partai-partai koalisi yang mendukungnya.
Seperti yang diungkapkan Mahfud, Jokowi mengaku didesak oleh partai koalisi untuk mengganti namanya sebagai cawapres menjadi Ma’ruf Amin, atau Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia.
• Sebut Rumah Sebelah Sewot, Ruhut: Mahfud MD Tetap Bersama Kami Waktu Bicara Hati ke Hati dengan Aku
Dalam hal itu, Rocky Gerung mengatakan jika Mahfud MD adalah korban dari kejadian tidak bermoral (imoral) yang ditunjukkan dalam pesta demokrasi.
Dalam tayangan Indonesia Lawyers Club (ILC), Selasa (14/8/2018) malam lalu, Rocky Gerung memaparkan bahwa tindakan Jokowi batal menjadikan Mahfud sebagai cawapres di saat-saat terakhir merupakan tindakan tidak berintegritas.
"Anda bayangkan seorang presiden pada saat terakhir tidak bisa mempertahankan integritasnya. Dia mengatakan pada Pak Mahfud tadi, 'saya ditekan segala macam', pemimpin macam apa yang di ujung, ketika di ujung dia harus memutuskan saya menyerah karena ditekan maka dia ganti pilihan," papar Rocky Gerung.
• Ketua Progres 98 Faizal Assegaf Sebut Pernyataan Mahfud MD di ILC Perkuat Kepemimpinan Jokowi
Lebih lanjut, Rocky Gerung mengatakan bahwa kemungkinan Jokowi tidak bisa tangguh dalam situasi yang lebih sulit.
"Jadi dia tidak otentik memutuskan itu. Itu problemnya. Bagaimana kita percaya dia bisa tangguh untuk menghadapi. Di dalam duel internasional misalnya, di dalam negosiasi," imbuhnya.
Dalam acara tersebut, Rocky juga mengatakan jika Mahfud terlihat tegar saat dirinya mengatakan tidak kecewa atas keputusan Jokowi.
"Tentu pak Mahfud dengan tegar mengatakan dia tidak tersinggung, dia tidak kecewa. Itu diucapkan karena itu pilihan terakhir dari sang korban. Dia tidak tersinggung walaupun itu kejadian terhina di depan publik," ujar Rocky.
• Soal Pilihan Cawapres Jokowi, Mahfud MD: Saya Tersinggung dengan Omongan Romahurmuziy
Rocky juga mengatakan bahwa kejadian tersebut akan memeliki efek orang tidak akan mempercayai sepenuhnya Mahfud.
"Orang akan sukar percaya bahasa tubuh dari pak Mahfud karena dia mengalami secara eksistensial penghinaan di depan publik," tambah akademisi ini.
"Yang tersinggung adalah moralitas publik karena akan dicatat dalam sejarah, di dalam psikologi, seseorang yang terbebani secara psikis, karakternya luka, jiwanya tergores karena peristiwa yang memalukan dia akan membela diri seolah-olah tidak tersakiti, dan itu ilmiah," sambungnya.
Selain itu, Rocky mengatakan menurut bahasa tubuh Mahfud MD yang ia amati, ia merasa jika Mahfud adalah korban yang terhina.
• Tak Terima disebut Bukan Kader NU, Mahfud MD Beberkan Hubungannya dengan Nahdlatul Ulama
(TribunWow.com/Ekarista R.P)