Breaking News:

Pilpres 2019

Bantah SBY Baper, Ferdinand Hutahaean Sebut Megawati yang Menutup Pintu

Hal itu terkait Susilo Bambang Yudhoyono mengungkap ke publik hubungannya dengan Presiden Joko Widodo dan Megawati Soekarnoputri.

Penulis: Laila N
Editor: Fachri Sakti Nugroho
Tribunnews
Megawati dan SBY 

TRIBUNWOW.COM - Kadiv Advokasi dan Hukum Partai Demokrat Ferdianand Hutahaean dan Ketua DPP Demokrat Jansen Sitindaon membantah jika ketua umumnya terlalu terbawa perasaan atau baper.

Hal itu terkait Susilo Bambang Yudhoyono mengungkap ke publik hubungannya dengan Presiden Joko Widodo dan Megawati Soekarnoputri.

Ferdinand Hutahaean mengatakan apabila justru Megawati yang baper dan menutup pintu koalisi dengan Demokrat.

Bahas Bencana Kelaparan di Maluku, Fadli Zon: Pemerintah Malah Sibuk Menjamu Rekan Koalisi di Istana

@LawanPoLitikJKW: Banyak yg berasumsi bahwa @SBYudhoyono baper.

Pendapat tersebut terbantahkan sendiri dgn bersatunya SBY dgn @prabowo yg selama ini bg banyak pihak tdk mgkn bersatu.

Dgn Megawati pun sll membuka diri utk berbaikan, tp apa daya MEGA BAPER dan menutup pintu.

Sindir SBY, Teddy Gusnaidi Sebut Omongan Romahurmuziy Lebih Masuk Akal

Postingan Ferdinand Hutahaean
Postingan Ferdinand Hutahaean (Capture/Twitter)

Sementara itu, Jansen melalui acara Sapa Indonesia Malam yang tayang di KompasTV, Kamis (26/7/2018) mengatakan jika memang benar hubungan SBY dan Megawati tidak begitu baik.

Jansen mengatakan jika Demokrat tidak jadi berkoalisi dengan Jokowi bukan karena soal cawapres.

"Kita tidak bisa menilikkan fakta bahwa memang per hari ini, hubungan Pak SBY dan Bu Megawati memang bermasalah, oleh karena itu Pak Taufik Kiemas sejak dulu itu mencoba mencairkan, menjadi perantara mempertemukan kedua belah pihak ini, agar kembali cair.

Dan fakta-fakta terkait itu banyak kok, saya mendengar langsung yang disampaikan Pak SBY, perayaan 17 Agustus tahun lalu di istana misalnya.

Waktu itu Pak SBY sama Ibu Ani sempat berfikir untuk tidak datang, karena diundang secara remsmi oleh Pak Jokowi melalui Setneg.

Karena ada informasi dari protokoler, oleh Ibu Mega untuk mengatur tempat duduknya itu agar tidak berdekatan dengan Pak SBY.

Coba kita pakai misalnya, pembanding adalah foto partai koalisinya Pak Jokowi rapat di Istana Bogor.

Kira-kira kalau Pak SBY ikutlah dalam koalisi ini, sedangkan Ibu Mega mengatakan 'tidak boleh Pak SBY duduk berdekatan dengan saya', kira-kira duduk di mana Pak SBYnya?

Jadi tidak bisa kita sangkal, kalau hubungan antara Pak SBY dan Ibu Mega ini belum baik.

Jadi jangan dikatakan kemudian Pak SBY baper, termasuk dari PDIP, tidak, Pak SBY malah ingin 'mari Bu Mega kita bertemu'," kata Jansen.

Ali Ngabalin Minta Maaf kepada SBY Atas Omongannya

Diberitakan sebelumnya, sejumlah pihak menyebut SBY terlalu baper.

Seperti yang disampaikan oleh Wakil Sekretaris Jenderal Golkar Muhammad Sarmuji yang menilai bahwa SBY terlalu perasa hingga melontarkan pernyataan bahwa komunikasi koalisi dengan Joko Widodo terganjal oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

"Ya mungkin pak SBY terlalu perasa ya, orangnya kan halus. Jadi orang yang perasa sering menafsirkan fakta itu melebihi yang sebenarnya," ujar Sarmuji di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis, (26/7/2018), dikutip Tribunnews.

Menurut Sarmuji partai Koalisi pemerintah sebenarnya sudah membuka pintu kepada partai Demokrat untuk bergabung.

Hanya saja sikap partai koalisi tersebut ditafsirkan berbeda oleh partai Demokrat.

"Kita sebenarnya sudah membuka pintu untuk pak SBY, tapi begitu pintu setengah terbuka, pak SBY menafsirkan pintu mau tertutup. itulah yang terjadi," katanya.

Menurut Sarmuji partai koalisi Jokowi selalu membuka pintu bagi partai lain yang ingin mendukung Jokowi.Menurutnya semakin banyak partai yang bergabung akan semakin baik karena banyak mesin partai yang bekerja untuk pemenangan.

"Kalau kami semakin banyak yang bisa bergabung dengan kita ini semakin bagus. Koalisi besar tidak menjadi persoalan untuk kita sama-sama mengusung pak Jokowi. Tapi seandainya ada partai yang memilih jalan lain kami hormati," pungkasnya.

Sebelumnya, diberitakan Kompas.com, usai bertemu Prabowo, SBY mengaku komunikasi dirinya dengan Jokowi sudah terjadi sejak 2014.

Komunikasi itu semakin intensif dalam setahun terakhir.

Namun, dua-tiga pekan terakhir, SBY merasa ada hambatan bagi Demokrat untuk merealisasikan dukungan untuk Jokowi dalam Pilpres 2019.

SBY menyinggung faktor hubungan antara dirinya dengan Megawati yang masih berjarak.

Lantaran hasil Rakernas Demokrat di Lombok, Mei 2018, memutuskan Demokrat mengusung capres-cawapres dalam Pilpres 2019, SBY perlu menjajaki peluang baru dalam koalisi.

SBY kemudian berkomunikasi dengan Ketua Umum Gerindra yang juga kandidat calon presiden, Prabowo Subianto.

Selanjutnya, SBY juga melakukan pertemuan dengan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan. (TribunWow.com/Lailatun Niqmah)

Ruhut Sitompul: Kok Tega Melempar Isu Negatif Masa Lalu 08

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Megawati SoekarnoputriSusilo Bambang Yudhoyono (SBY)Ferdinand HutahaeanPartai Demokrat
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved