Breaking News:

Barisan Emak-emak Militan Demo di Depan Istana Merdeka, Beberapa Tuntutan Disampaikan

Para emak-emak tersebut membawa peralatan dapur seperti alat penggorengan, hingga cangkir dalam aksi demo ini.

Penulis: Laila N
Editor: Claudia Noventa
Capture/Kompas TV
Emak-emak demo di depan Istana 

TRIBUNWOW.COM - Emak-emak yang tergabung dalam Barisan Emak-emak militan (BEM) melakukan aksi demo di depan Istana Merdeka, Jakarta, pada Rabu (18/7/2018).

Para emak-emak tersebut membawa peralatan dapur seperti alat penggorengan, hingga cangkir dalam aksi demo ini.

Dilansir TribunWow.com dari KompasTV, emak-emak tersebut juga tampak membawa bendera dan sejumlah tulisan berisi tuntutan mereka.

Seperti menuntut agar harga sembako hingga tarif dasar listrik turun.

Mereka mengatakan jika harga sembako seperti telur terus mengalami kenaikan.

Emilia Contessa Ungkap Biaya Pengobatan Cucunya di Singapura

Berikut contoh tulisan yang mereka bawa:

"Batalkan rencana kenaikan harga LPG."

"Turunkan harga beras!!!"

"Harga daging mahal jangan suruh kamu makan keong sawah."

"Turunkan tarif dasar listrik!!"

Selain menyoroti harga sembako, mereka juga menyuarakan isu soal pendidikan, sambil membawa spanduk bertuliskan 'Pendidikan adalah hak, negara wajib menjamin!!'.

"Kalian semua digaji oleh rakyat, kalian semua dipilih oleh rakyat," teriak mereka.

Sejumlah aparat tampak bersiaga mengamankan barisan emak-emak tersebut.

Demo berakhir setelah perwakilan emak-emak diterima oleh sekretaris negara.

Jawaban Mahfud MD ketika Ditanya Dahnil Anzar soal Kasus Papa Minta Saham Riza Chalid

Diberitakan Kompas.com, dalam sepekan terakhir, harga sembako, terutama telur mengalami kenaikan yang signifikan.

Pada Jumat pekan lalu di Pasar Palmerah Jakarta misalnya, harga telur ayam mencapai Rp 29.000 per kilogram hingga Rp 32.000 per kilogram.

Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) Abdullah Mansuri mengungkapkan jika kenaikan harga telur beberapa hari terakhir sangat tinggi.

"Persoalan telur ini sebenarnya bukan satu dua hari saja, melainkan sudah cukup lama. Cuma memang dalam minggu ini kenaikannya lebih agresif dibandingkan sebelumnya yang kenaikannya bisa 300 sampai 500 perak," tutur Abdullah, Senin (16/7/2018).

Abdullah pun mengakui, kenaikan harga telur ayam tersebut tak hanya merisaukan konsumen, melainkan juga menimbulkan kekhawatiran di kalangan pedagang.

Pasalnya, selain semakin sulit menjualnya para pedagang juga mengalami kesulitan dalam memperoleh telur ayam tersebut.

Kesulitan itu semakin diperparah dengan tak mampunya para pedagang menambah modal jualannya.

"Semakin mahal harga semakin sedikit jumlah produksi yg kita dapat. Modal kita katakanlah sehari sejuta ya, ya sehari terus sejuta. Kita enggak bisa tambah modal lagi. Produksinya kan semakin berkurang," jelas Abdullah.

Said Didu: Orang Freeport Buka ke Saya Banyak Benalu di Jakarta, Kami Capek Tertekan di Indonesia

Di sisi lain, pemerintah melalui Menteri Perdagangan ( Mendag) Enggartiasto Lukita telah memanggil para peternak ayam petelur dan penjual pakan.

Enggar pun memastikan bahwa pihaknya telah menyiapkan langkah-langkah untuk menstabilkan harga telur di pasaran.

"Ada beberapa langkah ke depan yang kita mintakan dan juga dapat respons positif dari para pelaku, yaitu jangan mengambil tambahan keuntungan," kata Enggar.

"Kami menyiapkan langkah untuk melakukan intervensi pasar. Langkah itu dilakukan dengan kita meminta para integrator yang besar itu untuk mengeluarkan stoknya dan kami akan melakukan penjualan langsung di pasar," sambungnya. (TribunWow.com/Lailatun Niqmah)

Tags:
JokowidemoThe Power of Emak-emakYouTubeSembako
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved