Wasekjen Hanura Kecewa dengan Pernyataan Wiranto
Ketua Umum partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), Wiranto mendapatkan komentar dari wakil sekretaris jendral partainya, Rio Ramabaskara.
Penulis: Tiffany Marantika Dewi
Editor: Fachri Sakti Nugroho
TRIBUNWOW.COM - Ketua Umum partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), Wiranto mendapatkan komentar dari wakil sekretaris jendral partainya, Rio Ramabaskara.
Melalui Twitter miliknya, @Rio_Ramabaskara, dirinya mengaku kecewa dengan statement Ketua Umumnya itu, Selasa (24/7/2018).
Rio pun juga mentautkan berita yang mengatakan jika Wiranto minta kadernya tiru kegigihan setan.
Wasekjen Hanura ini membantah jika setan tidak layak menjadi panutan walaupun hanya sebagian.
"Saya Kecewa dengan Statement ini. Jendral harus paham bahwa yang namanya Setan tetaplah Setan. Tak layak dijadikan Panutan meski hanya sebagian," tulis Rio.
• Sekjen PKB Abdul Kadir Karding: Kekuatan 6 Parpol Pengusung, Modal Utama Jokowi Selanjutnya
Sementara itu, dari berita Kompas.com, Wiranto meminta meniru sikap-sikap tertentu setan yakni gigih dan tidak saling menjatuhkan.
Hal ini dilakukan dalam rangka usaha Hanura memenangi pemilihan umum 2014.
Wiranto menjelaskan, apa yang dia maksud dengan meniru kegigihan setan adalah karena setan terus berusaha menggoda manusia tanpa mengharapkan imbalan.
Setan, kata Wiranto, juga bekerja tanpa pernah saling menjatuhkan.
"Kalau setan ganggu manusia tak pernah menyerah, tak pernah berhenti. Saya setuju kegigihan setan itu patut dicontoh dalam pertandingan dan ternyata setan tidak saling menjatuhkan." kata Wiranto.
• Hasil Survei LIPI terhadap Kinerja Pemerintah di Bidang Hukum, Keamanan, dan Ekonomi
Wiranto pun menambahkan dengan menyebutkan setan yang populer di Indonesia.
"Tidak pernah ada kuntilanak mengganggu tuyul, masing-masing menghormati profesinya," kata Wiranto dalam acara buka bersama di Kantor DPP Hanura, Jakarta Pusat, Sabtu (20/7/2013).
Calon presiden dari Partai Hanura itu menyampaikan, filosofi itu ia dapat dari tausiah seorang penceramah saat dirinya berkunjung ke Kalimantan Barat.
Penceramah itu menyampaikan bahwa manusia kalau bertanding dengan kesetanan itu bagus.
Hal itu diartikan gigih, pantang menyerah, dan bukan mengikuti kejahatan yang ditawarkan setan.