Pilpres 2019
Politisi PSI Guntur Romli Turut Bahas 'Jenderal Kardus', Gerindra: Mau Ambil Keuntungan Ya?
Partai Gerindra buka suara menanggapi komentar politisi PSI Mohamad Guntur Romli mengenai 'Jenderal Kardus' yang sebelumnya dilontarkan Andi Arief.
Penulis: Laila N
Editor: Fachri Sakti Nugroho
TRIBUNWOW.COM - Partai Gerindra buka suara menanggapi komentar politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Mohamad Guntur Romli mengenai 'Jenderal Kardus' yang sebelumnya dilontarkan oleh politisi Demokrat Andi Arief.
Dilansir TribunWow.com, hal tersebut tampak dari laman Twitter @Gerindra yang diunggah pada Rabu (8/8/2018).
Awalnya, Guntur Romli mengungah cuitan mengenai Jenderal Kardus.
Menurutnya, sebutan Jenderal Kardus itu adalah sebuah penghinaan.
• Reaksi Gerindra setelah Prabowo Dibilang Jenderal Kardus oleh Politisi Demokrat Andi Arief
"Demokrat & Gerindra ini kok menghina jenderal ya dgn sebutan "jenderal kardus" apa benar ada jenderal kardus? Kardus sbg perumpamaan itu lemah, rapuh, kosong, bahkan pengkhianat & tdk bertanggung jawab," tulis Guntur Romli.
Menanggapi hal tersebut, Gerindra menganggap jika Guntur Romli hanya ingin mencari keuntungan dalam situasi politik yang terjadi antara Demokrat dan Gerindra.
"Mau ambil keuntungan ya? Lucu sekali ada perumpamaan kardus sebagai pengkhianat dan tidak bertanggungjawab," balas Gerindra.
• Karni Ilyas Mengaku Dapat Tekanan karena Undang Rocky Gerung di ILC

Guntur Romli pun tampak memberikan komentar balasan dengan menyarankan agar Gerindra menonton sebuah lagu berjudul Lelaki Kardus.

Sebelumnya, Andi Arief mengunggah sejumlah postingan mengenai 'Jenderal Kardus'.
Dalam cuitannya itu, Andi Arief mengibaratkan ada pengaturan skor dalam Pilpres 2019.
Di mana ada skenario Joko Widodo (Jokowi) calon tunggal atau Prabowo menunjuk calon wakilnya yang lemah.
Andi Arief pun menyebut Prabowo sebegai Jenderal Kardus dan menolak kedatangannya di Kuningan (kediaman Susilo Bambang Yudhoyono/SBY).
Menurut Andi Arief, Partai Demokrat tidak mengalami kecocokan dengan Prabowo lantaran cara Prabowo menentukan cawapresnya.
"Capres yang takut karena ancaman partai tertentu lalu takluk, pasti kalau teriak anti asing cuma hiasan dibibir.
Operasi pertama adalah Jokowi Calon tunggal.
Jika tidak berhasil maka operasi selanjutnya menunjuk wakil Prabowo yang lemah dengan memanfaatkan kesulitan logistik Prabowo.