Pilpres 2019
Ratna Sarumpet: Saya Tak Punya Alasan Membenci Jokowi, Aku Marah pada Orang yang Memanfaatkan
Seniman sekaligus aktivis Ratna Sarumpaet memberikan penjelasan saat ia dianggap terlalu benci kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Penulis: Laila N
Editor: Mohamad Yoenus
TRIBUNWOW.COM - Seniman sekaligus aktivis Ratna Sarumpaet memberikan penjelasan saat ia dianggap terlalu benci kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Dilansir TribunWow.com, hal tersebut tampak dari laman Twitter @RatnaSpaet yang diunggah pada Jumat (10/8/2018).
Awalnya, Ratna Sarumpaet mengunggah foto Jokowi dan Maruf Amin.
Melalui postingannya, Ratna Sarumpaet menuliskan "Kasihan sekali bangsa ini."
Unggahan tersebut kemudian dikomentari oleh netter dengan akun @Pramana04503402 yang menyebut kebencian Ratna Sarumpaet kepada Jokowi sudah terlalu dalam.
• Mahfud MD: Keputusan Jokowi adalah Realitas Politik, Saya Maklumi, Tak Perlu Merasa Bersalah
"Kebencian ibu sama jokowi sudah terlalu dlm, jd siapapun yg mndampingi pak jokowi dan apa pun yg dilakukannya pasti ga ada benernya di mata ibu," tulisnya.

Jokowi sungkem kepada sang ibu (capture/Twitter Jokowi)
Menanggapi hal tersebut, Ratna Sarumpaet mengaku jika dirinya tidak memiliki alasan untuk membenci Jokowi.
Akan tetapi ia marah kepada orang-orang yang memanfaatkan ketidakmampuan Jokowi dalam memimpin Indonesia.
"Saya tidak punya alasan mbenci @jokowi Aku marah pada orang2 yg memanfaatkan ketidak mampuannya memimpin RI;
Marah Pada banyaknya orang2 kayak kamu @pramana04503402 yg tidak cukup cerdas untuk mampu melihat kehancuran RI di bawah pemerintahannya yg gagal total," jawab Ratna Sarumpaet.
• Andi Arief: Demokrat Menyatakan Tidak Berkoalisi dengan Prabowo Subianto dalam Pilpres 2019

Diberitakan sebelumnya dari Kompas.com, Jokowi telah mengumumkan nama calon wakil presiden yang akan mendampinginya dalam Pemilihan Presiden atau Pilpres 2019.
Adapun cawapres yang ditunjuk Jokowi adalah Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Maruf Amin.
Hal ini diungkap Jokowi dalam konferensi pers usai bertemu ketua umum dan sekretaris jenderal partai politik pendukungnya di Restoran Plataran, Menteng, Jakarta, Kamis (9/8/2018).
"Saya memutuskan dan telah mendapat persetujuan dari partai-partai koalisi yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Kerja bahwa yang akan mendampingi sebagai calon wakil presiden adalah Profesor Kiai Haji Ma'ruf Amin," ujar Jokowi.
Menurut Jokowi, keputusan ini telah ditandatangani oleh sembilan ketua umum dari partai politik pendukungnya.
Sedangkan, pendaftaran akan dilakukan Jumat (10/8/2018) di Gedung KPU.
• Guntur Romli Bahas Mahar Rp 500 Miliar dari Sandiaga Uno, Gerindra: Biar Itu Menjadi Urusan Kami
Adapun tokoh partai politik yang hadir dalam pertemuan ini antara lain Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar.
Selain itu, Ketua Umum PPP Muhammad Romahurmuziy, Ketua Umum Partai Hanura Oesman Sapta Odang, Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia Grace Natalie, Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo, dan Ketua Umum PKPI Diaz Hendropriyono.
Sedangkan sembilan sekjen yang hadir, yakni Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, Sekjen Partai Golkar Lodewijk Paulus, Sekjen Partai Nasdem Johnny G Platte, Sekjen PKB Abdul Kadir Karding.
Kemudian, Sekjen Partai Hanura Herry Lontung, Sekjen PPP Asrul Sani, Sekjen PSI Raja Juli Antoni, Sekjen Partai Perindo Ahmad Rofiq dan Sekjen PKPI Verry Surya Hendrawan.
Partai Demokrat Akhirnya Berlabuh ke Prabowo
Sikap Partai Demokrat di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 ini akhirnya mengerucut.
Diketahui sebelumnya, hubungan antara Partai Demokrat dan Partai Gerindra memanas.
Hal ini disebabkan nama Sandiaga Uno yang tiba-tiba masuk dalam bursa Cawapres Prabowo hingga memancing reaksi Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Demokrat Andi Arief yang menyebut Prabowo sebagai 'jenderal kardus'.
Keputusan Prabowo Subianto memilih Sandiaga Uno sebagai pendampingnya di Pilpres 2019 ini sempat membuat Partai Demokrat membatalkan koalisi dan mengadakan pertemuan darurat pada Jumat (10/8/2018) pagi untuk menentukan sikap selanjutnya.
• AHY Berikan Dukungan Penuh kepada Prabowo Subianto-Sandiaga Uno
Dikutip TribunWow dari Breaking News KompasTV, Wakil Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat EE Mangindaan menegaskan bahwa Partai Demokrat akan mendukung pasangan Capres-Cawapres Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.
Hal ini berdasarkan pertimbangan survei internal Partai Demokrat.
"Hasil survei internal menunjukkan bahwa 62 persen mendukung Pak Prabowo dan 38 persen mendukung Pak Jokowi.
Atas dasar ini, dan sejumlah pertimbangan-pertimbangan lainnya, Majelis Tinggi Partai Demokrat memutuskan untuk melakukan penjajakan koalisi dengan Bapak Prabowo Subianto.
Setelah beberapa kali melakukan pertemuan dengan pihak Pak Prabowo dan Partai Gerindra, serta partai pengusung lainnya maka Majelis Tinggi Partai Demokrat pada sidang pagi hari ini (10/8/2018) memutuskan untuk mengusung pasangan capres dan cawapres Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno," tegas EE Mangindaan.

Sandiaga Uno (kanan) memeluk Anies Baswedan setelah memutuskan untuk maju jadi Cawapres Prabowo (Capture/Instagram @aniesbaswedan)
Dengan demikian, sikap resmi Partai Demokrat adalah tetap berkoalisi dengan Partai Gerindra dan mengusung pasangan Prabowo Subianto - Sandiaga Uno di Pilpres 2019. (TribunWow.com/Maria Novena CT/Lailatun Niqmah)