Jokowi Sebut Negara Butuh Dolar, Dipo Alam Berikan Tanggapannya
Mantan Sekretaris kabinet di era SBY, Dipo Alam memberikan komentar terkait pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal dolar.
Penulis: Tiffany Marantika Dewi
Editor: Claudia Noventa
TRIBUNWOW.COM - Mantan Sekretaris kabinet di era SBY, Dipo Alam memberikan komentar terkait pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal dolar.
Hal ini diungkapkan Dipo Alam melalui Twitter-nya, @Dipoalam49, Rabu (1/8/2018).
Dipo membandingkan perkaataan Jokowi ini dengan perkataan-perkataan menteri sebelumnya.
Pada pernyataan Dipo, ia menuliskan kutipan dari perkataan menteri terkait dolar.
• Kahiyang Melahirkan, Jokowi Kini Punya Sepasang Cucu hingga Ucapan Selamat dari Para Tokoh
"Kewaspadaan Presiden yang (emotikon jempol tangan), jangan sebelumnya menteri-menteri:
Tak usah khwatir, BI maju dulu,bukan pemerintah;
Rp lemah berkah u APBN,
Rp tdk melemah, dolar yang menguat," tulis Dipo Alam.
Dipo pun mentautkan berita yang mengatakan jika negara butuh dolar.
Dikutip TribunWow.com dari Tribunnews, Jokowi meminta seluruh jajarannya bekerja maksimal memperkuat cadangan devisa Indonesia.
Hal ini mengingat kini negara membutuhkan dolar AS dalam jumlah banyak.
"Situasi negara saat ini butuh dolar, oleh sebab itu saya minta seluruh kementerian/lembaga betul-betul serius tidak ada main-main menghadapi ini, semua harus serius, saya enggak mau lagi bolak-balik rapat tapi implementasi enggak berjalan baik," kata Jokowi di Istana Kepresidenan Bogor, Selasa (31/7/2018).
• Najwa Shihab Bagikan Kunci Menjadi Wanita yang Berani dan Lantang Menyampaikan Pendapat
Hari ini Jokowi menggelar rapat terbatas membahas strategi kebijakan memperkuat cadangan devisa agar daya tahan ekonomi Indonesia semakin meningkat dan mampu menghadapi ketidakpastian ekonomi global.
"Saya minta dua hal utama yang perlu diperhatikan yaitu pengendalian impor dan peningkatan ekspor, ratas sebelumnya saya minta mandatori pemakaian biodiesel segera dijalankan, saya minta updatenya karena data yang saya terima berpotensi menghemat besar sekali," tutur Jokowi.
Selain itu, Presiden Jokowi pun meminta evaluasi detil terkait impor barang yang kurang strategis agar dikurangi atau dihentikan sementara.