Said Didu: Orang Freeport Buka ke Saya 'Banyak Benalu di Jakarta, Kami Capek Tertekan di Indonesia'
Mantan staf khusus menteri ESDM Muhammad Said Didu turut menyoroti soal benalu-benalu Freeport.
Penulis: Laila N
Editor: Claudia Noventa
Saya hanya tahu bahwa perusahaan tambang sebesar ini di Kanada dan di New Zealand yang paling bagus tambangnya, itu penerimaan negara sekitar 60 persen.
Kembali ke negara dalam bentuk royalti, pajak, dan lain-lain.
Saya hitung saat itu dari Freeport sekitar rata-rata 42 persen, termasuk deviden.
Saya bilang saya minta naik 60, langsung dijawab saya bersedia.
Saya kaget kok bersedia? 'Tapi tolong saya dibantu, bantu saya membersihkan benalu-benalu, karena kami sudah capek tertekan di Indonesia.'
Dan dia sudah menyatakan, selalu perunding-perunding yang dikirim ke Indonesia selalu ujungnya diinjak kakinya itu dia katakan," ungkap Said Didu.
Meski demikian, Said Didu enggan menyebutkan siapa orang-orangnya.
Said Didu kemudian menjelaskan apabila saat ini ada dua persoalan yang dihadapi terkait kontrak Freeport.
"Satu, kalau nunggu sampai 2021 maka investasi bawah tanah, tambang bawah tanah yang sekarang sudah 600 km stop.
Itu 20 miliar dolar, kalau itu berhenti, maka tutup tambang atas tanah. Maka ekonomi Papua akan bermasalah," kata Said Didu.
• Diusung Jadi Caleg PDIP, Kapitra Ampera Berikan Sejumlah Syarat
"Maka timbul dua masalah, satu ada yang mengatakan masuklah kita arbitrase. Persoalannya tambah ini dijaga 24 jam, ada goyang sedikit maka langsung ditempel, dipalu.
Ahli tambang pasti paham, tambang yang runtuh tidak akan bisa kita masuk lagi.
Jadi, kita mau zero some game atau cari win win solution?
Yang kedua, Freeport ini daerah tertutup, sekali tambang tidak dioperasikan maka semua orang bisa masuk, emas di dalam.
Pada saat semua orang sudah masuk, kepala suku di dalam, maka jangan ada harap lagi bisa masuk (negara). Secara sosial," jelasnya.
"Jadi kita berunding saat itu benar-benar memikirkan, kalau terjadi gejolak Papua dan Pak Jokowi tidak bisa menyelesaikannya, maka pemerintah akan menjadi masalah," tambah Said Didu.
Said Didu kemudian meminta agar semua orang tidak menyalahkan presiden masa lalu atau memuji presiden masa sekarang atas Freeport.
Menurut Said Didu, siapapun presidennya, hal ini (kontrak) sudah waktunya sampai.
Said Didu juga mengatakan jika setiap era pemerintahaan pasti menerima hasil dan menerima masalah.
• Siap Hengkang dari Chelsea, Eden Hazard Dikabarkan Capai Kesepakatan dengan Real Madrid
Simak selengkapnya dalam video di bawah ini: