Analis Politik LIPI Unggah Hasil Survei Elektabilitas Partai, Tidak Menjawab jadi Pilihan Tertinggi
Analis Politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Syamsuddin Harris mengunggah hasil survei LIPI yang dirilis hari ini, Kamis (19/7/2018)
Penulis: Tiffany Marantika Dewi
Editor: Wulan Kurnia Putri
Dari pertanyaan itu, tren kenaikan elektabilitas Jokowi menjadi salah satu temuan survei.
"Posisi saat ini elektabilitas Jokowi di angka 49,30 persen. Ada kenaikan dibanding survei bulan Mei yang saat itu posisinya 46 persen. Ada kenaikan 3,3 persen. Sehingga memang kita bisa lihat ada tren kenaikan petahana pascapilkada 2018," ujar Adjie dalam rilis survei Pasangan Capres dan Cawapres Pascapilkada di kantor LSI Denny JA, Jakarta, Selasa (10/7/2018).
Di sisi lain, Adjie juga menjelaskan elektabilitas lawan cenderung stagnan jika melihat hasil survei bulan Mei dan Juli ini.
Pada survei Mei lalu, elektabilitas total dari gabungan nama-nama lawan Jokowi sebesar 44,7 persen.
Pada survei Juli, elektabilitas lawan-lawan Jokowi berada di angka 45,2 persen.
"Artinya tidak terlalu terjadi kenaikan signifikan sehingga kita simpulkan ini cenderung stagnansi elektoral," kata Adjie yang dikutip TribunWow.com dari Kompas.com.
• Perebutkan Kursi Parlemen, Sahrul Gunawan: Gue Harus Duduk di Situ!
Namun demikian, Adjie menilai elektabilitas Jokowi yang mencapai 49,30 persen belum mencapai batas aman, yaitu 50 persen.
Ia menilai situasi itu membuat posisi Jokowi cenderung tidak aman sebagai petahana.
"Harusnya elektabilitasnya di atas 50 persen. Jadi, walaupun ada tren kenaikan namun tren kenaikan ini belum melewati angka di atas 50 persen," ujarnya.
Survei ini menggunakan metode multistage random sampling di 33 provinsi Indonesia.
Adapun margin of error survei plus minus 2,9 persen.
Artinya, angka survei bisa berkurang atau bertambah sebanyak 2,9 persen.
Survei ini dibiayai secara mandiri oleh LSI Denny JA. (TribunWow.com/Tiffany Marantika)