Pilpres 2019
Nadirsyah Hosen: Usaha SBY Membahayakan Nasib Karier AHY, Kasihan
Tokoh NU sekaligus staf akademik di Monash Law School, Australia Nadirsyah Hosen turut menanggapi manuver politik Partai Demokrat.
Penulis: Laila N
Editor: Wulan Kurnia Putri
TRIBUNWOW.COM - Tokoh NU sekaligus staf akademik di Monash Law School, Australia, Nadirsyah Hosen (Gus Nadir) turut menanggapi manuver politik Partai Demokrat.
Dilansir TribunWow.com, hal tersebut ia sampaikan melalui akun Twitter @na_dirs yang diunggah pada Rabu (25/7/2018).
Menurut Gus Nadir, koalisi Partai Demokrat dengan kubu mana pun akan mentok jika tawarannya Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai cawapres.
Gus Nadir mengatakan, jika usaha Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mempercepat proses pematangan diri AHY justru membahayakan nasib dan karier AHY.
Ia pun merasa kasihan dengan AHY yang tidak akan tumbuh dengan kuat.
• SBY Ungkap Sejumlah Kesepakatannya dengan Prabowo
"Koalisi PD dg kubu manapun (Prabowo atau Jokowi) akan mentok kalau tawarannya AHY jadi Cawapres.
Sebuah ironi kalau SBY memaksakan mengkatrol putranya utk posisi cawapres.
Waktunya kurang pas.
AHY butuh waktu membuktikan diri, dan yg lain jg butuh waktu menerimanya.
Kenapa SBY lebih condong membangun dinasti keluarga di PD?
Bukankah sesuai namanya, PD harus menjadi partai yg demokratis, bukan sekedar partai-nya SBY?
Akibatnya kader hebat spt TGB hengkang, boleh jadi krn mrs tak diakomodir dlm politik dinasti.
Sayang banget.
Ini karena SBY berpacu dg waktu.
Pengaruhnya hanya sampai 2019 ini, setelah itu memudar.
Makanya mati-matian AHY dikatrol maju 2019, bukan demi bangsa, tapi demi kelangsungan partai.
Nasib partai yg jadi taruhan, bukan nasib bangsa.
Ini ironis karena sebenarnya di awal berdirinya, PD itu sangat menjanjikan dan byk memberi peran kader muda.
Tapi satu demi satu rontok karena kasus korupsi.
Seolah PD sekarang gak punya kader muda yg bisa menggantikan SBY.
Nasib PD menjadi tergantung dg peranan dinasti SBY.
AHY sendiri adalah anak muda yg hebat dan sangat berpotensi menjadi pemimpin nasional pada masanya kelak.
Ibarat kepompong, usaha SBY mempercepat proses pematangan diri AHY ini justru membahayakan nasib dan karir AHY.
• Dikunjungi Najwa Shihab, Begini Kondisi Sel Setya Novanto hingga Nazaruddin di Lapas Sukamiskin
Dia tdk akan tumbuh dg kuat sebagai kupu-kupu.
Kasihan.
Maka koalisi PD dg siapapun (Jokowi atau Prabowo) bisa terjadi kalau tawaran posisi utk AHY diturunkan.
Misalnya menjadi ketua tim sukses, setelah itu menjadi Menteri.
Baru 2024 jadi cawapres atau capres bersaing dg Ganjar, Ridwan Kamil, dan tokoh harapan bangsa lainnya.
Semoga Pak SBY sehat selalu.
AHY dan Partai Demokrat jaya selalu.
Bagaimanapun SBY jasanya besar utk bangsa, dan PD serta AHY adalah bagian dari aset bangsa ini utk terus mengawal demokrasi Pancasila.
Salam hormat utk semuanya," tulis Nadirsyah Hosen.
• Pengakuan Mantan Narapidana terkait Jual Beli Fasilitas di Lapas hingga Harga Surat Izin Sakit Napi

Sementara itu, dikutip dari KompasTV, SBY mengatakan jika dalam pertemuannya dengan Prabowo di Kuningan pada Selasa (24/7/2018) tidak membahas mengenai cawapres.
Akan tetapi, ketika mendapatkan pertanyaan dari awak media, SBY mengatakan posisi cawapres bukanlah harga mati.
"Saya tidak membicarakan cawapres saat ini, setiap partai politik pasti menginginkan kadernya untuk menjadi capres atau cawapres, tapi bagi saya posisi cawapres bukanlah harga mati" kata SBY.
Pernyataan SBY tersebut disambut Prabowo dengan sebuah penegasan soal AHY.
"Saya tegaskan bahwa SBY tidak meminta AHY menjadi cawapres, tapi yang saya butuhkan adalah orang yang memiliki kapabilitas dan mampu berkomunikasi dengan pemuda, jika dalam pertemuan dengan partai PAN dan PKS, nama AHY adalah nama yang dibicarakan maka saya katakan why not? Jadi intinya tidak ada harga mati soal cawapres, niat kami adalah memberikan yang terbaik untuk rakyat," ujar Prabowo.
Dalam pertemuan tersebut, SBY juga membacakan 3 poin besar hasil pertemuannya dengan Prabowo Subianto.
1. Komitmen bersama selaku Pemimpin Gerindra dan Pemimpin Demokrat untuk menciptakan Pemilu 2019 yang berlangsung secara jujur, adil, dan damai.
2. Kami mendiskusikan perkembangan situasi nasional, terutama yang dihadapi dan dialami oleh rakyat Indonesia.
3. Atas dasar tersebut, kami membahas koalisi Partai Demokrat dan Gerindra dan partai-partai lainnya.
• Jawaban Johan Budi saat Ditanya Mengapa Ali Ngabalin Lebih Banyak Berbicara Mewakili Pemerintah
(TribunWow.com/Lailatun Niqmah)