Fahri Hamzah Khawatir BUMN Alami Masalah Besar, Jubir PSI Justru Sebut Ada Kenaikan Nilai Aset
Juru Bicara Bidang Kepemudaan, Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Dedek Prayudi membalas cuitan Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah.
Penulis: Wahyu Ardianti
Editor: Astini Mega Sari
TRIBUNWOW.COM - Juru Bicara Bidang Kepemudaan, Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Dedek Prayudi membalas cuitan Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah.
Mulanya, Fahri Hamzah menuliskan kicauan yang membahas dilematika Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Dalam cuitan tersebut, Fahri khawatir bahwa BUMN telah mengalami masalah besar.
Menurutnya, BUMN gagal melaksanakan mandat pasal 33 UUD 1945.
Fahri Hamzah juga menyatakan secara terbuka bahwa dirinya mengkhawatirkan cara pemerintah mengelola BUMN.
• Ali Ngabalin Diangkat Jadi Komisaris AP I, Sadi Didu Sebut Tidak Melanggar Aturan
"Saya khawatir BUMN kita dalam masalah besar.... Hutangnya lebih besar dari hutang negara...tempat mangkal tim sukses, dikelola tanpa pertanggungjawaban dan menjadi petugas operasi ekonomi komando dengan kewajiban menyiapkan dana bagi kegiatan politik penguasa. #Waspadalah.
Sebagai perusahaan negara, BUMN sering mendapatkan tugas2 khusus, baik dalam pengertian yang positif maupun yang berarti bahwa ia melayani politik penguasa. Baik program yg tidak layak secara bisnis maupun pintu bagi kegiatan cari dana politik yang besar. #DilemaBUMN.
Di satu sisi, seperti mandat pasal 33 UUD 1945 BUMN adalah lambang dari adanya “dikuasai oleh negara” tetapi sering gagal melaksanakan “untuk dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”. Dikuasai sering tapi tidak mencapai kemakmuran takyat. #DilemaBUMN.
Hari ini, kita agak mengkhawatirkan cara pemerintah mengelola BUMN. Terutama setelah DPR membentuk #PansusAngket #KasusPelindo2 yang berakhir dengan meminta Presiden Memberhentikan Menteri BIMN dan juga menolak Menteri yang Sekarang untuk hadir dalam rapat. #DilemaBUMN.
Kita ingat, #PansusAngket yang dimotori oleh Fraksi PDIP ini memang terbukti bahwa dalam #KasusPelindo2 memang ada korupsi dan telah ada tersangka (RJL) yang sampai sekarang masih bebas berkeliaran dan @KPK_RI diam sana tanpa tindakan. Seribu alasan dicari. #DilemaBUMN.
#KasusPelindo2 menambah kuat argumen bahwa #DilemaBUMN itu memang nyata. Dan jika ada orang kuat yang terlibat maka ia tak tersentuh. Termasuk oleh @KPK_RI yang diam saja membiarkan temuan kerugian negara oleh @bpkri sebesar Rp. 3,08 T terbengkalai begitu saja.
Sekarang, #DilemaBUMN semakin nampak. Setelah disuruh melaksanakan ambisi pemerintah dengan Menguras keuangan yang ada, BUMN akhirnya berhutang Mencapai 5000 trilyun dan melebihi hutang pemerintah. Apa setelah hutang? kita tahu?
Pengelolaan BUMN perlu pengetahuan. Mengakhiri #DilemaBUMN itu memerlukan keberanian. Kita akan terus melihat BUMN sebagai sapi perah politik apabila dilema-nya tidak dihentikan. Inilah kekhawatiran kita sekarang di saat bergolaknya BUMN besar PLN, Pertamina, dll. Tks," tulis Fahri Hamzah.
• Rachland Nashidik Bandingkan Sikap TGB dengan Rizal Ramli terhadap SBY
Kicauan Fahri tersebut lantas ditanggapi Dedek Prayudi melalui akun Twitter-nya, @Uki23, pada Jumat (20/7/2018).
Menurut Dedek, BUMN telah menjadi mesin produktivitas bangsa yang mengalami kenaikan nilai aset sebesar 2700 triliun rupiah.