Breaking News:

Jusuf Kalla Nilai Politik Identitas di Indonesia Tidak Parah

Di Indonesia, politik identitas tersebut tidak separah yang dibicarakan masyarakat sebagai dampak dari keriuhan Pilkada DKI Jakarta pada 2017 lalu.

Editor: Kurnia Aji Setyawan
Grafis Tribunwow/Kurnia Aji Setyawan
Jusuf Kalla 

TRIBUNWOW.COM - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, politik identitas selalu ada di negara-negara demokrasi.

Namun di Indonesia, politik identitas tersebut tidak separah yang dibicarakan masyarakat sebagai dampak dari keriuhan Pilkada DKI Jakarta pada 2017 lalu.

Pertanyakan Angka Kemiskinan, Andi Arief Bandingkan dengan Era Gus Dur hingga SBY

"Politik identitas itu ada di semua negara demokrasi, bukan hanya di Indonesia. Banyak orang salah kaprah, seakan-akan Pilkada Jakarta itu menyebabkan perpecahan, ada suatu politik identitas yang besar," ujar Wapres Kalla dalam Diskusi Business Lunch "Waspada Ekonomi Indonesia di Tahun Politik" di Hotel Aryaduta Jakarta, Kamis (2/8/2018), seperti dikutip Antara.

"Memang itu terjadi, tetapi tidak separah apa yang dikatakan, dengan contoh (Pilkada) Jakarta," tambah Kalla.

Wapres menjelaskan, berdasarkan data hasil pemilihan kepala daerah DKI Jakarta, pemilih pasangan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat waktu itu, justru lebih banyak non-Kristiani.

Hal itu terlihat dari persentase pemilih non-Islam di DKI Jakarta sebanyak 21 persen, sementara perolehan suara Ahok-Djarot mencapai 43 persen.

"Di DKI, pemilih non-Islam yang sekiranya memilih Ahok, walaupun tidak, itu cuma 21 persen; tetapi warga DKI yang memilih Ahok kan 43 persen. Jadi lebih banyak pemilih Islam yang memilih Ahok dibandingkan pemilih non-Islam.

Berarti, sebenarnya, tidak ada, tidak terbelah ini, politik identitas," jelas Wapres Jusuf Kalla.

Selain itu, Wapres juga mencontohkan kondisi politik identitas yang terjadi di Amerika Serikat.

Di negeri Paman Sam itu, kata JK, perlu waktu sedikitnya 175 tahun untuk warga Amerika Serikat memiliki presiden beragama Katolik.

Faizal Assegaf Sindir Fahri Hamzah soal Putusan MA: Patut Anda Renungkan dan Perbaiki Diri

"Di AS, yang mayoritas Kristen Protestan, baru memiliki presiden Katolik pertama itu setelah 175 tahun, (John F.) Kennedy. Bahkan, mereka perlu 240 tahun untuk orang kulit hitam bisa jadi Presiden (Barack Obama)," tutur Wapres.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Wapres Kalla: Politik Identitas di Indonesia Tidak Parah"

Sumber: Kompas.com
Tags:
PolitikJusuf Kalla
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved