Peneliti LIPI Beri Tanggapan soal SBY dan Prabowo jadi King Maker hingga Kehilangan Pemilih Suara
Syamsuddin Haris selaku analis politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) berikan tangggapan terkait isu 'King Maker'.
Penulis: Tiffany Marantika Dewi
Editor: Wulan Kurnia Putri
TRIBUNWOW.COM - Analis politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Syamsuddin Haris berikan tangggapan terkait isu 'King Maker'.
Sebutan ini diberikan pada Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Prabowo Subianto yang tidak maju sebagai calon presiden (capres).
Atas rumor yang beredar tersebut, Syamsuddin menanggapi dengan mengatakan jika rumor itu benar dan yang menjadi capres adalah Anies berserta AHY, maka sebagian pemilih Gerindra, PKS, dan PAN akan kecewa.
Kekecewaan itu terlihat dengan pengalihan dukungan pemilih ketiga partai tersebut pada capres petahana, Joko Widodo (Jokowi).
"Rumor yg beredar, Prabowo tdk maju sbg capres tapi memberi kesempatan kpd Anies-AHY.
Bersama SBY, Prabowo akan mjadi "king maker".
Sejauh mana kebenarannya kita tdk tahu.
Menurut saya, jika rumor tsb benar, sebagian pemilih Gerindra, PKS dan PAN akan dukung Jokowi krn kecewa," tulis Syamsuddin Haris melalui Twitter, @sy_haris, Minggu (29/7/2018).
• Jokowi Tiba di Sumbawa Besar, Fahri Hamzah Ungkapkan Selamat Datang hingga Sebut Orang-orang Baik
Sementara itu, diberitakan TribunWow.com dari Kompas.com, Direktur Eksekutif Voxpol Center, Pangi Syarwi Chaniago menilai sejumlah sinyalemen yang dilontarkan oleh Prabowo Subianto belakangan ini menunjukkan keraguannya untuk maju dalam Pilpres 2019.
Dia menilai alasan yang dilontarkan partai terkait tertundanya deklarasi Prabowo sebagai capres tidak masuk akal.
"Gerindra belum memutuskan siapa capres-cawapresnya karena dua alasan, amunisinya kurang dan belum punya dukungan partai lain yang kuat. Saya rasa itu alasan yang dibuat-buat," ujarnya dalam sebuah diskusi di Fx Sudirman, Jumat (6/4/2018).
Menurut dia, apabila berkaca pada Pilpres 2009 dan Pilpres 2014, Prabowo terus mengalami kekalahan.
Pangi menilai Prabowo lebih baik menjadi king maker daripada harus ikut pilpres.
• Andi Arief Beberkan Alasan Ditundanya Pertemuan SBY dan Prabowo Malam Ini
"Karena beliau sukses jadi king maker. Ingat loh dulu dia sukses mengantarkan Pak Jokowi dari Solo menang jadi gubernur Jakarta, dia berhasil mengantarkan Pak Ahok dari Belitung, membawa Anies jadi gubernur Jakarta," kata dia.
Namun demikian Pangi menyebut, sikap partai Gerindra memang cenderung ingin Prabowo maju pilpres.
Manuver itu diperlukan untuk menjaga elektabilitas Gerindra.
Apabila Prabowo tidak maju, maka elektabilitas Gerindra bisa semakin merosot.
"Karena partai butuh figur, kalau itu hilang Gerindra tenggelam. Tapi, kalau maju nanti kalah, tiga kali kalah itu enggak enak ya kan," katanya.
• Rustam Ibrahim: Saya Tak Melihat Megawati Promosikan Puan Seperti SBY kepada AHY
Sementara itu, Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR), Ujang Komarudin melihat Prabowo identik dengan Partai Gerindra.
Begitu juga sebaliknya, Partai Gerindra itu identik dengan nama Mantan Danjen Kopassus itu.
“Jadi jika Prabowo tidak jadi maju dalam Pilpres, maka Gerindra tidak akan menikmati elektoral dari ketokohan Prabowo,” kata Ujang dalam pernyataannya, Minggu(22/7/2018) seperti dikutip dari Tribunnews.
Ujang menjelaskan, karena Pilpres dan Pileg 2019 dilaksanakan serentak, maka maju atau tidaknya Prabowo akan menentukan suara Gerindra.
“Jika Prabowo tidak jadi maju, masyarakat yang mengidolakan Prabowo bisa saja memilih partai lain,” ujar Pengamat Politik dari Umiversitas Al-Azhar Indonesia (UAI) ini.
• Komentari Prabowo, Sekjen PSI: Kebohongan Tidak Boleh Diteruskan Calon Presiden di Republik Ini
Namun, lanjut Ujang, jika Prabowo maju, maka suara pendukung Prabowo kemungkinan besar akan tetap ke Gerindra.
Ujang pun mengingatkan, Gerindra malah akan menemui ‘petaka’ di Pemilu 2019 seandainya Prabowo menjadi 'King Maker' dan mencalonkan tokoh lain.
Diketahui belakangan, muncul wacana Prabowo akan berbesar hati menjadi 'King Maker' dan mengusung Gubernur DKI Jakarta sebagai capres di Pilpres tahun depan. (TribunWow.com/Tiffany Marantika)