Breaking News:

Soal Pidato Jokowi pada Relawan, Ferdinand Hutahaean: Harus Kita Nyatakan Salah Memilih Diksi

Politisi Demokrat, Ferdinand Hutahaean, turut menanggapi pidato Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepada para relawan yang kini menuai kontroversi.

Penulis: Vintoko
Editor: Claudia Noventa
Kolase/TribunWow.com
Ferdinand Hutahaean dan Presiden Jokowi 

TRIBUNWOW.COM - Kadiv Advokasi dan Hukum DPP Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean, turut menanggapi pidato Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepada para relawan yang kini menuai kontroversi.

Seperti diketahui sebelumnya, pidato itu kontroversi lantaran pernyataan Jokowi mengenai kesiapan untuk 'berkelahi' jika diajak oleh lawan politik.

Dilansir TribunWow.com, Ferdinand Hutahaean memberikan tanggapannya melalui program 'Apa Kabar Indonesia Malam' di tvOne, Minggu (5/8/2018).

Tanggapi Pidato Jokowi pada Relawan, Andreas Hugo: Itu Kalimat Motivasi Bukan untuk Menghasut

Ferdinand menyatakan jika Presiden Jokowi telah salah dalam menentukan pemilihan kata.

Menurutnya, pernyataan itu tidak seharusnya keluar dari seorang presiden.

"Pak Jokowi harus kita nyatakan salah memilih diksi ya, kalimat tersebut tidak seharusnya keluar dari seorang presiden. Kalau kita runut ke belakang, Jokowi terlalu sering menggunakan diksi yang memang identik dengan kekerasan, beliau pernah menggunakan kata gebuk," ungkap Ferdinand.

Menurut Ferdinand, presiden seharusnya memberi arahan yang membangun dan tidak memberikan saran untuk berkelahi.

"Seharusnya presiden itu adalah presiden semua golongan semua rakyat. Mau berbeda pendapat sekeras dan setajam apapun, presiden harus menganjurkan kepada relawan sabar jangan ladeni, layani sesuai aturan dan menempuh jalur hukum jangan disarankan berkelahi saja," tegas Ferdinand.

Lebih lanjut, ia mengatakan jika Jokowi telah mempertajam perbedaan yang telah ada saat ini.

"Artinya apa, menanamkan bibit perpecahan, perseteruan lebih tajam. Ini yang berbahaya, sebaiknya presiden itu tidak boleh dan tidak patut sebetulnya memberikan diksi-diksi kalimat yang berpotensi kemudian mempertajam perbedaan yang sudah ada selama ini.

Donasi Terkumpul Rp 10 Miliar, Mentan Sumbangkan Gaji 1 Tahun untuk Gempa NTB

Sebelumnya, Ketua DPP PDIP, Andreas Hugo Pareira, menilai jika pro kontra adalah hal yang wajar dalam dinamika politik jelang Pilpres 2019.

Dirinya mengatakan banyak pihak yang berseberangan dengan Jokowi akan memanfaatkan arahan itu untuk kepentingan politik mereka.

"Memang kalau pihak yang berseberangan dengan Pak Jokowi di Pilpres, pasti mencari alasan untuk kemudian mengkritik apa yang Pak Jokowi sampaikan. Saya kira ini hal yang wajar dan biasa dalam dinamika," kata Andreas.

"Cuma tinggal apakah yang dikritik itu cukup masuk akal atau tidak, pas dengan konteksnya atau tidak," lanjut dia.

Menurutnya, masyarakat Indonesia sudah cukup cerdas dalam menilai segala sesuatu termasuk arahan 'berkelahi' Jokowi kepada relawannya.

"Masyarakat bisa menilai bahwa mana yang kritikan yang konstruktif dengan dasar fakta-fakta yang ada atau sekedar asal kritik, asal bunyi ini akan kelihatan," terang Andreas.

Dapat Kritik dari Hotman Paris soal Aturan Ganjil-Genap, Sandiaga Uno: Biasakan Naik LRT

"Faktor tidak suka, faktor mencari poin dari kritikan tersebut saya kira ini bagian dalam dinamika hal yang wajar," imbuh dia.

Kendati demikian, dirinya menegaskan poin penting dalam arahan itu untuk memberikan semangat kepada para relawan.

"Motivasi orang untuk tidak takut. beliau memberikan semangat kepada relawannya, jangan takut, mundur tapi berani menghadapi berbagai situasi. Saya kira ini adalah kalimat motivasi bukan kalimat menghasut atau memprovokasi," ungkap Andreas.

"Saya kira disini justru problemnya pada yang mengintrepretasi bukan pada Pak Jokowi yang menyampaikan itu," tegas dia.

Diberitakan sebelumnya, Presiden Joko Widodo memberikan arahan kepada relawan di Sentul International Convention Center (SICC) Bogor, Sabtu (4/8/2018).

Dalam arahannya, Jokowi meminta para relawan untuk melakukan kampanye dengan cara yang baik pada Pilpres 2019 mendatang.

Jokowi juga meminta relawan untuk tidak takut apabila mendapat serangan dari lawan politik.

"Jangan bangun permusuhan, jangan membangun ujaran kebencian, jangan membangun fitnah fitnah, tidak usah suka mencela, tidak usah suka menjelekkan orang. Tapi, kalau diajak berantem juga berani," kata Jokowi seperti dikutip dari Kompas.com.

Pernyataan Jokowi itu langsung membuat para relawan yang memadati ruangan acara bersorak dan berteriak heboh.

Jokowi membiarkan kehebohan berlangsung sekitar 15 detik sebelum ia kembali melanjutkan arahannya.

"Tapi jangan ngajak (berantem) loh. Saya bilang tadi, tolong digarisbawahi. Jangan ngajak. Kalau diajak, tidak boleh takut," kata Jokowi lagi-lagi disambut antusias oleh para relawan.

Yunarto Wijaya: Sekarang Buzzer Sibuk Jungkir Balik Bikin Pengondisian Tema Debat

Menanggapi hal tersebut, Ketua Umum kelompok relawan Pro Jokowi (Projo) Budi Arie Setiadi memastikan jajarannya siap untuk menjalankan arahan dari Presiden Joko Widodo.

Sesuai pesan Jokowi, menurut dia para relawan akan berkampanye dengan santun.

Namun, sesuai arahan Jokowi juga, para relawan akan melawan apabila diganggu oleh lawan politik.

"Tentu saja jika kita diajak berkelahi kita tidak akan menghindari. Kita adalah petarung-petarung," ujar Budi. (TribunWow.com/Rekarinta Vintoko)

Tags:
Ferdinand HutahaeanPresiden JokowiAndreas Hugo PareiraTwitter
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved